12

3.4K 393 23
                                    

Apa yang di sarankan Mela semalam benar-benar di jalankan oleh Denis. Siang ini, di jam istirahat kantornya, ia memilih untuk pergi ke Ribs House Resto dan makan siang di sana. Tak peduli dengan harga selangit hanya untuk sepiring nasi goreng seafood, Denis tak akan pernah memikirkan uang jika itu bisa membuatnya bertemu dengan Sena.

Namun sebelum tiba di Ribs House, Denis sengaja belok ke sebuah restauran yang tak kalah berkelas untuk membelikan Sena makan siang.

Denis memesan sebuah paket lunch box untuk take away. Tak peduli dengan total harga mencapai 300.000 lebih hanya untuk jatah satu kali makan siang, Denis langsung mengeluarkan kartunya dan membayar pesanannya.

Begitu makan siang untuk Sena sudah di dapat, Denis kembali melanjutkan perjalanannya ke Ribs House Resto. Seperti biasa, begitu ia tiba di gedung restauran, ia langsung di sambut oleh seorang pelayan yang berjaga di pintu.

"Ah, maaf Mas, tapi kebijakan resto melarang pengunjung bawa makanan dari luar." cegah si pelayan wanita itu.

"Oh, ini ... Boleh saya minta tolong, Mbak? Saya minta tolong kasihin makanan ini ke chef yang namanya Arsena." pinta Denis dengan nada yang sangat sopan.

"Oh boleh, Mas. Kalo boleh tau nama Mas nya siapa?"

"Gak usah kasih tau nama saya ke Sena ya, Mbak. Bilang aja, ini ... Titipan dari temen, gitu."

Meski nampak kebingungan, tapi si pelayan tetap menjalankan permintaan Denis dan mengantar Denis menuju meja kosong sebelum berlalu ke dapur.

Di dapur, Sena yang sedang sibuk membuatkan pesanan pelanggan pun tidak menyadari kedatangan si pelayan wanita. Kondisi dapur sedang cukup chaos, karena ini jam makan siang dan para koki berburu dengan waktu dan pelanggan yang lapar.

Si pelayan tadi hanya menepuk bahu Sena kemudian memberi isyarat dengan menunjuk barang yang di bawanya kemudian menunjuk Sena sebelum menaruhnya di ruangan khusus para koki dan kembali ke depan untuk melayani pengunjung.

Sena yang kebingungan pun hanya bisa menatap bingung ke arah pintu ruangan staff dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Si pelayan kembali menghampiri Denis dan menunjukkan buku menunya.

"Udah di kasih, Mbak?" tanya Denis.

"Dapur lagi sibuk, Mas. Tapi udah saya kasih tau dan udah saya taro di ruangan staff dapur."

"Ooh, oke, makasih."

Denis melihat-lihat beberapa menu yang ada dan pilihannya jatuh pada paket nasi ayam hainan. Begitu si pelayan selesai mencatat pesanan Denis, ia segera pamit dari hadapan Denis.

Denis yang kini di tinggal sendiri pun hanya sibuk menatap ke arah sebuah pintu berwarna bronze yang ia yakini adalah pintu masuk dapur. Sekeras apapun dirinya berusaha, ia tetap tidak bisa mengendalikan hatinya untuk berharap bahwa Sena akan muncul.

Sekitar 20 menit Denis menunggu, pelayan tadi kembali dan membawakan pesanannya. Tampilan nasi hainan dengan tumisan ayam di hadapannya benar-benar menggoda, tapi Denis lebih berharap bahwa hidangan ini adalah Sena yang membuatnya.

Dengan sedikit rasa kecewa karena Sena yang tak ada tanda-tanda keluar dari dapur, Denis tetap menyuapkan makanannya dan berusaha merasakan setiap rasa yang ada di mulutnya. Senyuman tipis terukir di wajahnya kala ia menyadari bahwa rasa tumisan ayam di piringnya sama persis dengan buatan Sena dulu.

'Beneran kamu yang bikin ya.' batin Denis girang dan melanjutkan makannya.

Sementara itu, saat ini kondisi dapur sudah lebih santai karena memang para chef juga butuh makan. Sena masuk ke dalam ruangan staff dapur dan melihat sebuah kantung plastik bening berisi beberapa kotak plastik di atas meja.

Drive Me Crazy || The Housekeeper S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang