7

136K 8.4K 27
                                    

"Darren!! Udah siap belum? Sekarang cepat kesini nanti kamu terlambat!!" Teriakan itu menggelegar diseluruh penjuru rumah sekarang, Vereya seperti mengembalikan kekuatan suaranya ketika dirinya menjadi Hena kala itu.

Jika kembali di ingat, apa ini perasaan mama nya waktu ketika memintanya untuk segera bangun. Jika ya, dirinya merasa sedikit menyesal.

"Kenapa nyengir kaya gitu, apa kamu kira kamu menggemaskan." Sungut Vereya sebal.

Melihat Darren yang datang sambil menyengir kuda ketika datang ke meja makan, rasanya ingin langsung menendang bokong anak kecil ini.

"Maaf mommy."

Menghela napas sabar dan menatap Darren dengan penuh cinta, "tidak apa sayang, mommy ini adalah mommy yang akan memiliki sabar paling besar."

"Baik mommy." Ucapan cepat dari Darren membuat Vereya terkejut hebat,

"Sekarang cepat segera makan, dan mommy akan mengantar mu ke sekolah. Dan ingat jangan kemana-mana, mommy akan menjemput mu ketika mommy makan siang. Dan mommy akan menitip Darren ke daycare, apa itu tidak masalah?"

Sebenarnya Darren sangat pusing ketika mendengar Vereya yang berbicara dengan cepat, jadi dirinya hanya mengangguk patuh saja tanpa beban.

"Baik mommy."

Mereka kembali memakan sarapan mereka dengan benar, hari ini Vereya sudah mulai bekerja dan di pastikan dirinya akan selalu sibuk dalam bekerja dan mengurus Darren saat ini.

Mereka berjalan keluar menuju tempat taxi yang sudah dirinya pesan dan berangkat menuju tempat yang akan dirinya jalani.

"Jangan nakal, mommy akan menjemputmu jangan biarkan orang lain mengajak mu." Ujar Vereya ketika mereka sudah sampai di sekolah.

" Baik mommy."

Veyera melihat Darren sudah berlari kedalam, menurutnya ini bukan lah hal yang salah.

Vereya kembali masuk kedalam taxi, dirinya akan mempersiapkan diri untuk mencoba pekerjaan barunya.

∆^^^^^∆

Menatap Lamat pemandangan gedung tinggi ini membuat dirinya terkagum sempurna, pantas saja menjadi yang paling kaya ternyata memang sangat kaya.

Melangkah masuk dan mengatakan akan menemui pria bernama Stev, langsung bertemu dengan Stev dan di ajarkan apa saja yang perlu dirinya kerjakan.

Sedangkan Dave yang baru sampai menatap tajam kedekatan antara Stev dan Vereya, banyak orang sudah mengetahui status baru mereka. Kedekatan Stev dan Vereya yang dekat atau bahkan sangat dekat, membuatnya geram.

"Apa kalian sedang bekerja!"

Suara berat dan tajam itu mengintrupsi mereka berdua, menatap siapa yang bersuara dan membuat mereka berdua membungkuk hormat.

"Maafkan saya Tuan, saya hanya sedang mengajari tugas yang akan di kerjakan Nona Vereya." Jelas Stev dengan sedikit gugup.

Mendengar Stev menggunakan kata "Nona" membuat Dave sedikit menahan amarah, Cih~Nona dari mana?

"Apa harus sedekat itu!"

"Tidak Pak, ini bukan salah Tuan Stev ini salah saya. Saya minta maaf Pak." Ucap Vereya sambil membungkuk sopan.

Vereya merasa sangat bersalah, tadi dirinya yang terus memaksa agar Stev mau membantunya.

"Aku pikir bisa sambil ngegoda tangan kanannya, tapi aura bosnya sangat kuat jadi lupakan itu semua." Gumamnya dalam hati.

Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang