10

129K 7.8K 187
                                    

"sini duduk dulu, tenangin diri dulu sebentar."

"Namamu siapa boy?" Tanya Vereya pada pria kecil manis ini.

"Nama ku Hardin anuty." Jawab pria itu dengan malu.

"Ih~ ga usah malu dong, Tante ga gigit kok. Umur Hardin sekarang berapa?"

"5 tahun Aunty." Ucap Hardin dengan semangat.

"Waahh~ Sama kayak Darren dong, sekolah dimana?"

"Bisa kita bicara berdua Sya?" Ujar Calista pelan.

Awalnya Vereya bingung dengan perempuan ini, tapi sebuah ingatan tiba-tiba hadir dan mengatakan bahwa perempuan ini adalah sahabatnya. Perempuan yang sama dengan nya, tidak pernah mendapatkan cinta dari suaminya karna obsesi yang mereka miliki untuk menjadi seorang yang kaya.

"Lis maaf, aku sempet lupa sedikit. Karna beberapa memori sempat hilang karna suatu alasan" ucap Vereya meyakinkan.

"Hardin main kedalam sama Darren dulu ya, Darren boleh main sebentar sama Hardin karna mommy mau bicara sembentar sama Aunty Lista boleh?" Tanya Vereya pada Darren.

"Boleh mommy, ayo Hardin kita main kedalam."

Darren menarik tangan Hardin dengan santai, dan mengajak nya untuk masuk ke kamarnya.

Setelah memastikan kedua anak itu pergi Vereya mulai mendekat, "Ada apa Lis?"

"Kita bakalan sama terus Sya, kita berdua gadis miskin ga tau malu. Yang mau hidup kaya, karna sebuah obsesi gila kita berdua terjebak dalam hubungan yang hancur. Menyakiti semua orang karna keinginan sesaat yang kita miliki." Ucap Calista pelan.

"Kalian juga mau cerai? Kalo memang itu yang terbaik untuk kalian, lakukan jangan tahan sebuah hubungan yang tidak bisa berjalan."

"Sya? Apa aku akan bahagia? Aku takut Sya!"

Vereya memeluk Calista dengan sangat erat, dirinya juga sempat memiliki ketakutan ini. Tapi jika terus memaksa rasa sakit itu akan terus hadir, jadi melepaskan lebih baik dari apapun nanti.

"Lis jangan takut, kita sahabat bukan? Kita sama-sama jalanin ini, kita bisa bareng-bareng disini. Kamu bisa jagain anak-anak selagi belum kerja, kita bisa sekolahin Hardin sama Darren barengan jadi jangan takut." Ucap Vereya dengan sangat tulus.

"Sya, makasih banget. Aku kangen masa-masa kita dulu, jangan tinggalin aku Sya! Aku ga bisa buang semua kenangan baik kita bertiga."

"Bertiga?" Beo Vereya pelan.

"Iya, Vereya, Calista sama Nathaleon."

"Nathaleon?"

"Iya Nathaleon, kita bertiga penghuni asrama panti. Kita bertiga bersahabat, setelah ini kita ketemu Nathaleon ya. sekarang dia udah bisa lupain seorang Vereya," ucapan Calista dengan semangat.

"Jadi tambah ga ngerti Lis? Maksudnya apa? Pelan-pelan jelasinnya."

∆^^^^^∆

Pintu terbuka sangat lebar, menandakan ada yang baru saja memasuki masion mewah ini. Melangkah pelan, dan berhenti kala mendengar ada yang memanggilnya.

"Erbart! Kamu dari mana aja?" Panggil Jovanka.

"Aku baru selesai sama urusan aku nek."

"Urusan apa sampai malam gini, tadi nenek tanya sama teman kamu, kamu udah selesai tugas dari sebelum jam makan siang."

"Nek, bisa tolong berhenti sama urusan aku. Aku cape aku mau istirahat, selamat malam nek."

Erbart melangkah menjauh, saat ini dirinya tak ingin berdebat dengan apapun. Jovanka Menatap nyalang punggung Erbart seolah ingin menghancurkan tubuh itu, Jovanka menatap kesal pada cucunya ini.

Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang