kilas balik: introduksi

540 52 0
                                    

(sedikit mengambil dari cerita asli pertemuan pertama gyujin rl dengan sedikit modifikasi karena full version dari cerita asli hanya diketahui oleh gyujin rl dan Tuhan)

Sebagaimana hari biasanya, Agam sedang berada di gedung akademi dance untuk berlatih.

Sudah sekitar empat tahun Agam hidup dengan rutinitasnya ini, pergi sekolah lalu pulang sebentar lalu pergi lagi berlatih dance. Sedikit melelahkan tetapi inilah kesenangan Agam.

"Jam-jam segini enaknya makan mie gak sih?" celoteh Satya yang sedang merebahkan dirinya di lantai ruang latihan, lelah habis menari sejam penuh.

"Ayok!" sahut Agam yang juga sedang merebahkan dirinya tak jauh dari Satya berada.

"Ayo..."

"Iya, ayo!"

"Ya udah, ayo.."

"Mulut doang ayo ayo, badannya kagak gerak," cibir Agam melihat Satya masih dalam posisi rebahannya tidak terlihat ingin menggerakkan badan sama sekali.

"Elu juga gak bergerak, anjing," balas Satya karena Agam pun sama dengannya.

Kedua pemuda itu menghela nafas panjang, tubuh mereka terlalu lelah untuk sekedar bangun.

Namun tak lama kemudian, Agam pun menjadi yang pertama bangun. "Jadi laper beneran gue. Lu beneran mau masak mie gak?"

Satya menggeleng lemah. "Gue nanti aja, masih capek banget."

"Oke." Agam pun meninggalkan temannya yang kini sedang mengumpulkan energi sembari memainkan ponsel.

Pemuda itu berjalan menuju dapur milik bersama yang masih berada di lantai yang sama dengan ruang tempatnya berlatih tadi.

Sebelum sampai ke dapur, Agam sempat melewati ruang latihan untuk para anak baru. Mata melirik ke arah pintu ruangan yang terbuka, terdapat beberapa remaja yang sepertinya lebih muda darinya sedang istirahat di sana.

Agam mengulum senyum, pemandangan yang ia sukai. Agam suka melihat makhluk-makhluk gemas dan menurutnya para remaja itu terlihat menggemaskan sekali.

"Nanti mau kenalan satu-satu ah, siapa tau ada yang nyantol," monolognya. Begitulah kehidupan Agam sebagai pecinta makhluk gemas.

Sesampainya di dapur, netra Agam menangkap seseorang asing di dalam sana sedang sibuk dengan makanannya.

"Sore," sapa Agam saat masuk ke dalam dapur lalu membuka kabinet dapur untuk mencari bahan makanan.

Tidak ada jawaban dari sapaannya, Agam menghentikan kegiatannya lalu menatap pemuda yang masih sibuk sendiri itu.

"Halo, selamat sore..." sapanya lagi kali ini dengan suara yang lebih keras.

Pemuda itu hanya menoleh sejenak ke arah Agam lalu kembali pada kesibukannya.

Agam mengerutkan keningnya. Respon yang sangat tidak menyenangkan, padahal dirinya sedang berusaha untuk ramah.

Ia melihat ke arah telinga pemuda asing itu, ada earphone yang menyumbat indera pendengaran si pemuda. Mungkin karena itu sapaan Agam tidak dipedulikan olehnya.

Tetap saja Agam tidak suka diabaikan, jadi tangannya bergerak melepas earphone itu dari telinga si pemuda.

"Selamat sore, dengan Agam di sini. Bisa diperkenalkan siapa namanya?" ucap Agam yang kini berhasil mendapat perhatian pemuda itu.

"Heh, balikin sini!" gerutu pemuda itu berusaha merebut kembali earphone miliknya tetapi Agam malah mengangkat tinggi-tinggi benda kecil itu yang otomatis membuat ia tidak bisa meraihnya karena tingginya kalah oleh Agam.

dealova (gyujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang