21. Bukti Dalam Jerami

282 22 0
                                    











1 jam sebelum pembunuhan

Soobin baru memasuki rumahnya setelah ia kelelahan habis dari rumah pak tua Choi itu. Ia meringis ketika ia membuka mantel tebalnya. Gara-gara kecelakaan itu Soobin jadi sulit menggerakkan tangan kanannya. Lagipula Soobin tidak menyesal, untung saja pot itu tidak mengenai kepala Beomgyu. Untung ia masih sempat menyelamatkan sepupunya walaupun ia membuat pemuda itu kembali bersedih.

Soobin berniat bersantai di atas sofa, ia membuka lemari esnya terlebih dahulu dan menuangkan soju dingin. Ia berjalan ke arah sofa, ia memandang sebuah barang yang belum ia selesaikan. Benar, selama ia tidak pergi ke sekolah ia tidak hanya ingin menjauhi Beomgyu, tapi ia juga sedang membuat sebuah kerajinan untuk ulangtahun Beomgyu nanti. Tapi barangnya belum selesai karena tangan kanannya keburu sakit. Setelah sembuh, Soobin akan melanjutkannya kembali.

Baru beberapa teguk tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. Soobin tahu ia harus hati-hati jika mengangkat telepon dari nomor tak dikenal. Ia mengangkatnya, hanya ada suara perkelahian, Soobin mengerutkan kedua alisnya.

"Hallo?! Jika tidak ada yang penting aku akan tutup."

"Soobin tolong aku..." terdengar suara minta tolong dari Beomgyu.

"Beomgyu?!" Soobin langsung panik.

Ada suara perkelahian lagi, Soobin menjadi geram, ia pun langsung mengancam orang yang meneleponnya. "Dengar, jika kau berani menyentuh Beomgyu, aku akan menghabisimu!!!"

Tak lama telepon ditutup sepihak oleh orang asing itu. Soobin hendak menelepon kembali tiba-tiba ada pesan masuk. Sebuah lokasi dan pesan. Soobin harus sampai di sana jika dia ingin menyelamatkan Beomgyu. Tanpa pikir panjang Soobin langsung pergi ke lokasi itu dengan mobilnya.

Sambil menahan emosi, Soobin mengendarai mobilnya ke sebuah jalan yang belum pernah ia kunjungi. GPSnya ada dititik sebuah tempat bernama Cafe Jake. Di tempat ini begitu sepi dan lampu tidak ada yang menyala. Soobin turun dari mobil, ia telah menyiapkan pistol jika ada musuh yang menyergap. Sejak dulu ia sudah terbiasa masuk ke sarang musuh, baginya ini seperti masuk ke tempat bermain.

Soobin perlahan membuka pintu Cafe, di dalam masih ada kias-kias cahaya lampu gantung. Ia tidak menemukan Beomgyu tapi ia menemukan sesosok tubuh manusia yang tertelungkup di atas meja bar. Soobin menginjak genangan darah, ia menyiapkan pistolnya di depan, mendekati sesosok itu pelan-pelan. Setelah cukup dekat, ia pun tahu, itu tubuh Jay yang sudah tak bernyawa.

Soobin menurunkan pistolnya tersentak kaget. Jay terbunuh? Jay dibunuh siapa?

Soobin tidak boleh menyentuh tubuhnya, lebih baik ia menyisir tempat yang cukup berantakan ini, barang kali ada sesuatu yang ia temukan. Sesuatu yang penting untuk menangkap pelaku.

Mata almondnya menemukan sesuatu yang bercahaya di lantai, tak jauh dari tangan Jay yang terjulur. Soobin mengambil benda itu dengan sapu tangan, sebuah cincin dengan ukiran kaligrafi mandarin. Kedua mata Soobin membelalak, kaligrafi ini sama dengan plakat kaligrafi yang ia temukan di tas Yeonjun.

Artinya...

Soobin segera mengambil handphonenya, ia harus menghubungi Taehyun. Ia tahu pelakunya.

Sayangnya suara sirine mobil kepolisian sudah tiba. Soobin menatap ke luar Cafe, sedikit lagi ia berhasil menghubungi Taehyun. Tapi Soobin juga sadar, ia telah masuk ke dalam jebakan musuh yang telah dirancang sempurna untuk dirinya. 🐿💙🧸












Ni-ki adalah orang pertama yang memasuki ruang interogasi, dengan suasana hati yang berapi-api dan dilanda amarah, Ni-ki mendobrak ruangan itu lalu menatap langsung ke arah Soobin yang sedang duduk berhadapan dengan seorang polisi. Saat itu juga Ni-ki menyerang Soobin, menarik baju depannya sambil berteriak marah. Polisi mencoba melerai mereka begitu pun dilerai oleh Hueningkai dan Jake. Sementara itu Soobin tidak melawan sedikitpun saat Ni-ki tadi menghina dirinya.

AS [Taegyu] (🔞) ➕❌➕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang