08

3.9K 484 52
                                    

Dengan dandanan celana kolor dan kaus oblong, malam ini Jerry iseng bersepeda karena ia merasa penat di rumah. Stress dengan pekerjaan yang mana ia sering harus turun ke jalan dan melihat macetnya Ibu Kota membuat dirinya hanya bisa menikmati kesunyian kota di malam hari.

Masa bodoh dengan masuk angin karena pakaiannya, kesehatan mentalnya lebih penting. Masuk angin bisa kerokan atau minum reject wind.

Iseng bersepeda sedikit jauh, dari kejauhan mata Jerry tak sengaja menangkap siluet seseorang yang cukup familiar dengannya.

"Ah, masa iya sih?" gumamnya bermonolog sedikit tidak mempercayai pikiran dan matanya. Namun Jerry tetap menggowes sepedanya mendekati warung nasi goreng di mana ia melihat sosok itu.

"Bang, mie gorengnya satu, pedes ya." ujar Jerry. Sebenarnya ia sudah makan, tapi melihat sosok itu yang sepertinya sedang menunggu pesanannya membuatnya memilih untuk beli makan lagi.

"Hai Sena,"

Sena yang ditegur pun awalnya memasang wajah terkejut semenjak Jerry datang dan memesan makanannya. Namun ia segera merubah ekspresi wajahnya dengan memberikan senyuman. Bagaimana pun meski Jerry adalah saudara Denis, lelaki itu tidak ada andil apapun dalam masa lalu kelam antara dirinya dan Denis.

"Lo makan di sini apa di bawa pulang?" tanya Jerry yang kemudian duduk di sebelah Sena.

"Bawa pulang, Mas. Mas Jerry ... kok bisa nyasar ke sini?"

"Hmm ... Iseng aja sepedaan yang jauh. Stress habisnya liat macet-macet mulu."

"Tapi 'kan jauh banget dari rumah Mas Jerry."

"Enggak kok, ada jalan pintasnya. Ya emang sih masih kehitung jauh kalo jalan kaki atau naik sepeda, cuma kalo pake motor atau mobil palingan setengah jam."

Sena hanya tersenyum seadanya sembari mengangguk. Kalau begini ia jadi berpikir kalau pelariannya kurang jauh.

"Gak usah mikir kurang jauh, gue gak bakal ngasih tau Denis rumah lo di mana." ujar Jerry sambil tersenyum.

Sena baru ingat, lelaki itu bisa mengetahui pikiran seseorang karena ilmu dari temannya.

"Bener ya Mas, jangan di kasih tau." Jerry mengangguk sebagai janjinya.

Pesanan Sena lebih dulu selesai di buat, namun saat hendak membayar tangannya di cegah oleh Jerry yang malah membayari makanannya.

"Loh, Mas--"

"Biar sekalian sama punya gue, gue masih mau ngobrol sama lo." ujar Jerry.

Akhirnya mau tidak mau Sena menunggui Jerry yang pesanannya masih di buat.

"Lo apa kabar tiga tahun ini? Oh, sorry, udah mau empat tahun ya?" tanya Jerry. Ia bukan sekedar ingin tahu, tapi ia memang ingin tahu kondisi Sena setelah kepergian Yosse dan meninggalkan Denis.

"Normal-normal aja, Mas."

Jerry hanya diam sambil menatap Sena. Ia jelas mengerti bahwa Sena tidak mau membahas masa lalunya. Bagaimana pun ia juga menyaksikan bagaimana terlukanya Sena di masa lalu.

"Pasti berat berjuang sendirian ya?" tanya Jerry lagi, kali ini dibarengi senyuman tipis.

"Gak papa, dari awal saya emang sendirian kok."

"Terus kalo boleh tau, Yosse gimana? Maksudnya, lo sering ngunjungin dia 'kan?" tanya Jerry sedikit berhati-hati.

"Mana mungkin saya gak sering nengokin anak sendiri, Mas? Apalagi ... Saya belom sempet pamitan sama Yosse waktu dia pergi." jawab Sena dengan wajah sendu.

Drive Me Crazy || The Housekeeper S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang