MOB 3 🔞

12.9K 563 16
                                    

cw // kissing, blowjob, fingering, bareback, cum inside, dll. Baca sendiri lah. Yg jelas NOT CHILD alias NC alias bukan lapak anak anak. Yang underage menjauh. Nekat baca ya udah resiko tanggung sendiri.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

“Jangan kaget begitu, Sayang.” Ujar Jaehyun dengan seringai menghiasi wajah tampannya.

“Bagaimana jika kita keluarkan berita bahwa Na Jaemin mengidap pedofilia dengan mengencani pemuda di bawah umur?” tanya Jaehyun dengan suara beratnya membuat Jaemin mengepalkan tangannya di bawah sana.

Pria itu menatap Jaehyun yang tak melunturkan seringainya setelah melempar ancaman untuk sang mantan suami. Ia kira, itu akan membuat Jaemin gemetar, namun siapa sangka jika Jaemin masih bisa membalas seringainya.

“Kau memang tidak tahu malu. Setelah menikahiku untuk menjadikanku alat, kau mencoba menyerang ku?” Tanya Jaemin dengan seringai membuat wajah Jaehyun berubah sangat dingin.

“Setidaknya berterima kasih padaku, siapa yang membuat perusahaan Ayahmu berjalan? Jika bukan karena keluargaku, kalian masih merangkak sekarang.” Lanjutnya, dia lihat wajah mantan suaminya itu sangat kecut.

Jaemin tersenyum lalu menyejajarkan tubuhnya dengan Jaehyun, kedua tangannya naik untuk mengetatkan dasi yang melingkari leher mantan suaminya, setelahnya dia menyapu-nyapu area pundak Jaehyun.

“Jadi manusia bukankah harus tahu berterima kasih setelah di tolong? Bahkan anjing mengerti caranya berterima kasih.” Ujar Jaemin dengan nada lembut namun terdengar sangat mengejek, apalagi dengan wajah lucu serta bibir mengerucut seolah merajuk atas sikap Jaehyun yang kurang ajar padanya.

Setelahnya, ia tersenyum ke arah Jaehyun dan tanpa berpamitan, dia melangkah pergi dari sana, menyisakan Jaehyun yang tampak sangat marah.

Raut wajah Jaemin berubah datar setelah menjauh dari Jaehyun. Dia langsung merogoh ponselnya dan mencari kontak kekasihnya.

“Halo...” Sapa Jaemin, pria itu masuk ke dalam mobil dan memberi arahan pada sopirnya agar mobil melaju.

“Ada apa Hyung?” Tanya Jeno di sela langkahnya menyusuri koridor sekolah.

“Aku ingin bicara denganmu.”

“Kenapa mendadak? Bicara saja.”

“Tidak bisa di telepon, ini sangat mendesak.”

Alis Jeno bertaut mendengar jawaban kekasihnya, bahkan dari nadanya terdengar serius.

“Baiklah.” Jawab Jeno.

Dan seperti yang telah mereka sepakati, mereka memutuskan bertemu dan bicara di rumah Jeno.

Ya, karena Jaemin masih sibuk siang tadi, jadi dia dan Jeno sepakat bicara di rumah Jeno, karena pekerjaan yang rumit, Jaemin baru menyelesaikan pekerjaannya pukul setengah dua belas malam. Jeno juga pulang pukul sebelas dari pekerjaannya.

Karena ia tak ingin Jeno menunggu di luar, dia putuskan untuk datang ke rumah Jeno.

Mobil milik Jaemin berhenti di depan gerbang rumah pemuda itu. Sebenarnya, itu adalah rumah yang Jeno sewa. Tidak besar, hanya rumah sederhana yang tidak terlalu lebar karena hanya dia tempati sendiri juga.

Jeno membuka pintu rumahnya saat mendengar suara ketukan dari luar. Dia lihat kekasihnya berdiri dengan senyum tipis.

“Masuklah, Hyung.” Ajak Jeno membuka pintu rumahnya semakin lebar.

Setelah Jaemin masuk, Jeno pun menutup pintu rumah. Mengingat waktu semakin larut. Jeno mempersilahkan Jaemin untuk duduk pada sofa di ruangan itu.

“Maaf Hyung, rumahnya kecil.” Ucap Jeno namun Jaemin hanya membalas dengan senyum tipis.

NOMIN STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang