William yang aneh

23.5K 1.7K 20
                                    

Jangan lupa VOTE KOMEN cerita ini ya..
-
Happy Reading!
...

Selama dalam perjalanan, suasana didalam kereta kuda sangat sunyi. William yang tertidur dan Claire yang termenung.

Dia tidak menyangka bahwa gadis yang ditolongnya itu merupakan pemeran utama wanita di novel.

Claire mengingat, jika Eve adalah seorang budak yang diangkat menjadi anak kepala pelayan di kediaman Duke Evans.

Tidak hanya itu, Eve juga ternyata diangkat menjadi putri karena telah menyelamatkan putra dari Duke Evans.

Hidup Eve yang tadinya bahagia semakin bahagia setelah diangkat menjadi putri kedua dari pasangan Evans.

Duke Evans memiliki dua anak, putra sulung bernama Alaric Deon de Evans dan putri bungsunya bernama Aleana Gretha de Evans.

Saat Eve menyelamatkan Alaric yang sebagai majikannya membuat Duke Evans memiliki hutang Budi.

Dia pun mengangkat Eve sebagai putri bungsu tetapi Alena sebagai putri satu-satunya di kediaman itu menolak tegas tentang hal tersebut.

Dari situlah yang tadinya Duke Evans dan Alaric menyayangi Aleana berubah menjadi benci.

Aleana tidak memperdulikan itu. Akan tetapi, amarahnya makin keluar saat Eve ternyata dekat dengan Leon yang merupakan teman kecil Aleana.

Aleana berusaha untuk memisahkan mereka namun usahanya sia-sia.

Mau bagaimana pun antagonis memisahkan protagonis, itu hal yang mustahil.

Ya, di novel Aleana adalah seorang antagonis tersebut setelah William.

William dijuluki antagonis karena dia dianggap memberontak.

Adapun, Alaric dimana dia merupakan tangan kanan Leon dimasa yang akan datang.

Itulah sedikit kisah yang Claire ingat.

"Itu artinya, Eve belum bertemu kepala pelayan kediaman Duke Evans." Gumam Claire.

Dia kemudian melihat wajah lelah William, "apa Liam memandang wajah Eve karena memang itu takdilnya? Jadi, dia akan tetap menyukai Eve ya?" Lirihnya.

Claire menghela nafas, "sudahlah, biallah semua bellalu. Jika pun nanti Liam menyukai Eve, maka aku akan telus menemaninya sehingga alul di novel tidak teljadi."

Ya, misi Claire adalah tidak membiarkan William mengalami hal menyedihkan di novel, kecuali dia mencintai Eve maka Claire tidak bisa melarangnya.

Kereta kuda pun berhenti tepat di kediaman Baron Lucano.

Claire segera membangunkan tubuh mungil William, "Liam, bangun. Kita sudah sampai di kediaman paman."

William melenguh lalu membuka perlahan matanya. Melihat wajah polos Claire membuat William tersenyum.

"Apa sudah sampai?"

"Yaa." Jawab Claire.

William segera keluar meninggalkan Claire yang tertinggal di kereta.

Claire mendengus kesal, "sudah bagus aku bangunkan kenapa jadi aku yang ditinggal." Dia pun keluar dari kereta.

"Loh, paman. Dimana Liam?" Tanya Claire kepada kusir.

"Ah, tadi pangeran telah masuk terlebih dahulu, nona." Jawab sang kusir.

Claire mengerutkan kening, dia merasa aneh dengan sikap William. Apa karena bertemu dengan Eve? Atau karena hal lain?

Claire pun masuk kedalam kediaman Baron.

Melihat kediaman sepi, dia langsung masuk kedalam kamarnya.

Akan tetapi, langkah mungil itu berhenti saat orang yang dikenalnya berdiri didepannya.

"Ada apa, Liam?" Tanya Claire menaikkan alisnya.

William menatap Claire sambil mengerucutkan bibirnya, "Liam, kira Claire tadi mengikuti dari dibelakang tapi saat Liam sadar ternyata Claire tidak ada."

Claire terkekeh geli, "kamu saja yang jalannya telalu cepat."

"Benarkah itu?"

Claire menganggukkan kepalanya.

"Ayo, kita temui kepala pelayan. Agar dia bisa mengantalmu kekamal." Ujar Claire. Dia pun berjalan duluan membuat William terheran.

Claire tersentak kaget saat tangan mungilnya digenggam tangan mungil William.

"Begini lebih baik. Liam, takut nyasar hehe." Ujar William tersenyum polos.

Claire menggedikkan bahu. Mereka pun mencari Ron di bagian dapur.

Melihat majikannya datang ke dapur, Ron langsung mendekati mereka.

"Salam, pangeran. Salam, nona muda. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ron sopan.

"Tolong antalkan Liam kekamalnya, paman." Ujar Claire.

"Baik, nona muda. Mari, pangeran, Saya akan mengantar anda kekamar." Ujar Ron.

William pun mengangguk lalu menatap polos Claire.

"Ada apa?" Tanya Claire heran.

"Apa Claire tidak akan ikut?"

"Tidak. Liam pelgi saja dengan paman Lon. Claile ingin istilahat kalena lelah sekali." Jawabnya.

William pun mengangguk dan pergi dengan acuh tak acuh.

Claire yang melihat itu berusaha untuk tidak peduli.

Dia pun pergi ke kamarnya.

...

Jangan lupa VOTE KOMEN yaaa

Papay❤️

Tbc.

CLAIRE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang