Lanjutan Bab 2

4 3 0
                                    

Arumi resmi menjadi kekasih dokter dermawan si jenius. Dan kabar itu membuat banyak wanita menatap iri kepadanya.

Bersikap menjadi kekasih si jenius, sungguh arumi tidak bisa menghilangkan ke cerobohannya.

Hari itu dia mengantarku bekal dirumah sakit, dia mencariku di jam istirahat. Meski aku tidak suka diperhatikan seperti itu. tapi aku tidak bisa memungkiri jika aku tetap menyukai arumi pada sisi ceroboh dan kekanakan yang dimilikinya.

“apa ini” kataku dengan terkejut. Sebuah bekal yang telah di modif dengan bentuk aneh. Ini nasi goreng dengan telur yang diatasnya tertulis keep smile dari saus tomat. Sungguh jika aku benar-benar melihat makanan itu tersenyum kepadaku.

“aku membuatnya tadi pagi setelah aku bangun. Aku menyetel alaramnya jam 4 subuh. Tapi karna aku terlalu bersemangat, aku bangun jam 3 dan menyiapkan semua ini untukmu. Maaf jika rasanya tidak enak. Namun aku berusaha untuk itu” jelasnya padaku. Aku bahkan tau pada wajah kurang tidurnya hari ini. bahkan baru satu hari sejak kami menjalin hubungan arumi telah melakukan hal luar biasa ini untukku.

Arumi-arumi. aku tersenyum membayangkan semuanya. Dia menyiapakan bekal seperti dia menyiapkan sarapan untuk satu kampung. Makananya terasa asin. Namun tetap saja aku menghabiskan semuanya. Terima kasih arumi, terimakasih untuk semua yang kau lakukan padaku.

Aku senang menyadari jika tidak ada perasaan yang kututupi lagi untuknya. Aku bebas mengatakan jika dia adalah milikku. aku suka dimana dia dengan sabar menguatkan kesedihanku. Hingga suatu hari. Aku menangani seorang wanita yang tengah hamil besar. Dia mengalami pendarahan yang banyak dan tidak bisa melahirkan dengan normal. Jalan satu-satunya adalah dengan mengoperasinya. Namun kondisi kandungan nya terlalu lemah, dan dia kehilangan banyak darah. Aku sungguh tidak tau saat itu, aku bersusah payah untuk menyelamatkannya dan juga bayinya.

“bagaimana ini dok, kondisi ibunya sangat lemah, aku ragu jika dia akan selamat.

“apapun itu, kita harus mengarahkan tenaga untuk menyelamatkannaya.

Bahkan untuk hari sial itu kami tidak mendapatkan donor darah sama sekali, andai saja golongan darahku sama maka aku tidak akan keberatan untuk memberikannya.

“apa yang harus kita lakukan dok” tanya mereka padaku. bahkan aku juga hampir putus asa disini.

“semampunya kita akan menyelamtakan keduanya.

Kami melakukan operasi. Dan aku bersyukur jika bayinya lahir dengan selamat. Seorang bayi perempuan yang cantik seperti ibunya. Aku menghembuskan nafas menghadapi semuanya. Kenyataan selanjutnya adalah jika kondisi ibunya semakin melemah. Dia sempat melihat dan mencium bayinya. Suara bayi menangis terdengar kuat di ruangan operasi itu.

“sekarang kita akan selamatkan ibunya.

“tapi dok, kondisinya semakin lemah.

“apapun caranya kita harus menyelamatkannya.

Selang beberapa jam kami mendapat trasnfusi darah dari rumah sakit lain. Aku mendapatkan diriku yang semula tegang telah dapat bernafas lega. Aku melihat kekhawatiran diwajah suaminya. Kami menyalurkan darah dalam tubuhnya. Tapi aku tidak tau entah apa yang terjadi. Sekarang tubuhnya semakin lemah dan tidak dapat menerima apapun. Aku menjadi cemas untuk itu. bahkan aku sudah tidak tau sudah berapa banyak keringat yang bercucuran dikeningku.

“bagaimana ini dok. Tubuh pasien tidak dapat menerima darahnya” aku melacak gangguan apa yang sebenarnya terjadi. Aku menjadi panik.Namun satu hal yang kutau, jika hanya beberapa waktu aku sudah melihatnya tak bernafas lagi.

“jantungnya telah berhenti dok.” Teriak salah satu perawat. Aku menatap tubuh pasien yang kaku. Sungguh aku sangat terpukul untuk itu. darahku seakan berhenti mengalir. Dia benar benar sudah tidak bernyawa lagi.spontan aku mundur beberapa langkah dan melihat segala kerumitan didepanku .

“aku..aku tidak bisa menyelamatkannya” kataku frustasi.Aku langsung saja berlari keluar dari ruang operasi itu. namun aku sempat mendengar teriakan dan isak tangis dari suaminya.

