Jerry hanya bisa memasang senyumannya saat ia melihat mobil yang cukup ia kenali melipir ke pinggir jalan. Ia yang sedang berada di pos jaga lalu lintas dekat patung selamat datang meminta izin pada rekannya untuk pergi sebentar dan segera menghampiri mobil Kavin.
Di ketuknya kaca mobil itu dan terihatlah wajah dingin sepupunya setelah kaca mobil di turunkan.
"Selamat pagi, Pak, tapi di larang parkir di sini. Bagaimana kalau--"
"Gak usah bawel. Masuk." potong Kavin dengan nada jutek dan tentu Jerry langsung menurut.
Kavin mengendarai mobilnya untuk mencari tempat yang seiranya bisa menjadi tempat ngobrol untuk mereka. Ia memutuskan untuk berhenti di sebuah cafe & resto yang tak terlalu jauh dari pos jaga Jerry.
"Bawa berita apa nih? Kusut banget muka lo." ujar Jerry membuka obrolan setelah mereka memesan kopi.
"Udahan aja kali ngurusin si Sena sama si Denis. Muak gue sama kelakuan si Denis, lebay banget." gerutu Kavin.
"Wees, ntar dulu. Kenapa sih emangnya?"
Kavin menceritakan kejadian yang dialaminya pagi tadi saat ia datang ke rumah Sena.
"Dan lo tau dia ngapain? Gue--" Kavin menunjukkan jari tengahnya di depan Jerry, memeragakan bagaimana sikap Denis terhadapnya.
"--di gituin sama dia anjir! Kesel banget gue."
Jerry terkikik sebelum kemudian melepaskan tawanya.
"Demi apa si Denis kayak gitu?" tanya Jerry sambil mengusap matanya yang sedikit berair karena tertawa.
"Ck! Di bilangin malah gak percaya."
"Oke oke, gue percaya. Tapi kalo dari kesimpulan lo, gue rasa yang baru selesai di sini cuma Denis, Sena belom."
Dahi Kavin sedikit mengerut. "Maksudnya?"
"Sena masih denial sama kondisi hatinya. Dia mau sama Denis, tapi juga masih ngerespon lo, dia gak bisa yang langsung ngomong kalimat pengusiran tiap kali lo dateng. Coba kita bikin si Sena bener-bener nolak lo dan berani ngejauhin lo."
"Gimana caranya?"
Jawaban dari pertanyaan Kavin sempat tertunda saat seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka.
"Iyaaa ... kita bikin si Sena bener-bener kena mental karna kelakuan lo. Bikin dia bener-bener ngerasa kalo di deket lo itu gak aman dan cuma mikir kalo dia butuh Denis. Kalo soal caranya ..."
Jerry nampak menerawang ke langit-langit cafe sambil memikirkan cara yang tepat untuk menjalankan rencananya.
"Oh! Gue tau, lo di kasih tiket konser gak sama si Denis?"
"Konser apaan?" tanya Kavin bingung.
"Oh, ya jelas lo gak di kasih sih. Tapi nanti gue yang mintain deh, sini, gue bisikin caranya." Ujar Jerry kemudian mulai membisikkan rencananya pada Kavin.
"Ah, kalo gitu nanti gue beneran di bunuh sama dia, Jer." gerutu Kavin.
"Gak bakal, 'kan ada gue. Banter-banter paling keras kalo gak di pukulin sampe bonyok yaa palingan lo di cekek sama dia."
"Kenapa jadi gue yang di tumbalin sih?"
"Ayolah, kalo udah begini sebentar lagi juga kelar. Demi sodara lo ini, dari pada keluarga kita di cap jelek karna punya anggota gak waras karna cinta 'kan? Kasian tante Mina kalo gitu."
Kavin menghela napasnya kasar kemudian meminum es kopinya.
"Pokoknya kalo gue beneran di bunuh sama dia gara-gara ide lo, lo yang bakal gue gentayangin duluan." ancam Kavin yang mengandung makna setuju atas idenya Jerry.
![](https://img.wattpad.com/cover/349145232-288-k412265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Drive Me Crazy || The Housekeeper S2
Fanfic3 tahun Denis lalui dengan perasaan kelabu. Semenjak kepergian putranya, Yosse, dan Sena yang juga memilih meninggalkannya membuat dirinya mati-matian bangkit dari keterpurukannya. Ia yang tadinya sangat ramah dan ceria, kini menjadi sosok yang tena...