Sudah sehari penuh Agam habiskan untuk menemani Aksa di kamar, bisa dihitung jari berapa kali pemuda tinggi itu keluar dari kamar alias Agam sama sekali tidak akan meninggalkan Aksa kecuali untuk mengambilkan kebutuhan sang kesayangannya itu.
Aksa sedang tidak enak badan hari ini, suhu tubuhnya menyentuh tanda merah di termometer. Maka dari itu Agam jadi sangat protektif, ia tidak akan membiarkan Aksa melakukan apapun sendirian tanpa bantuannya.
"Masih pusing?" tanya Agam setelah meminumkan obat kepada Aksa.
Aksa mengangguk singkat. "Tapi gak sepusing tadi," jawabnya.
"Ya udah, lanjut tidur lagi biar pusingnya cepet hilang." Agam mendorong pelan tubuh Aksa agar si manis itu langsung merebahkan tubuhnya.
"Kakak belum makan dari pagi," kata Aksa mengetahui sang perawat sama sekali belum mengisi perut kecuali dengan air putih, padahal sekarang sudah malam.
Ya, yang menjadi fokus satu-satunya di pikiran Agam saat ini adalah kesembuhan Aksa. Akibatnya Agam jadi tidak sempat memikirkan hal lain, termasuk kebutuhan untuk dirinya sendiri yaitu makan.
"Iya, juga.." gumam Agam yang bahkan baru ingat bahwa ia belum memberi asupan gizi pada tubuhnya. "Tapi kakak gak laper sih, nanti aja makannya."
Tatapan tak suka langsung dilayangkan Aksa pada pemuda di hadapannya itu. "Makan sekarang," titahnya.
"Nanti aja, abis suhu badan kamu turun," balas Agam, suhu tubuh Aksa saat ini masih belum mencapai target yang diinginkannya.
"Ih, makan sana! Nanti perut kakak sakit kalo ditunda makannya," omel Aksa.
"Kamu tidur dulu deh baru kakak makan," kata Agam mencoba bernegosiasi dengan si kecil.
"Gak, harus sekarang. Di sini aja makannya biar aku bisa liat," balas Aksa menolak negosiasi tersebut.
Yang lebih tua langsung menghela nafas pelan. "Ya udah, kakak ambil dulu."
"Yang banyak ya ambilnya!" seru Aksa menatap punggung Agam yang telah menjauh lalu menghilang setelah pintu kamar tertutup.
Belum semenit berlalu, pintu kamar kembali terbuka dan menampakkan Marcel yang datang dengan dua kotak susu stroberi di tangannya.
"Kak Marcel," sapa Aksa memandangi kedatangan pemuda pirang itu.
"Hai, Aksa.. udah sehat?" tanya Marcel duduk di sisi ranjang tempat Aksa berbaring.
Aksa menggeleng pelan seraya bangkit duduk. "Masih pusing sedikit."
Marcel menyentuh kening Aksa untuk mengecek suhu tubuh pemuda manis itu, terasa hangat menandakan bahwa Aksa memang belum sembuh sepenuhnya.
"Nih, buat kamu. Biar cepet sehat." Marcel memberikan salah satu susu stroberi yang dibawanya pada Aksa.
"Makasih, Kak," ucap Aksa menerima pemberian Marcel.
"Enak kamu tuh kalo sakit ada yang rawat," ujar Marcel.
Aksa tertawa kecil. "Gak tau tuh Kak Agam, padahal aku bisa ngurus semua sendiri."
"Tapi kamu seneng kan diurusin sama Agam?"
Karena tidak ingin munafik, Aksa mengangguk menjawab pertanyaan Marcel itu.
Iya, meskipun Aksa bisa merawat dirinya sendiri. Tetapi entah mengapa ketika ada Agam, ia mendadak jadi tidak bisa apa-apa.
Aksa jadi hanya mengandalkan segalanya pada Agam, sampai hal terkecil pun ia biarkan Agam yang mengurusi. Ia tahu Agam senang merawatnya, Aksa juga senang dirawat Agam.
KAMU SEDANG MEMBACA
dealova (gyujin)
FanfictionGyuvin & Yujin as Agam & Aksa kumpulan narasi singkat yang secara iseng saya ketik karena saya suka dinamika hubungan gyujin. bila ceritanya terasa aneh dan tidak jelas, mohon dimaafkan. disclaimer⚠️ - bxb area (homophobic dni) - harsh words - will...