kena julid

501 51 2
                                    

"Sakit mata gue liat orang pacaran mulu," celetuk Aldo memandang sinis ke arah Agam yang sedang duduk di pojok ruangan sambil memeluk tubuh Aksa dari belakang.

"Apa kabar gue yang tiap hari jadi nyamuknya mereka, Do?" sahut Satya yang sibuk bercermin sembari menyisir rambutnya.

Agam hanya tertawa tanpa dosa, ia makin menyamankan diri memeluk Aksa. "Ini namanya gue berbagi kebahagiaan bersama kalian," ujarnya.

"Gak, makasih. Gue gak perlu tau kebahagian lu kayak gimana," tolak Satya.

"Lah? Sebagai sahabat yang baik tuh harus bersedia dong merasakan suka duka sahabatnya," kata Agam.

"Emang kita sahabatan? Kok gue gak merasa ya?" sinis Satya.

"Dih, gitu lu sama gue. Cukup tau—"

"Kak, Aksa ngantuk.." ujar Aksa memotong perkataan Agam. Terlihat seperti tidak ingin terjadi pertikaian antara para pemuda yang lebih tua darinya itu, tetapi ia memang benar-benar sedang mengantuk sekarang.

"Mau tidur sekarang?" tanya Agam langsung mengalihkan atensinya pada si kecil kesayangannya itu.

Aksa mengangguk.

"Dah, lu anterin Aksa tidur aja sana," kata Aldo dengan nada seperti sedang mengusir.

"Mau gendong gak?" tanya Agam pada Aksa lagi tidak memperdulikan Aldo.

Aksa mengangguk lagi. Agam pun bangkit dari duduknya dan langsung membawa Aksa pada gendongan di punggung.

"Selamat malam dan sampai jumpa esok pagi, sahabat. Jangan pada begadang, besok mau ada kerja rodi kata Bang Bintang," pamit Agam kepada dua pemuda yang masih menatapnya tidak senang itu.

"Iya, iya. Lu juga langsung tidur ya, anying. Jangan cium-ciumin si Aksa mulu," balas Satya.

"Mana bisa dia, palingan nanti sejam dia habisin cuma buat kelonan plus-plus sama Aksa," kata Aldo.

"Mulut lu kayak gak pernah disekolahin aja, anjing," umpat Agam sedikit tidak terima Aldo membuka kartunya. Perkataan Aldo memang benar tetapi Agam jadi malu mendengarnya.

"Mulut lu aja kali, kerjaannya kalo gak ngebacot ya buat ciuman sama Aksa," balas Aldo membuat wajah Agam jadi merah padam menahan malu. Untung saja hanya ada mereka berempat di ruangan ini.

Dan juga sepertinya Aksa sudah tertidur di gendongan Agam, jadi pemuda lucu itu tidak perlu mendengarkan obrolan tak bermutu dari para abang-abangnya ini.

"Udah woy, bubar bubar! Kasian noh si Aksa udah ketiduran," seru Satya menunjuk Aksa yang sudah memejamkan matanya dengan kepala yang bersandar pada bahu Agam.

"Si Gunawan tuh ngajak berantem," sungut Agam.

"Bangsat, mainnya nama bapak ya sekarang? Dasar Kusnaedi," balas Aldo.

"Udah, setan. Gue lempar lu satu-satu, mau?" omel Satya berancang-ancang ingin melempar dua pemuda itu dengan botol minumnya.

"Jangan dong, nanti kena si kecil," ujar Agam ngeri. Masalahnya botol minum Satya bukan barang kecil, botol minum berukuran 100ml itu kalau sedang dalam keadaan penuh bisa bikin orang pingsan jika terlempar kena kepala.

"Makanya gak usah ngebacot lagi. Cepetan ke kamar sana, lu gak kasian sama Aksa?"

"Iya iya, ini ke kamar. Galak amat.. bye bye kalian berdua." Agam pun pergi meninggalkan ruang latihan menari menuju kamar.

Namun sebelum keluar ruangan, sempat-sempatnya ia saling melemparkan tatapan maut dengan Aldo membuat Satya kembali mengomel.

Agam dan perjalanannya menuju kamar dengan menggendong si manis Aksa, seperti biasa harus dihadapkan dengan sejumlah ejekan kecil yang dilontarkan oleh pemuda lain yang berpapasan dengannya.

"Lengket amat berdua," celetuk Tara yang dibalas Agam dengan kekehan.

"Seharian gue liat lu sama Aksa mulu deh perasaan," kata Farhan heran.

"Kemarin-kemarin juga kok, gak nyadar?" balas Agam yang langsung disambut gelengan oleh Farhan yang tidak habis pikir dengan kedekatan dua pemuda itu.

"Hayo.. abis ngapain berdua?" Datang Juna dan wajah menyebalkannya merusak mood Agam.

"Ngelakuin sesuatu yang bisa bikin Aksa tepar begini. Lu pikir sendiri dah," jawab Agam sekenanya.

Ya, begitulah.

Diketik: 30 Juli 2023 (4PM)
Dipublikasi: 27 Agustus 2023 (11PM)

dealova (gyujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang