Tekan tombol bintang ya!
Jangan lupakan komen agar cerita ini semakin cepat di-update.
Mengapa harus vote? Karena dengan vote bisa meramaikan cerita ini.
Jangan pelit-pelit xixi
-
Happy Reading!
...Kini Xander berada dikamarnya setelah lama menunggu Baron Lucano yang tidak kunjung datang.
Xander menatap kosong jendela didepannya yang menampilkan taman kediaman Lucano.
"Kenapa mereka tidak membawaku? Jika saja ayah tidak memaksaku disini pasti aku sudah bertemu Claire. Awas saja jika ayah tidak berhasil menangkap semua bandit itu akan ku ratakan kediaman ini." Ujar Xander kesal.
"Kenapa lama sekali sih mereka tiba? Memangnya segitu susahnya kah melumpuhkan bandit itu? Ish dasar ayah lemah." Umpat Xander.
"Lebih baik aku menyusul mereka saja dari pada aku diam disini sedangkan Claire disana pasti sedang ketakutan. Yaa aku akan menanyakan Ron dimana ayah mencari Claire." Ujarnya lalu berlari mencari kepala pelayan itu.
Melihat tuan mudanya berlari kearah nya, Ron langsung bersigap menghampiri Xander.
"Ada apa, tuan muda? Mengapa Anda berlari seperti itu? Saya mohon agar anda tidak lagi melakukan hal yang bisa saja melukai, tuan muda." Ujar Ron tegas.
Xander menatap malas Ron, "aku mencarimu sedari tadi dan ternyata kau sedang berada di aula ini." Ujar Xander.
Ron tersenyum kecil, "ada apa gerangan anda mencari saya?"
"Dimana ayah serta Marquess Marcellino mencari Claire?"
"Apa anda akan menyusul mereka?" Tebak Ron tepat sasaran.
Xander terdiam, "saya mohon, tuan muda. Agar anda menunggu Tuan Baron serta Tuan Marquess disini karena akan sangat berbahaya jika anda menyusul mereka." Ujar Ron.
"Aku hanya ingin mengetahuinya saja, Ron. Aku tidak akan menyusulnya." Ujar Xander datar.
Melihat kegigihan Xander membuat Ron terpaksa memberitahu Xander, "baiklah, Tuan Baron beserta yang lainnya mencari di hutan wilayah ini karena mereka mendengar suara yang sangat menggelegar dari sana. Bunyi itu membuat tuan Baron curiga tentang persembunyian para bandit dan anak-anak yang diculik." Jelasnya.
Xander menganggukkan kepalanya.
"Aku akan kembali ke kamarku." Ujar Xander lalu pergi.
Xander pun pergi menuju sebuah ruangan, dimana hanya dia dan Baron Lucano yang mengetahuinya.
Xander menyeringai, "ayah, jika Claire terluka sedikit saja maka jangan salahkan aku kertas-kertas berhargamu akan ku bakar."
Xander tiba-tiba menghilang dari ruangan itu.
...
Baron Lucano mendesis kesal karena salah satu bandit itu lolos dari jangkauannya.
Marquess Marcellino yang disampingnya terkekeh ringat melihat ekspresi masam sahabatnya.
"Kau tidak mengejarnya?" Tanya Marquess Marcellino.
Baron Lucano menatap sinis Marquess Marcellino, "males sekali mengejarnya namun jika aku memperlihatkan Element ku disini maka aku akan menjadi budak Raja gila itu." Desisnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAIRE (Segera Terbit)
FantasiClaira Barbara seorang gadis cantik berumur 15 tahun yang memiliki sifat barbar dan tidak bisa diam. Pada saat Claira pulang sekolah, tidak sengaja dirinya melihat sebuah novel yang menceritakan kisah cinta tragis seorang antagonis. Melihat deskrips...