Pintu besar itu terbuka dengan lebar, para pelayan membungkuk sopan seolah menandakan bahwa sang penguasa telah datang.
Vereya menatap pemandangan itu dari atas, setelah memastikan Darren tertidur dengan nyaman Vereya segera keluar. Dan melihat pemandangan yang terlihat sangat mengaggum kan, dimana aura sang pemimpin yang sangat mendominasi kedaan saat ini.
Pandangan kedua saling bertemu, tanpa memutuskan tatapan matanya Vereya melangkah untuk turun seolah menantang sang penguasa ini tanpa takut.
"Apa kau baik-baik saja." Ucap Vereya dengan manja.
Dave menaikan sebelah alisnya, menatap bingung wanita yang dikatakan sedikit melupakan ingatannya.
Menetralkan rasa kebingungannya, mulai berdehem dan akan memancing wanita di hadapannya ini."Setelah ini datang ke ruang kerja ku, dan tanda tangan sebuah berkas penting." Ucapnya dan berlalu begitu saja.
"Kau tidak ingin makan malam terlebih dahulu, kau pasti sudah sangat lelah bukan?" Ucap Vereya dengan nada manjanya.
Para pelayan yang mendengar nada ucapan sang nyonya, mulai bergetar takut apalagi melihat aura yang sang penguasa keluarkan.
"Tidak perlu berbasa-basi Vereya, datang keruang kerja ku dengan segera."
Vereya tersenyum senang, dirinya sungguh jenius. Maka setelah ini dirinya akan bergelar janda muda, lihat saja akan di pastikan bahwa dirinya akan hidup bahagia dengan semua kebahagiaan yang akan dirinya dapatkan.
"Nyonya." Ucap Cellin pelan, mereka takut bahwa sang Nyonya akan kembali mendapatkan sebuah serangan yang tak terduga.
"Aku baik-baik saja Cellin, tidak perlu khawatirkan apapun." Ucap Vereya dengan santai, sambil melangkah ketempat tujuannya.
Stev menatap sendu punggung wanita itu, berharap bahwa sang Tuan nanti nya tidak akan pernah menyesal.
∆^^^^^∆
Ceklek-
"Sekarang masuklah!" Suara itu pertama masuk dalam Indra pendengarannya ketika membuka pintu ruangan.
Memandang takjub, seolah menunjukan bahwa dirinya masih sama saja. Hingga pandangannya teralihkan pada pria tampan yang juga ikut memasuki ruangan suram ini,
"Gila cuy, ternyata banyak yang ganteng juga. Ini kenapa aku ga sadar kalo ada orang seganteng ini, memang sang antagonis lebih tampan tapi ini juga bisa masuk dalam sebuah list tampan. Apa abis jadi jendes aku Pepet cowok ini aja ya, tapi kita liat dulu orang-orang yang lain deh." Ucapnya dalam hati.
Dave menatap itu semua, mulai dari Stev masuk dan bahkan sedang berdiri disampingnya wanita gila ini masih terus menatap Stev dengan penuh damba. Sedangkan Stev yang sudah dapat merasakan aura kekelaman mulai sedikit takut, dirinya juga menyadari bahwa sang nyonya sejak tadi terus menatapnya.
"Kemarilah." Ucapan pria itu membuat Vereya tersadar, dan mulai mendekat untuk duduk dihadapan pria itu.
"Ini." Ucap Dave sambil menyodorkan sebuah berkas pada Vereya.
Dirinya akan memanfaatkan keadaan agar dirinya bisa bebas sementara dari wanita ini, dan melakukan aksinya yang sempat tertunda. Sudah cukup penantian selama 6 tahun ini, dirinya sudah tidak tahan.
"Ini adalah sebuah dokumen kesepakatan, jadi bacalah."
Vereya menerima dokumen itu, dengan sambil berpura-pura bodoh. Karna dirinya sudah sangat yakin bahwa pria ini akan memanfaatkan sedikit amnesianya, dari mana Vereya tau karna Vereya pernah mendengarkan pembicaraan pelayan ketika sedang menghubungi pria antagonis ini.
Mulai membaca dengan perlahan, dirinya perlu memastikan bahwa isi dokumen ini bisa menguntungkan dirinya walaupun sedikit.
"Itu semua bersih untuk ku? Bagaimana dengan Darren?" Tanya Vereya, karna dirinya tidak melihat ada biaya untuk Darren.
"Kau ingin membawa Darren?"
"Mungkin, aku tidak yakin Darren akan baik-baik saja disini. Aku akan menyetujuinya jika Darren bersama ku, dan kau bisa membantu ku untuk mendapatkan pekerjaan. Karna tidak mungkin aku terus menggunakan uang itu untuk biaya ku, jadi perlu tambahan yang pasti." Ucap Vereya santai.
