TC 4

5.3K 627 77
                                    

Mobil milik Jeno berhenti di depan gerbang rumah yang di tinggali Jaemin, Jaemin adalah orang yang pertama turun dengan Woobin, lalu menyusul Jeno. Dua pria dewasa itu menoleh saat mendengar gemuruh langkah kaki, lalu munculnya tetangga Jaemin dengan senyum merekah, berdiri di ujung gerbang.

“Aigoo, Woobin, kalian sudah pulang. Kalian pasti bersenang-senang.” Ucap wanita itu dengan senyum malu yang di buat-buat.

Jaemin menoleh ke arah Jeno seolah bertanya, dan Jeno hanya mengangguk.

“Bibi, ini aku belikan pakaian untuk Woojin dan ada kue.” Ucap Jaemin menyerahkan dua paperbag kepada wanita itu.

“Oh astaga! Kau perhatikan sekali Papa Woobin.” Wanita itu menerima dengan malu-malu.

“Ah, ini kekasihku yang membelikan.” Sahut Jaemin membuat wanita itu memekik kaget seraya menatap Jeno.

“Aigoo, Woobin, calon Ayah tirimu sangat baik dan pengertian. Dia pasti menyayangimu. Terima kasih Tuan.”

Jeno hanya tersenyum dan membungkuk kecil membalas bungkukkan wanita itu. Setelahnya wanita itu berpamitan untuk masuk menyisakan Jeno, Jaemin dan Woobin.

“Lihatkan, dia sengaja.” Ucap Jaemin.

“Tak apa. Bukan sesuatu yang mahal, aku bahkan tak pernah membeli pakaian semurah itu.” Kekeh Jeno membuat Jaemin mendengus sebal.

“Masuklah dan istirahat. Woobin, setelah ini makan dengan Papa dan istirahat ya?”

“Baik Daddy!”

“Anak pintar. Nanti kita bertemu lagi jika Daddy ada waktu luang. Kau harus menjadi anak yang baik, jangan melawan Papa uhm? Kau harus menjadi jagoan dan melindungi Papa.” Ucap Jeno, pria itu sudah berjongkok, menyamakan tingginya dengan Woobin.

“Iya!” Jawab Woobin dengan anggukan mantap membuat Jeno dan Jaemin tertawa gemas. Pria itu mengacak rambut lebat Woobin.

“Kabari Daddy jika ada Ahjussi jahat yang mengganggu Papa. Oke?” Pinta Jeno menunjukkan telapak tangannya, meminta Woobin melakukan TOS.

“Oke.” Jawab Woobin membalas tos dari Jeno.

Pria itu tertawa lalu berdiri, menatap Jaemin yang tersenyum ke arahnya. “Masuklah dan istirahat!”

“Terima kasih sudah mengajak Woobin ke taman bermain hari ini. Dia sangat senang.”

“Kau senang tidak hari ini?”

“Sangat.”

“Bagus kalau begitu.”

“Kabari aku setelah sampai di rumah.” Ucap Jaemin yang di angguki oleh Jeno.

Pria itu melambai kecil pada Jaemin yang di balas lambaian hangat bersama dengan Woobin. Keduanya berdiri menunggu mobil Jeno melaju, setelahnya mereka pun masuk ke dalam.

Bibir Jeno tak henti mengulum senyum selama perjalanan pulang. Dia menyalakan musik romantis, menemani perjalanannya, kepalanya tak henti menari, dengan jemari mengetuk-ngetuk kemudi senada ketukan musik di dalam. Masih terngiang manisnya permainan mereka hari ini. Dia banyak menghabiskan waktu dengan Jaemin dan Woobin.

Membayangkan betapa indahnya jika mereka menikah. Dia sudah mendapat gambaran seperti apa rumah tangganya dengan Jaemin. Bersama seorang pria yang ia cintai di sisa umurnya, dan putra yang meramaikan rumah tangga mereka. Mungkin, dia ingin satu orang putra lagi untuk menemani Woobin.

Ah~ hubungan mereka masih baru, tapi Jeno sudah berandai dan merencanakan banyak hal.

Mobil Jeno memasuki garasi rumahnya, terparkir rapi di sebelah mobil milik sang Bubu. Dia turun setelah mematikan mesin mobilnya dan masuk ke dalam rumah. Di lihatnya sang Daddy asik berkumpul dengan sang Kakak dan kakak iparnya serta suami tercintanya.

NOMIN STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang