szkh: happily ever after

399 33 22
                                    

(szkh stands for sung, zhang, kim, han. ini episode szkh yang terakhir!)

Flashback on.

"Ternyata beneran, bang."

"Apa?"

"Mereka ngambek karena kita berdua mulu."

"Ya, emang. Elu sih nempel ke gue mulu tiap hari. Naksir lu? Udah gak sayang Aksa?"

"Bangsat, gak gitu. Gue lagi butuh sosok abang aja akhir-akhir ini."

"Perhatian Aksa gak cukup?"

"Ya, cukup. Tapi kan beda... Ini kenapa seakan-akan gue doang yang salah sih? Lu juga mau-mau aja kan gue seret ke mana-mana?"

"Lu nyeretnya pake tenaga dalem, gue mana bisa lawannya."

"Dah, jadi ini gimana? Bujuk aja ya? Sumpah, gue udah gak tahan lagi. Gue butuh Aksa."

"Gue juga butuh Hanan. Energi Bintang tenaga Hanan udah semakin menipis, gue butuh isi ulang."

"Waduh, isi ulangnya ngapain tuh?"

"Apa emang yang lu pikirin?"

"Gak, bang. Gak jadi. Takut."

"Dasar.. ya udah, nanti malem lu ngobrol sama Aksa sebelum dia ke kamarnya Hanan. Gue juga langsung ke kamarnya Hanan."

"Oke. Mission accepted."

Flashback off.

Kalau Hanan kejam, sudah ia tendang perut Bintang agar pemuda itu menjauh.

Semua karena secara tiba-tiba saja pemuda itu masuk ke kamar dan mendorong tubuhnya pada dinding. Padahal Hanan sedang sibuk-sibuknya merapikan kasur.

Gerakan tiba-tiba itu tentu saja membuat jantungnya berdegup kencang, untung tidak sampai berhenti berdetak.

"Kamu ngapain sih?!" omel Hanan.

Bintang tidak menjawab, hanya menatap tajam mata Hanan.

Sebenarnya tatapan itu bisa saja membuat Hanan bergidik ngeri dan menjadi segan pada Bintang. Tetapi Hanan bukan orang yang seperti itu, apalagi pada Bintang.

Jadi bukannya cicitan maaf yang Bintang terima, melainkan sentilan kuat pada keningnya membuat Bintang langsung mengaduh tak kalah kuat.

"Nan, sakit..." lirih Bintang dengan tangannya bergerak mengusap-usap keningnya yang terasa berdenyut itu.

"Makanya jangan banyak tingkah," semprot Hanan.

Bintang berdecak sebal lalu memeluk tubuh Hanan erat dan menyandarkan kepalanya pada bahu sempit itu.

"Udahan dong main pacar-pacaran sama si Aksa, kamu kan punya pacar beneran," sungutnya.

"Oh, aku masih dianggap pacar?"

"Masih lah, siapa lagi pacar aku kalo bukan kamu?"

"Agam kali."

Bintang menggeleng ribut. "Enggak. Biarkan Agam dirawat sama Aksa yang lebih ahli."

"Tuh tau si Agam ada Aksa. Kenapa masih berduaan sama dia mulu? Aksa cemburu lho liat Agamnya lebih suka bareng Kak Bintang," ujar Hanan.

"Maaf. Lagian selalu Agam yang narik aku duluan, aku jadinya nurut aja tanpa tau kalo Aksa ternyata cemburu," jawab Bintang.

"Tapi sekarang Agam lagi mau mohon pengampunan ke Aksa kok, jadi kayaknya malam ini Aksa gak bakal ke sini dulu," lanjutnya.

"Baguslah," balas Hanan manggut-manggut.

dealova (gyujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang