Waktu makan siang telah usai, saat ini Vereya dan Erbart telah selesai mengantar Darren ke tempat daycare yang akan menjadi tempatnya selama Vereya bekerja.
"Kenapa harus ke daycare? Apa kamu ga punya siapa pun disini?" Tanya Erbart pada Vereya.
"Huh! Aku ini seorang yatim piatu jadi ga ada siapa pun, dan Darren akan senang disana karna dia akan punya banyak teman."
"Baiklah, aku cuman ingin bertanya saja. Ga perlu marah, dan aku juga tidak teralu tau tentang hal itu." Balas Erbart santai.
"Omong-omong kamu ngapain ketempat kerja aku? Emang lagi ga sibuk Bart?" Tanya Vereya setelah mereka bersiap kembali ke tempat kerjanya.
"Aku cuman mau ketemu sama perempuan yang namanya Vereya aja, apa itu ga boleh?"
"Boleh aja, apa nanti Silvia ga akan marah ngeliat kamu justru nemuin aku disini?"
"Aku udah ngelepas Silvia buat kak Dave, ga masalah bukan? Jadi udah ga ada yang marah, kalo kamu khawatir sama hal semacam itu."
"APA!! Gimana bisa? Bukankah seorang Erbart justru sangat mencintai wanita bernama Silvia?" Beo Vereya dengan kencang.
"Ternyata memang benar beda banget dari novel, ngomong-ngomong dimana Aileen?" Ucapnya dalam hati.
"Udah engga Vereya, setelah tau kalo Silvia masih sangat mencintai kak Dave." Ucapan lesu itu membuat Vereya tanpa sadar menepuk pundak Erbart pelan.
"Ga masalah, semua udah di atur. Dan omong-omong dimana Aileen?" Tanya Vereya penasaran.
"Aileen? Siapa Aileen?" Tanya Erbart bingung.
"Aileen, tunangan kamu! Apa sebenarnya kamu lagi lupa sama tunangan awal yang kamu punya?" Tanya Vereya lebih bingung.
"kayaknya kamu lagi mimpi deh, Seorang Erbart ga pernah punya tunangan apa lagi seorang bernama Aileen."
"Apa beneran ga tau dia? Jadi bagaimana ini mamake, Vereya bingung trus nanti aku meninggal gara-gara apa dong?!"
"Jangan ngaco deh Vereya, udah gih sana. Ntar di omelin sama bos besar lagi."
Ucapan Erbart membuatnya tanpa sadar mengangguk dan bergegas menuju tempatnya, Vereya menatap mobil Erbart yang mulai menjauh. Vereya masih terus memikirkan semuanya, jadi ada apa ini sebenarnya.
"Kau terlambat 10 menit Nona!"
Vereya menatap kearah sumber suara, dan langsung membulatkan mata nya dengan sangat sempurna. Apa pria ini adalah seorang power ranges yang dapat dengan cepat berpindah tempat, Sampai akhirnya Vereya menetralkan kembali dirinya.
"Kan saya tadi sudah minta izin sama Bapak, jadi saya ga masalah dong."
"Perusahaan ini memiliki jam kerja yang sangat tepat, jadi terlambat sedikit itu tidak bisa di korting."
"Yaudah deh terserah Bapak aja, saya permisi." Ucapnya sopan
"Anda adalah karyawan baru yang sangat tidak sopan, jika anda terus berlaku semaunya saya tidak akan segan-segan untuk memecat Anda dari sini!" Ucapan Dave sangat keras dan datar, mereka semua menatap takut dan juga iba pada karyawan yang baru saja masuk ini.
"Kenapa bapak jadi marah-marah. Saya kan tadi sudah minta izin dan tadi Bapak sendiri yang memberi saya izin, trus kenapa sekarang malah marah-marah." Balas Vereya dengan galak.
"Anda berani melawan nona!"
"Ya, anda mau apa Bapak Dave Tivadar Lexander." Ucap Vereya dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}
Teen Fiction"Tu-tunggu dulu, ini pasti adalah sebuah hayalan. mana mungkin aku jadi istri orang kaya, bahkan yang paling kaya!" "emakkk! Aku bakalan hidup bahagia gak sih?" "sebelum cerai, nikmati dulu uangnya pak suami." Hena Alestia adalah seorang gadis yang...