Mengadopsi Eve

23.4K 1.5K 25
                                    

Jangan lupa VOTE KOMEN!
-
Happy Reading.
...

Claire termenung dikamarnya. Dia mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah dialaminya beberapa hari ini.

"Kejadian penculikan telah teljadi begitu cepat. Apa itu altinya aku tidak akan mati pada usia 6 tahun?" Gumamnya tersenyum.

Akan tetapi, senyum itu menghilang beberapa detik kemudian.

"Celita tentang William tinggal di wilayah paman tidak ada di novel. Sehalusnya setelah penculikan itu, dia belada di istana. Belum lagi tadi aku beltemu pemelan utama wanita. Apa nanti akan ada pelubahan?" Ujarnya berpikir.

"Sebenalnya aku malas sekali ikut campul dengan alul celita. Namun, kalena aku tidak mungkin membialkan tokoh favolitku mati sia-sia aku akan membantunya. Jika memang dia nantinya jatuh hati pada Eve, maka aku akan lepas tangan. Aku akan fokus tentang bisnis dan lahasia kelualga Theodole." Ujarnya.

Claire pun berfikir tentang rahasia-rahasia yang ada di keluarga Theodore.

"Apa ayah Claile tidak memiliki saudala ya? Telus tentang malaikat itu, sepeltinya aku halus mencali tau." Ujarnya.

Dia pun berbaring dan mengistirahatkan batin dan pikirannya.

Beralih kekamar William.

Dia menatap kosong jendela didepannya.

"Eve? Tak kusangka, kita bertemu secepat ini. Seharusnya aku bertemu denganmu saat aku pulang dari perang." Ujarnya.

William mengetatkan rahangnya. Suasana berubah menjadi dingin.

"Aku tidak membencimu, Eve. Namun, aku juga tidak melupakan bagaimana kau turut andil membunuhku." Gumamnya.

Tidak ada yang tau, bagaimana perasaannya saat ini. Akan tetapi, hanya satu yang menggambarkan suasana di kamar William yaitu, Marah.

Mengingat tentang Claire membuat wajah William melembut.

"Seharusnya dia mati saat menolongku tetapi dia tetap hidup. Apa ini efek yang peristiwa itu? Dan tinggal di wilayah ini tidak pernah terjadi di masa lampau. Sepertinya setelah itu semua menjadi berubah." Gumamnya.

William pun pergi ke tempat tidurnya.

Sungguh, dia lelah batin dan fisik. Dia ingin pergi menjauh tetapi dia belum membalaskan dendamnya. Ya, tujuan utamanya adalah balas dendam.

Semoga, takdir berpihak padanya. Pada seorang anak kecil yang sedari dulu tidak pernah merasakan perasaan kasih sayang.

...

Seorang wanita paruh baya pergi ke daerah kota untuk membeli bahan-bahan masakan yang akan digunakan besok.

Seharusnya dia bisa saja menyuruh salah satu pelayan untuk membelikannya tetapi karena majikannya menginginkan dirinya, dia pun pergi.

Setelah membeli semua yang diperlukan, wanita itu pun akan kembali.

Akan tetapi, saat langkahnya menuju kereta kuda, mata bulatnya melihat seorang gadis cantik nan lusuh sedang mengemis di pinggir jalan.

Dia pun iba melihat keadaan gadis itu. Dimana dia dipandang sinis bahkan sesekali dia diusir dari jalan itu.

Wanita itu pun berjalan menuju gadis itu.

"Hallo, gadis kecil."

Gadis kecil itu tersentak kaget membuat wanita paruh baya itu tersenyum melihat wajah ketakuatan itu.

"Ah, maaf mengagetkanmu. Dimana orangtuamu, nak?"

"A-aku yatim piatu, bibi." Lirihnya. Dia sedang menahan perih diperutnya yang sedari tadi sudah meronta ingin makan.

Wanita itu pun tersentuh, "apakah kau mau jadi putriku? Sedari dulu aku ingin sekali menginginkan anak tapi takdir tidak berpihak padaku." Ujarnya sendu.

Gadis kecil itu menatap polos wanita didepannya, "apa anda malaikat?"

Wanita itu terkekeh geli, "aku hanya ingin kau menjadi putriku."

Gadis itu pun menatap wanita dengan pandangan berbinar, "mau, aku mau."

"Apa kau mempunyai nama?"

Gadis itu menggeleng kecil, "Eve, mereka sering sekali memanggilku Eve."

Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan puas, "baik, maka namamu sekarang Everetta Yolle. Apa kau menyukainya?"

"Aku menyukainya, bibi. Terima kasih."

"Ibu, panggil aku ibu."

"Baik, ibu."

"Nah, sekarang mari kita pergi dari sini." Ujar wanita itu.

Mereka berdua pun pergi menuju sebuah kereta kuda yang sederhana. Kereta kuda itu berjalan perlahan menuju sebuah kediaman yang begitu megah.

Sesampainya di kediaman, wanita itu turun berserta Eve.

Eve yang baru pertama kali melihat bangunan mewah, menatap kagum didepannya.

"Ini kediaman Duke Evans. Ibu bekerja sebagai kepala pelayan, nah saat ibu bekerja, kau tunggu ibu di belakang kediaman ini dimana tempatnya para pelayan yang tinggal." Jelas wanita itu yang tidak lain kepala pelayan kediaman Duke Evans.

Eve menganggukkan kepalanya dengan antusias.

Mereka berdua pun masuk kedalam. Saat di dapur, Eve mendengar seseorang memanggil ibunya.

"Bertyyy?"

"Siapa yang memanggilmu, bu?"

Wanita itu terkekeh, "dia nona muda di kediaman ini. Ingat untuk tidak melakukan suatu hal tanpa persetujuan ibu atau bahkan majikan kita."

Eve mengerutkan kening tidak suka, mengapa dia harus melakukan itu? Namun, dia tetap melakukan perintah sang ibu.

"Kamu tunggu disini, ibu akan pergi menemui nona muda."

"Baik, bu." Jawab Eve.

Selagi menunggu sang ibu pergi, Eve berkeliling didaerah taman belakang bagian dapur.

Dia tersenyum manis melihat bunga-bunga cantik yang begitu bermekaran.

"Siapa kamu?"

...

Jangan lupa VOTE KOMEN untuk lanjut.

Papay❤️

Tbc

CLAIRE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang