.
.
"Maaf"Setelah tadi bergumam kata "maaf" fazka memang tersadar, namun saat menyadari bahwa yang di sampingnya sekarang adalah Zayan, fazka langsung mengalihkan pandangannya.
Zayan hanya memandang wajah adiknya itu,
"Masih marah sama abang? Hmmm? "
Fazka masih diam, Apa-apaan abangnya ini, sudah tahu dia marah masih saja ditanya.
"Apa yang abang bilang tadi dikantor ada yang salah gak dek?
Kalo sakit gini, siapa yang ngerasain? "
Zayan terus saja menyudutkan fazka, karena tau apa reaksi yang akan ditunjukkan adiknya itu
Satu
Dua
Ti-
"Iya iyaaa, adek salah abang. Iya tau. Tapi jangan marah-marah mulu abang. Ini adeknya lagi sakit loh!!! "
Tepat. Adiknya itu sebenernya sudah merasa bersalah karena "ngambek" dengan abang tertua nya itu, tapi ya yang namanya fazka memang lebih menjunjung tinggi gengsinya.
"Abang gak marah loh dek, abang kan cuma ngasih tau aja"
"Maaf ya abang, adek susah di atur. Kalo sakit gini, malah jadi ngerepotin semua orang"
Ucapan fazka barusan sontak saja membuat hati zayan tercubit, ia teringat ucapannya tadi siang di kantor.
Zayan memegang tangan adiknya, ia benar-benar merasa berasalah sekarang.
"hey, jangan ngomong gitu ya dek. Abang minta maaf. Tadi abang ngasal banget ngomongnya,
Kamu gak pernah nyusahin atau ngerepotin siapapun kok. Kamu itu kesayangan kita semua, makanya abang gak mau ngeliat kamu sakit lagi dek"
Fazka yang mendengar perkataan abangnya pun, berusaha untuk duduk dan langsung memeluk zayan.
"Maaf ya abang"
Terdengar isakan dari fazka.
Zayan menepuk pelan pundak yang bergetar itu,
Hingga tak lama kemudian, terdengar dengkuran halus dari fazka. Sudah tidur ternyata anak itu.
Zayan membaringkan adiknya secara perlahan dan menyelimuti hingga sebatas dada.
"Selamat istirahat adeknya abang"
.
.
.
.
.
.Setelah turun dari mobil, teyana langsung buru-buru menuju lantai 2 letak kamar anak bungsunya berada.
Terlihat zayan yang sedang menepuk-nepuk pelan dada Fazka.
"Gimana adeknya bang? "
"Udah mendingan kok bun, ini udah merem bocahnya. " ucap zayan sambil kembalu memperhatikan wajah adik bungsunya.
"Kenapa bisa gini sih bang? " ucap Teyana yang sekarang telah ikut duduk disamping fazka.
"Ya bunda taulah gimana kelakuan anak gemes bunda yang satu ini. Dia telatin makan, aku omelin malah ngambek langsung balik kerumah sendirian" Zayan yang menceritakan itu gemas sendiri dengan anak nakal yang tengah terlelap itu, dan tanpa sadar zayan mencubit hidung fazka sampai anak itu terbangun dari tidurnya.
"eunghh"
"hey sayang, masih ada yang sakit dek? "
"Bundaaa"
"iya adek"
"mau ayah"
Teyana langsung melihat sekeliling kamar sibungsu dan melihat sedang sibuk menyesap kopi hitamnya yang entah didapat sejak kapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rafazka Zialova
Fiksi PenggemarBanyak hal menarik yang akan ditemukan dalam hidup Fazka.