Bagian 10

805 73 2
                                    

.
.
Jangan lupa vote and komen yaaaa
Gratis kokk
Biar aku semangat update tentang fazkanya
.
.
.
.

Hari-hari yang ditunggu oleh teyana akhirnya tiba.  Pameran berbagai macam koleksi desain pakaiannya di pamerkan dan mengundang antusias dari berbagai kalangan.

Teyana sangat bahagia melihat kerja kerasnya selama beberapa bulan  ini membuahkan hasil yang maksimal.

Saat memberikan kata sambutan ia tersenyum ke arah suami tercintanya dan ke tiga putra putri kesayangannya.

Dapat teya lihat juga acungan dua jempol yang diberikan fazka dan senyuman bangga yang di terbitkan anak bungsunya itu.

Diakui teyana beberapa bulan ini memang hal yang berat untuk dirinya.

Bahkan hubungannya dengan sibungsu juga sempat merenggang,  tapi sekarang perlahan sudah membaik.

Ia dan fazka sudah seperti dulu lagi. Walaupun dapat teya rasakan fazka sedikit berubah.

Seperti tidak pernah mengeluh lagi. Mungkin.

Entahlah,  teya berharap perasaannya itu salah.

.
.
.
.

Saat ini jam masih menunjukkan pukul 07.12 Pagi dan fazka sudah berada disekolah, tadi ia pergi kesekolah bersama dengan kana.

Ajaib memang kana berangkat sepagi ini,  bahkan fazka sempat memeriksa kening kana. Takut-takut kakaknya itu sedang sakit.

"Buset" kata pertana yang dilontarkan andra saat mendapati fazka sudah lebih dulu duduk dikelas.

"Biasa aja lu.  Si kana kek nya kesambet.  Pagi banget dia berangkat" ucap fazka malas

Bel sudah berbunyi pertanda istirahat makan siang bagi seluruh penghuni sekolah sudah tiba.

Fazka dan andra sudah berada dikantin dan kini tengah menunggu pesanan mereka. Fazka memesan bakso dan andra mie ayam.
Begitulah pesanan mereka setiap harinya,  sampai bibi kantinnya pun sudah hapal dengan selera mereka.

Setelah selesai makan siang fazka pergi kepinggir lapangan untuk melihat sang kakak berlatih basket.  Kana.

Dapat fazka lihat kana yang jago memainkan benda bulat itu.  Fazka sungguh ingin seperti itu juga.  Tapi apalah daya,  tubuhnya tidak mendukung.

Lima belas menit berlalu,  kana kemudian menepi ke pinggir lapangan menghampiri fazka.

Saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka berdua.

"Hei nan.  Sini dek" ucap kana.

Fazka membola mendengar ucapan kana barusan. "dek? " dia memanggil orang lain dengan sebutan dek? 

Afnan. Itulah orang yang tadi dipanggil oleh kana.
Siswa satu tingkat dengan faxka,  hanya berbeda kelas saja.

"Dek kenalin ini afnan, temen kakak. Dia satu angkatan sana lo loh" ujar kana yang masih tidak menyadari raut wajah kesal fazka

"Nan,  ini adek bontot gue.  Namanya fazka" ucap kana pula kepada afnan

Afnan sudah mengulurkan tangannya namun fazka masih tidak menghiraukannya.

"Dek? Itu afnan mau salaman" ucap kana keheranan karena biasanya fazka tidaj seperti ini dengan orang baru

"Dek? " panggil kana lagi yang akhirnya menarik paksa tangan fazka untuk berjabatan dengan afnan.

Fazka yang diperlakukan demikian tentu saja tidak suka dan melayangkan protes kepada kakaknya itu.

"Apa-apaan sih lo bang narik-narik tangan gua" ujar fazka

"gak sopan dek,  ada oranf kenalan tapi lo cuekin" kana mencoba memberi pengertian kepada fazka

"Gua gapapa bang,  gak seharusnya lo tarik tangan fazka.  Mungkin mood dia lagi jelek" ujar afnan yang dimata fazka sangat menjijikan karena terlihat seperti penuh kepalsuan

"Tu liat,  afnan itu baik dewasa gak childish kaya lo dek" tanpa sadar kana mengucapkan hal itu,  yang sedetik kemudian ia menyadari kata-katanya sudah mengawali peperangan antara dirinya dan fazka.

"oh gitu.  Gua childish?  Yaudah anggep aja dia itu yang dewa yang baik itu jadi adek lo. Lo jahat kak" ucap fazka dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"pelan-pelan semuanya akan berubah" batin seseorang

Kana berhasil mengejar fazka dan kini mereka berakhir dihalaman belakang sekolah.

Kana masih sangat kesal dengan adiknya itu.  Kenapa dia bersikap sangat kekanakan dihadapan orang lain.

"lo kenapa selalu kaya gini?" ucap kana sambil menatap adiknya yang dimana fazka justru memalingkan wajahnya dari sang kakak

"kenapa lo nunjukin kalau lo gak suka sama afnan?  Emang lo ada masalah sama dia? " tanya kana bertubi-tubi namun tak digubris oleh fazka

Melihat adiknya itu tetap mengabaikannya,  akhirnya membuat kana tak sabaran.  Ia menarik fazka menghadap ke arahnya.

"jawab kalo orang nanyak itu faz" fazka sontak menatap kana saat kakaknya itu tidak memanggil dirinya dengan sebutan adik namun hanya memanggil namanya saja.

"gua gak suka. Gua gak suka lo manggil afnan dek,  gua juga gak suka lo akrab sama orang lain" ujar fazka akhirnya.  Konyol memang alasan yang fazka keluarkan,  namun itulah adanya.  Ia tak mau berbagi kasih sayang keluarganya dengan orang lain.

"come on faz, dia itu cuma adek tingkat gue.  Ya wajar gua manggil dia dek. Alasan lo gak masuk akal tau gak! " ucap kana dengan penuh penekanan
"tapi gua liat tatapan dia ke lo itu beda kak,  lo gak sadar kan? " fazka membantah ucapan sang kakak,  karena dapat dirinya lihat bahwa  afnan seperti memiliki motif lain saat mendekati kana.

"Stop!! " untuk pertama kalinya kana membentak sang adik.  Fazka tentu sangat terkejut.  Ini kali kedua keluarganya membentaknya pertama zayan,  dan sekarang kana.

Setelah membentak sang adik,  kana berlalu dari hadapan fazka memilih untuk menenangkan diri.  Ia takut akan melewati batas jika terus berhadapan dengan fazka.

.
.
.
.
.
.
.

Tbc.

Sebenarnya masih banyak yang mau aku tuangkan,  tapi next chap ajalah yaaaa

Btw long time no see gaesss

Yang lupa alur yuk baca dari awal 🙈🙈🙈

Rafazka ZialovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang