“Aigooo pintar.” Puji Jaemin mengacak rambut Woobin.
Pria itu kini tengah berjongkok di balik etalase, sementara putranya duduk di atas kursi, baru saja menghabiskan satu porsi kue. Woobin tersenyum yang menampilkan gigi-giginya atas tindakan sang Papa.
Jeno yang mendengar itu lantas menoleh dan melihat interaksi Papa dan anak itu dari balik kaca etalase. Bibirnya tanpa sengaja mengulum senyum melihat betapa manisnya senyum Jaemin.
Tring tring.
Jaemin tersentak saat mendengar lonceng pelanggan berbunyi, dia meletakkan gelas bekas minum putranya dan berdiri untuk menyambut pelanggan, namun dia di buat terkejut saat melihat mantan suaminya berdiri di ambang pintu.Jaemin langsung menggendong Woobin untuk di bawa ke belakang.
“HEI!” bentak Jay dengan suara yang lantang membuat seluruh perhatian pengunjung tertuju ke arahnya. “Mau kau bawa ke mana anakku?” Tanya Jay seraya melangkah menghampiri Jaemin.
Jeno sempat tersentak saat melihat seorang pria melangkah masuk dengan wajah tengilnya. Dia kemudian melihat ke arah Jaemin yang tampak panik, pria itu berlari untuk membawa Woobin masuk ke dalam.
Sementara beberapa pengunjung langsung beranjak karena takut. Mereka masih di sana menonton seorang pria bertubuh kekar yang melangkah masuk.
Jaemin keluar lagi setelah membawa Woobin ke belakang, dia langsung menahan tubuh mantan suaminya yang hendak menemui Woobin.
“Mau apa kau?” Tanya Jaemin menahan tubuh Jay.
Jeno hanya bisa diam melihat pemandangan di depannya. Ternyata, pria itu adalah suami Jaemin. Namun entah mengapa, melihat ketegangan di antara keduanya, membuat Jeno merasa iba pada Jaemin. Hubungannya dengan sang suami pasti tak baik.
“Woobin-ah, ini Ayah, keluar Sayang!” Teriak Jay membuat para pengunjung semakin takut.
“Hei, kau tidak bisa seperti itu di sini. Pergilah!” Usir Jaemin.
“Beraninya kau mengusir Ayah yang ingin bertemu anaknya! Dengar, aku akan memastikan hal asuh Woobin jatuh ke tanganku!” Ancam Jay dengan seringai.
“Jangan bermimpi! Pergi dari sini!” Usir Jaemin mendorong tubuh besar mantan suaminya.
“Woobin-ah, ini Ayah. Ayo keluar, ikut Ayah. Kau lupa bahwa pagi, siang, malam Ayah yang merawatmu hah!” Teriak Jay.
“Apa ini?” Tanya Irene yang keluar saat mendengar keributan. “Apa yang kau lakukan di sini? Aku bisa menghubungi polisi karena kau membuat keributan di Cafeku.” Omel Irene seraya berkacak pinggang.
“Laporkan saja! Aku juga bisa melaporkan kalian karena mencoba menghalangi Ayah yang ingin bertemu anaknya.” Ancam Jay membuat Jaemin dan Irene membulatkan matanya.
Keduanya langsung menahan tubuh besar Jay yang hendak menerobos masuk untuk mengambil Woobin. Keributan terjadi di dalam Cafe. Jeno langsung beranjak dari duduknya da menarik kerah belakang kemeja Jay.
“Hei!” Bentak Jeno mendorong tubuh Jay hingga membentur kursi membuat para pengunjung memekik takut.
“Apa ini? Bajingan mana lagi yang berusaha menggangguku? Ah! Tuan berpakaian rapi.” Umpat Jay saat melihat penampilan Jeno.
“Dia minta kau pergi, jadi kau harusnya pergi” Omel Jeno.
“Siapa kau berani ikut campur?” Tantang Jay. “Mau kulaporkan?” Ancamnya.
“Menemui anakmu dengan mengancam Papanya, kau juga bisa di laporkan. Ini namanya pemaksaan, dan kau baru saja mengganggu ketenangan pengunjung di sini, mau kulaporkan juga karena mengganggu ketenangan ku?” Omel Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOMIN STORY
FanfictionNOMIN SHORT STORY COMPLIATION! READ!!! BOOK INI BERISI CERITA PENDEK NOMIN (4-5 CHAPTER AJA)