Hello Fazka is back!!!
jangan lupa vote and komennya ya gaessss
Mentari pagi kembali menyapa para manusia dimuka bumi yang terasa sangat menghangatkan. Begitu pula dengan salah satu manusia yang kini masih bergelung didalam selimutnya. Fazka masih berdiamdiri di tempat tidurnya, sejak semalam seluruh tubuhnya terasa nyeri dan kepalanya yang terasa pusing.
Dan pagi tadi alarmnya sudah berbunyi dan dapat fazka lihat bahwa hari ini ternyata adalah jadwal check up nya. Pantas saja tubuhnya sudah terasa tidak nyaman sejak beberapa hari yang lalu.
Anemia hemolitik yang dia derita sejak kecil memang terasa sangat menyiksa. Setiap malam jika penyakit itu kambuh maka tubuh fazka hingga kakinya akan terasa sangat nyeri. Saat dulu pertama kali didiagnosis penyakit itu, dokter mengatakan bahwa Anemia yang diderita berdasarkan oleh genetika. Dulu juga mereka sangat kebingungan darimana asalnya genetika itu, karena dari keluarga ayah maupun bunda tidak ada yang sakit seperti itu.
Fazka tertawa hambar sekarang "ternyata emang gak ada gen ayah sama bunda didalam tubuh gue. Sedih banget sih lo ka. udahlah anak angkat, penyakitan pula" monolog andra yang saat ini masih berbaring dikasurnya.
.
-
-
.
Setelah selesai bersiap, fazka kemudian menuruni anak tangga dan memulai sarapan bersama keluarganya.
Namun ia terhenti didepan pintu kamar orang tuanya, disana ada bunda yang sedang membantu ayah bersiap. Memang ini masih sangat pagi, pukul 06.15. Fazka memang kepagian.
Dengan sedikit pelan ia mengetuk pintu dan memasuki kamar orang tuanya.
"ayah, bunda" ucap fazka sambil menampilkan wajahnya didepan pintu kamar.
Kedua orang dewasa itu menoleh kearah fazka dan tak lupa dengan senyuman hangatnya. "kenapa adek? sini masuk nak" bukan ayah, melainkan bunda yang bertanya. Fazka tersenyum mendengarnya. Ia berfikir setelah kejadian kemarin dan jarangnya mereka bertemu akan membuat bundanya menjadi dingin. Tapi ternyata tidak.
"fazka mau ngomong sesuatu sama ayah bunda" ucapnya yang kini juga sudah duduk ditengah-tengah ayah dan bundanya.
"Adek mau bilang apa?" tanya kadir sambil mengelus surai lembut fazka
"Hmmm itu. hari inikan jadwalnya fazka check up sama transfusi darah. Boleh gak fazka pakai uang ayah bunda dulu? Nanti kalau fazka udah bisa kerja pasti adek ganti kok ayah bunda" Ujarnya sambil melihat ayah dan bundanya secara bergantian.
Ayahn kadir berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi terkejutnya pada fazka. "Adek kenapa berfikir kaya gitu, nak?" ayah mencoba untuk melihat sebenarnya apa yang ada dalam fikiran anak bungsunya itu. Sementara bunda Teya sudah memalingkan wajahnya karena berusaha menahan tangisnya.
"Aku takut ayah, seperti yang kakak bilang kemarin kalau aku kan anak angkat ayah sama bunda. Aku takut kalau ayah udah gak mau biayain pengobatan aku lagi karena itu bukan biaya yang kecil ayah. Aku takut. aku bingung ayah. Aku masih mau sembuh ayah. Jadi tolong pinjami adek biaya pengobatan dulu ya ayah? ya bunda?" Tak ada getar dalam suara fazka tapi entah kenapa teya dan kadir merasa sesak mendengar pemikiran kekhawatiran anaknya itu.
Teya sudah tidak tahan lagi, ia peluk tubuh bungsunya yang terasa hangat itu. Teya yakin semalaman pasti anak itu menahan rasa sakit. Bodoh sekali dirinya yang sempat melupakan jadwal check up anak itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rafazka Zialova
FanfictionBanyak hal menarik yang akan ditemukan dalam hidup Fazka.