Ku tambahkan siraman esmosi untuk mengisi kejombloan kalian malam ini.
.
.
.
Sena terdiam kala ia hendak mengunci pintu rumahnya. Sosok Kavin sudah berdiri dengan senyuman manis tepat di hadapannya. Lelaki itu juga nampak menenteng sebuah kantung plastik putih di tangannya.
"Siap berangkat?" tanya Kavin.
"Mas Kavin ngapain ke sini pagi-pagi? Saya 'kan ada motor, Mas." ujar Sena tak enak hati.
"Gak papa, gue juga 'kan sekalian berangkat ke kantor. Nih, gue beliin nasi kuning. Kita gak bisa sarapan bareng karna gue ada meeting pagi, jadi gue bawain aja sarapannya buat lo."
Sena menerima bungkusan nasi kuning itu dengan sungkan.
"Kalo Mas Kavin ada meeting kenapa belok ke sini dulu? Nanti telat gimana?"
"Gak papa, santai aja. Yuk berangkat, nanti lo juga malah telat lagi."
Kavin mendekat ke arah Sena dan merangkul bahunya. Sebagaimana Denis memperlakukannya kemarin, Kavin juga memberikan princess treatment pada Sena dengan membukakan pintu mobil. Bahkan lelaki itu juga memasangkan safety belt pada Sena.
"Nah, aman." ujar Kavin sambil tersenyum. Wajah mereka berjarak sangat dekat. Mungkin jika ada yang melihat, orang lain akan berpikir bahwa mereka tengah berciuman.
"De-Deket banget, Mas." ujar Sena sambil mendorong bahu Kavin agar menjauh.
"Hehe, lo manis banget sih Sen. Betah gue liat muka lo lama-lama."
"A-Apaan sih, Mas? Udahlah, ayo berangkat."
Kavin terkikik geli melihat wajah Sena yang merona. Ia segera pindah ke kursi kemudi dan menjalankan mobilnya.
"Nanti pulang malem lagi?" tanya Kavin saat mereka berhenti di lampu merah.
"Iya, tapi bisa jadi saya pulang lebih cepet kayak kemarin."
"Pulangnya mau di jemput Denis lagi?"
Sena mengerutkan dahinya. "Apa? Kenapa harus mau di jemput Mas Denis?"
"Ya kemaren 'kan lo pulang sama dia."
"Itu kebetulan, Mas. Mas Denisnya sendiri yang tiba-tiba jemput saya dan ngajak saya makan." jelas Sena.
"Ooh. Ya gak papa sih kalo emang lo mau di jemput Denis. Tapi bilang dulu ke gue, biar kalo ada apa-apa gue bisa tau lo di mana dan sama siapa."
"Loh? Mas Kavin curiga Mas Denis bakal macem-macem?"
"Gak ada yang tau niatan orang 'kan, Sen? Apalagi gue ini 'kan sepupunya Denis, jadi gue tau dia kayak gimana."
Kavin kembali melajukan mobilnya saat lampu sudah hijau.
"Mas Denis ... Gak bakal macem-macem kok, Mas." ujar Sena pelan setelah sekian lama terdiam.
Kavin hanya melirik ke arah Sena kemudian tersenyum tipis. Mobil yang di kendarainya akhirnya tiba di Ribs House.
"Makasih ya Mas, udah nganterin saya." ujar Sena sambil melepas safety belt.
"Sama-sama. Nanti kalo lo pulangnya mau di jemput lagi telfon gue aja. Atau kalo semisal pulangnya sama gue, tetep bilang ke gue."
Sena hanya mengangguk seadanya kemudian keluar dari mobil Kavin. Baru beberapa langkah ia hendak masuk ke gedung resto, langkahnya terhenti karena tiba-tiba sosok Denis muncul dan berdiri di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drive Me Crazy || The Housekeeper S2
Fanfic3 tahun Denis lalui dengan perasaan kelabu. Semenjak kepergian putranya, Yosse, dan Sena yang juga memilih meninggalkannya membuat dirinya mati-matian bangkit dari keterpurukannya. Ia yang tadinya sangat ramah dan ceria, kini menjadi sosok yang tena...