"Aku akan menanggung semua biaya Darren sampai dirinya lulus perguruan tinggi, da-"
"Kau mengatakan kebenaran! Tidak perlu sampai perguruan tinggi, samakan saja. Nanti istri baru mu akan mengamuk karna tau bahwa suaminya membiayai anak dari mantan istrinya, jadi samakan saja biayanya." Balas Vereya dengan cepat.
Stev yang mendengar penuturan santai dari sang nyonya menganga hebat, apa wanita ini benar-benar ingin bercerai.
"Kau serius?!" Ucap Dave dengan hati-hati.
"Aku serius, apa wajah ku terlihat bercanda? Lagi pula aku sudah terlalu malas terus berdebat dan berakhir mengenaskan, jadi lebih baik memang kita akhiri semua ini. Semuanya sudah cukup untuk ku, jadi sekarang mana pulpennya."
Mengambil pulpen dengan sendirinya, dan membubuhkan tanda tangannya. Vereya menatap dokumen ini dengan senyum yang mengembang sempurna.
"Sebentar lagi aku akan memiliki banyak uang, dan itu akan double sama milik Darren. Yes, aku ga masalah jadi janda, karna setelah ini akan aku temukan pria tampan dan juga kaya lainnya."
"Ini sudah selesai, jangan lupa bantu aku untuk mendapatkan pekerjaan. Dan tuan Stev nanti berikan semua uang perjanjian ini nanti ya, aku dan Darren akan pergi besok jadi karna kau adalah tangan kanan yang hebat tolong selesaikan dengan cepat." Vereya menatap Stev dengan kagum,
"Jadi terimakasih, Tuan Dave Tivadar Lexander terhormat karna sudah mau menampung gembel ini dan juga anaknya selama ini. Saya pamit undur diri, saya doakan anda segera menikah dengan wanita yang anda cintai dan hidup berbahagia."
Menunduk dengan hormat, melangkah keluar dan menutup pintu kembali, dan Kembali dengan sangat terkejut.
"Apa yang kalian lakukan." Bisik Vereya ketika melihat banyaknya pelayan berdiri di depan pintu ini,
"Nyonya baik-baik saja? kami hanya sedang menunggu, siapa tau Tuan berteriak agar meminta menyeret nyonya keluar."
Balasan dari Cellin membuat Vereya menganga lebar, bagaimana bisa mereka sudah sigap secepat ini. Apa memang selama ini Vereya selalu mendapat kekerasan jika tidak ingin mendatangani surat cerai?.
"Aku baik-baik saja Cellin, jadi kalian semua bisa bubar dan kembali kekamar kalian masing-masing."
"Dan Cellin bantu aku untuk mengemasi barang-barang ku dan juga barang Darren sekarang!"
Perkataan terakhir Vereya membuat semua para pelayan berhenti dan kembali berbalik, "nyonya dan Tuan Darren akan kemana?
"Jangan panggil nyonya lagi, aku bukan lagi nyonya dirumah ini. Jadi panggil nama ku saja. Karna kita sekarang sama, aku hanyalah gadis gembel yang memaksa agar menjadi nyonya kaya."
"Jadi jangan banyak tanya lagi, kalian kembali lah dan Cellin bantu aku segera."
Berlalu begitu saja meninggalkan para pelayan yang menatapnya dengan iba, biarkan nyonya mereka terbang bebas. selama ini sang nyoya selalu mendapat kekerasan yang tidak masuk di akal. Mungkin itu kesalahan nya, tapi para pelayan sadar bahwa rasa cinta dan kasih sayang sang nyonya sangat tulus.
Mereka berharap jika perpisahan adalah jalan yang terbaik untuk mereka berdua, semoga Tuan dan Nyonya mereka dapat menemukan kebahagian yang selama ini belum mereka temukan.
"Nyonya benar-benar akan pergi, berasama Tuan muda Darren?"
Terimakasih ヾ(*'O'*)/
🤸
🌟Mari merapat, kita ramaikan kembali kisah ini...
Jangan lupakan untuk vote yaa, bantu aku dan komen dimana letak kesalahan dalam penulisan biar aku revisi dengan lebih cepattt....
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}
Teen Fiction"Tu-tunggu dulu, ini pasti adalah sebuah hayalan. mana mungkin aku jadi istri orang kaya, bahkan yang paling kaya!" "emakkk! Aku bakalan hidup bahagia gak sih?" "sebelum cerai, nikmati dulu uangnya pak suami." Hena Alestia adalah seorang gadis yang...