Dikoridor rumah sakit aku tidak bisa mengendalikan diriku. Kenyataan aku telah gagal menyelamatkan seorang ibu untuk bayinya membuat aku merasakan sakit yang sesungguhnya. Aku meninju dinding yang ada di depanku, hatiku begitu sakit menerima kenyataan itu. aku baru merasakan dimana aku tidak seperti yang orang katakan. Sekarang aku gagal untuk menyelamatkan sebuah nyawa yang berarti untuk anak dan suaminya.

“hei. Apa yang kau lakukan” teriak seseroang dari belakang yang ternyata itu adalah arumi.

Aku langsung saja menjatuhkan diriku dipelukannya dan menangis di bahunya. Lihatlah arumi jika ternyata aku juga bisa lemah.

“jangan lakukan itu, jangan menyakiti dirimu” katanya yang sekarang juga ikut menangis. Bahkan aku tidak  tau jika tanganku juga sudah berdarah.

“aku gagal arumi aku gagal. “ kataku dengan penyesalan yang tidak bisa kugambarkan. Arumi berusaha menenagkan aku. Meski itu tidak  membuatnya berhasil.

“kau sudah bekerja keras . dan semua itu atas kehendak tuhan”

“tapi anak itu membutuhkan ibunya. Aku tidak bisa membuatnya tetap berada disamping ibunya. Aku tidak bisa arumi. “aku mendengar arumi menghembuskan nafas dalam. Bahkan aku tidak peduli jika aku menampakkan kelamahanku dihadapannya. Lihatlah, jika sejenius tidak bisa melakukan segalanya.

“kau itu hanya seorang dokter bukan tuhan.” Teriak  arumi keras tepat didepan mataku.Ingat jika tuhanlah yang menentukan segalanya, kau sudah berusaha dermawan, dan kita tidak bisa melawan takdir tuhan. Menyakiti dirimu tidak akan mengubah apapun.” Fikiranku mengawang,  Aku menatap arumi dalam, sungguh semuanya membuat aku kembali mendapatkan diriku kembali, aku hanyalah seorang dokter bukan tuhan. Aku tidak bisa mengubah apapun jika tuhan berkehendak. Namun sekali lagi maafkan aku yang telah gagal.

“dimataku kau adalah yang terbaik, bahkan aku tidak peduli berapa banyak aku ingin bertepuk tangan untukmu. Aku hanya tetap ingin menjadi arumi untuk dermawan”
lagi-lagi itu membua aku kembali bersemangat, arumi penyemangatku. Lagi lagi aku berterimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku. Untuk cintamu yang begitu besar. Dan untuk semua pengorbanan yang telah kau lakukan. Aku akan berusaha untuk menjadi yang terbaik kedepannya.

              Devan mengeluarkan air matanya mendengar cerita lelaki paruh bayah itu. namun buru-buru dia menghapusnya agar tak kelihatan. Sepanjang lelaki itu bercerita sebenarnya dia teringat pada vinda. Entah apa yang membuatnya teringat pada gadis itu, apakah dia memperlakukan vinda sebagaimana dermawan memperlakukan arumi? walaupun sebenarnya devan tidak begitu menyukai kisah cinta tapi setidaknya arumi dan dermawan sedikit memberinya gambaran bagaimana kisah cinta itu sesungguhnya, bahkan tidak seperti curhatan dalam siarannya, kisah cinta dermawan dan arumi membuatnya benar-benar ingin mendengar lagi dan lagi kearah mana cinta itu nantinya akan membawa mereka.

“apa kau menangis” tanya lelaki paruh payah itu,

“eh tidak. Mataku hanya kemasukan debu saja. “ kata devan mencoba mengelak. Sedang lelaki paruh baya itu hanya tersenyum melihatnya.

“lalu bagaimana dengan kisah cinta mereka?” tanya devan ingin segera tau.

“tentu saja akhirnya mereka menikah”

“wah itu sungguh luar biasa, pertama aku membenci karakter seorang dermawan. Namun lama kelamaan aku menyukainya. Sungguh dia beruntung mendapatkan wanita seperti itu.

“yah, dia siberengsek yang beruntung.

Lelaki tua itu pun menatap jam yang ada di dinding tokonya. Waktu telah menujukkan pukul 10 malam.

“kembali lah anak muda, hujan sudah lama berhenti dan aku juga ingin menutup tokonya.” Kata lelaki itu memperingatkan devan.  dia baru sadar jika dia sudah seharian disini. Cerita itu membuat dia lupa waktu. Bahkan devan belum melihat lihat bukunya. tapi dia tidak enak jika berlama lagi disana, apalagi lelaki separuh baya itu kelihatan seperti mengantuk. Devan memutuskan untuk pulang malam itu juga dan berjanji untuk kembali lagi. Lelaki itu mengantar kepergiannya. Tapi devan masih sempat menatap kebelakang sebelum benar-benar pergi. dia terpengarah pada apa yang selalu dibawa lelaki tua itu. sebuah buku dengan sampul seorang gadis yang menangis. Buku yang sangat disayanginya dengan segenap jiwanya. “apakah itu sangat beharga?” tanya devan dalam kepalanya. Namun bukankah itu terlalu penting untuknya. Langusng saja dia melajukan motornya sebelum hujan benar benar membasahinya kembali.

Gadis Dalam BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang