Menatap pemandangan malam dengan sepuntung rokok dalam sela-sela jarinya, Dave mulai memikirkan semuanya.
Sebentar lagi semuanya akan berjalan dengan harapannya selama ini, tidak ada yang bisa menghalau dirinya untuk bertindak. Dirinya bersyukur karna pertengkaran terakhir mereka, membuat sedikit rasa khawatirnya berkurang.
Dan semuanya bisa berjalan dengan semestinya, para keparat akan sedikit tertipu dengan tingkahnya saat ini."Sebentar lagi Silvia, aku akan kembali merebut mu. Jadi tetaplah seperti itu, aku akan menangkap mu dengan penuh kasih." Ucapnya sambil sedikit berteriak.
Merogoh telpon nya, menelpon Stev agar segera mempersiapkan semuanya dengan baik. Pria itu harus tau bahwa dirinya sangat bahagia, saat ini dirinya tak ingin melakukan sebuah kesalahan.
"Stev siapkan semuanya seperti yang wanita itu minta, dan kau bisa siapkan pekerjaan yang tepat di salah satu divisi di perusahaan."
".,............"
"Ikuti saja, biar dirinya mendapatkan keinginannya."
Memutus panggilan secara sepihak, menatap foto yang berada dalam wallpaper ponselnya.
Sedikit tertawa dan meninggikan suaranya, "kau hanya akan menjadi nyonya Lexander Silvia, bukan Rayden."
Mematikan rokoknya, memutuskan untuk ber istirahat. Dirinya akan menjalani hidup dengan baik, besok kebahagiaan akan terus muncul padanya.
Sedangka disisi Stev merasa kalut, bagaimana Tuannya membiarkan mantan istrinya berkerja di perusahaan miliknya. Memang tidak ada yang tau dengan siapa Tuan nya itu menikah, tapi apakah pria arogan itu akan merasakan Boomerang yang dirinya ciptakan.
"Biarkan saja. Kita lihat sampai mana pria itu sanggup bertindak sesukanya, aku akan menurutinya saja."
∆^^^^^∆
Pagi ini Vereya sudah repot kesana kemari, memastikan tidak ada barang yang akan tertinggal sama sekali.
Dirinya sangat sudah tidak sabar akan menjalani hari baru nya sebagai single mom. Tadi sangat terlalu pagi-pagi Stev datang menemuinya, dengan memberikan sebuah kartu atm atas namanya dan mengatakan bahwa dirinya bisa bekerja.
Walaupun sempat kesal karna ternyata dirinya berkerja di perusahaan sang antagonis, tapi ketika mendengar gaji yang di tetapkan membuatnya urung untuk kesal.
Saat ini Vereya masih menunggu Darren yang sedang bersiap, dan mereka akan mencari tempat tinggal bersama.
"Kau sudah siap nak?" Tanya Vereya ketika melihat putranya sudah sangat menggemaskan, saat ini mungkin dirinya perlu membeli beberapa stel baju baru untuk Darren.
"Sudah mommy, apa kita akan pergi sekarang?"
"Tentu! Ayo kita berangkat."
Darren menatap barang-barang mereka dan menunjuknya, "Apa kita tidak membawa barang-barang itu mommy?"
"Nanti saja, kita lihat rumahnya terlebih dulu. Baru nanti kita akan meminta sopir untuk membawa barang-barang kita nanti."
"Baiklah, Darren mengerti mommy."
Mereka berjalan bergandengan tangan, berjalan dengan riang seolah tak ada yang bisa mengganggu kebahagian mereka berdua saat ini. Hingga tanpa sengaja saling berpapasan dengan Dave di tangga, Vereya menatap sang antagonis ini hanya menggunakan pakaian santai.
"apa pria ini sedang Merayakan perpisahan mereka yang baru saja terjadi."
"Tuan, saya menitip barang saya sebentar, setelah mendapat rumah yang pas saya akan membawanya langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}
Teen Fiction"Tu-tunggu dulu, ini pasti adalah sebuah hayalan. mana mungkin aku jadi istri orang kaya, bahkan yang paling kaya!" "emakkk! Aku bakalan hidup bahagia gak sih?" "sebelum cerai, nikmati dulu uangnya pak suami." Hena Alestia adalah seorang gadis yang...