Bagian 16

1.2K 120 20
                                        

.
.
.
.
.
.

Disuasana sekolah yang ramai ini, ada satu orang yang merasakan keheningan mendalam ditambahn lagi dengan demam dan pening dikepalanya yang tak kunjung reda sejak semalam.

Padahal fazka sudah memakai plester demam dan meminum obat, tapi kenapa ia tak kunjung sembuh?

"Ih emang demam sesusah ini ya sembuhnya?
Coba aja sama bundaa, eh tapi gak boleh manja gue" monolog fazka dalam hatinya.

Memang sejak semalam ia sama sekali tak bertemu dengan keluarganya, ia hanya keluar untuk makan. Itupun saat tengah malam.

Dan tadi, pagi-pagi sekali ia langsung pergi kesekolah sebelum seluruh keluarganya keluar dari kamar masing-masing.

"Set dahh bocahh. Ngapain lo bengong gitu sih ka? Kesambet tau rasa lo" ujar andra yang sontak saja membuat fazka terkejut.

"Lo ngagetin gue kampret" ketus fazka.

Andra bukannya tidak tahu, ia sudah bersahabat lama dengan fazka. Sahabatnya itu pasti masih  memikirkan tentang kejadian kemarin.

Wajar saja fazka terkejut dengan tingkah kana kemarin, karena yang andra tau selama ini kana tidak pernah berlaku kasar pada andra. Meninggikan suara saja tidak pernah, apalagi memukul.

"Masih kepikiran yang kemaren ya?" Tanya andra pelan.

Fazka mengangguk tanpa menoleh kearah andra.

"Padahal bukan gue yang dorong si Afnan ndra, seriusan deh. Itu anak kayaknya emang mau bikin gue dibenci deh" keluh fazka

Andra yang mendengar keluhan sahabatnya itu hanya bisa menenangkan saja. Jujur ia juga bingung harus bagaimana saat ini.

"Ya udah sekarang kekantin aja yuk, lo belum makan siang kan?" Ajak andra kemudian

Mendengar ajakan andra justru membuat fazka menggeleng. "Gak nafsu makan gue ndra. Lo aja sana kekantin"

Andra hanya menghela napas pelan. Selalu saja begini, jika fazka sedang banyak pikiran pasti saja dia melewatkan jadwan makannya.

"yaudah gua kekantin dulu, lo tunggu disini ya. gua bawain makanan." fazka hanya mengangguk saat mendengar perintah andra.

-

-

-

Saat dikantin sekolah, kana sekarang sedang makan siang bersama afnan dan teman-teman lainnya. Kemudian tak sengaja kana menoleh kearah andra yang berjalan sendirian memasuki kantin sekolah. "kemana fazka? kenapa andra jalan sendirian kekantin?" batin kana.


Seolah mengerti pertanyaan dalam hati kana, andra datang menghampiri meja tempat kana dan afnan. "ka, lo kekantin gak ada niatan buat ngajak adek lo?" ujar andra

kana sebenarnya tau siapa yang andra maksud, namun ia coba untuk mengalihkan maksud dari pertanyaan andra tadi.

"gue kesini bareng afnan. lo gak liat? " ujar kana.

mendengar jawaban kana membuat andra berdecak pelan. "ck . lo lupa adek lo yang satunya? lo beneran gak mau peduli sama fazka ka? gua cuma mau ingetin lo. jangan sampai kesalahpahaman kemarin bikin lo lupa tentang fazka" setelahnya andra langsung pergi meninggalkan kana yang masih terdiam.


-

-

-

-

Banyak hal yang berubah menurut fazka belakangan ini setelah kejadian yang kemarin.  Mulai dari abang zayan yang jarang sekali berinteraksi dengannya dengan alasan sibuk dikantor, reya yang semakin sibuk dikampusnya, bunda yang semakin tidak perhatian dengannya, dan kana yang semakin sibuk dengan afnan. 

Hanya ayah kadir saja yang selalu setia menanyakan kabar fazka setiap harinya, selalu menanyakan apakah fazka sudah makan atau belum. dan setiap malam selalu masuk kedalam kamarnya untuk memberikan pelukan selamat tidur.

seperti sore ini, fazka yang barusaja tiba dari sekolah langsung disuguhkan dengan pemandangan zayan yang sedang menonton tv diruang keluarga. Hanya sendirian. Namun anehnya, abangnya itu terlihat sudah rapi seperti akan pergi keluar. 

"abang mau kemana?" tanya fazka yang kemudian mendudukan diri disebelah zayan. 

"astagaa kamu ngagetin abang aja. kok baru pulang sekolah dek jam segini?" tanya zayan. 

bukannya menjawab, fazka justru merentangkan tangan kearah abangnya itu. dan seolah mengerti apa maksud dari fazka, zayan pun memeluk erat tubuh kecil adik bungsunya itu. 

"adek kecilnya abang kenapa? lagi capek banget ya?" tanya zayan yang dijawab anggukan oleh fakza. zayan melepaskan pelukannya sejenak dan menangkup kedua pipi mochi adiknya itu, dapat ia tebak jika fazka pasti masih memikirkan kejadian beberapa hari lalu. "adek mau dengerin abang gak?" fazkapun mengangguk saja.

"mau ada siapapun orang baru dirumah ini, sekalipun itu adik kandung abang. ada satu hal yang harus selalu fazka ingat. kalau fazka itu adik kecilnya abang, dan akan selalu begitu. Jadi fazka jangan mikirin terus apa yang terjadi kemarin. Itu hanya kesalahpahaman aja, sekarang tugas fazka adalah meyakinkan kakak kana kalau apa yang dia pikirin tentang fazka itu salah. bisa kan?" 

fazka masih menelaah tentang apa makasud dari perkataan zayyan. Tapi satu hal yang ia tau kalau ia harus mendekati keluarganya lagi bukannya menjauh seperti sekarang ini.

"mau peluk lagi boleh abang?" lirih fazka, 

"anytime for you adek" zayyan sungguh gemas dengan adiknya ini. "Jangan cepat besar ya, tetep jadi adik kecilnya abang. Pokoknya harus sama abang terus selamanya ya" fazka mengangguk dalam pelukan zayan. 

"fazka sayang abang" 



.

.

.

.

.

.


TBC.



Hallooooooo

ada yang baca fazka ga sih?

akutuh mau lanjutin cerita ini majumundur gitu, takut gaada yang tau fazka heheheheh.


btw buat readers aku mau spill visual fazka yaaaa

ini diaaaaa ........

ini diaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rafazka ZialovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang