20.

4.6K 527 138
                                    

Mela mengemut permen lolipopnya sambil berjalan santai di sebuah taman. Malam ini ia kembali mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang tidak jelas.

Maklum, Mela sebenarnya adalah seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang fashion, tapi ia menyerahkan bisnisnya untuk digerakkan oleh teman satu timnya yang merintis bisnis sama-sama. Jadi tugasnya Mela hanya meng-handle jika ada masalah serius, mendapatkan koneksi pasar luar negeri, dan menerima aliran profit. Sungguh enak hidupnya Mela. Ongkang-ongkang kaki tapi dompet tetap terisi.

Mela mendekati sebuah ayunan dan mendudukinya. Dengan perlahan ia menggerakan ayunan itu hingga membuat tubuhnya terayun-ayun.

"Woy,"

Mela menoleh ke sebelah kirinya dan dari kejauhan ia melihat sosok seorang laki-laki yang belum lama ini berkenalan dengannya datang menghampiri.

"Bentar dah, gue lupa nama lo siapa ya? Temennya Denis 'kan lo?" tanya Mela saat lelaki itu sudah di depannya.

"Samuel. Lo ngapain malem-malem sendirian di sini? Gak lagi janjian sama pelanggan 'kan?"

"Babi lo! Emangnya gue lon** apa?!" sungut Mela tak terima yang dibalas dengan tawa oleh Samuel.

"Ya habis lo sendirian aja di sini. Ngapain sih? Gabut amat."

"Ya suka-suka sih. Hidup gue juga bukan urusan lo."

"Dih, marah. Di bercandain gitu doang udah sewot lo."

"Bacot."

Mereka sempat terdiam selama beberapa saat. Hingga samar-samar terdengar suara derap langkah kaki yang mendekat ke arah mereka.

"Lah? Sena?" tanya Samuel memastikan kala melihat sosok tak asing baginya berjalan semakin dekat dengan dirinya dan Mela.

"Malam Mbak Mela, oh ... ada Mas Samuel juga ternyata."

Samuel yang masih bingung pun hanya mengangguk sambil menatap Sena.

"Duduk Sen." ujar Mela sambil meunjuk ayunan di sebelahnya.

"Lo habis pulang kerja, Sen?" tanya Samuel basa-basi.

"Iya Mas. Kebetulan saya bisa pulang cepet, jadi saya janjian dulu sama Mbak Mela di sini."

Samuel beralih menatap Mela yang juga hanya melihatnya.

"Jadi gimana, Sen? Lo udah pikirin nasihat gue kemaren?" tanya Mela.

"Sekarang kayaknya bukan itu yang jadi masalah, Mbak." sahut Sena dengan nada dan wajah yang lesu.

"Loh? Kenapa kenapa? Ada masalah?"

"Ituu ... Gimana ya saya ceritanya?"

"Ceritain aja, Sen. Siapa tau kita bisa bantu." sahut Samuel. Ia pindah posisi menjadi duduk bersila di paving blok yang ada di depan Sena dan Mela.

"Apa saya keterlaluan ya Mbak, Mas? Kayaknya ... Mas Denis salah paham sama saya hari ini."

"Emang kenapa?" tanya Mela.

Sena mulai menceritakan kronologi kejadian hari ini. Di mulai dari Denis yang menelfonnya malam lalu hingga saat Denis mengetahui bahwa ia berangkat kerja di antar oleh Kavin, bahkan sampai di belikan sarapan hingga membuat lelaki itu kecewa padanya.

"Saya langsung ngerasa bersalah banget sama Mas Denis. Apalagi, kantong yang dibawa sama Mas Denis kayaknya makanan buatan Ibunya. Bu Mina juga pasti kecewa kalo tau makanannya gak saya terima." ujar Sena menutup ceritanya.

Mela dan Samuel sama-sama diam. Samuel tidak tahu Kavin itu siapa, tapi yang dapat ia simpulkan bahwa Kavin datang sebagai pengganggu.

"Sen, gue gak bisa nyalahin lo soal masalah itu. Kita kesampingin aja dulu masalah itu, cuma sekarang gue mau tanya langsung sama lo, lo masih mau sama Denis 'kan?" tanya Mela serius sambil menatap Sena.

Drive Me Crazy || The Housekeeper S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang