Jangan lupa VOTE KOMEN yaa!
Happy Reading.
...Leon sedang berkeliling dan melihat ada kereta kuda milik bangsawan Theodore. Mengingat William sekarang tinggal di kediaman Baron Lucano, membuat amarahnya naik. Dia tidak suka jika ada orang yang memperdulikan William contohnya gadis kecil yang saat itu berdebat dengannya. Satu hal yang tidak dia ketahui bahwa sang ayah tidak berani melawan bangsawan Theodore dimana gadis kecil yang pernah bermasalah dengannya merupakan putri dari bangsawan Theodore.
Leon pergi ke ruang kerja Raja Jasver, di depan ruang kerja, dia melihat Tio sedang berdiri. Melihat Leon yang berdiri didepannya, Tio pun membungkukkan badannya, "Salam, putra mahkota."
"Apa ada kunjungan dari bangsawan Theodore?" tanya Leon tanpa basa basi.
"Benar, yang mulia pangeran." Jawab Tio menunduk.
Leon termenung, "setauku bangsawan Theodore adalah bangsawan misterius untuk apa mereka ke istana?" gumamnya.
"Tio, buka pintu. Aku ingin masuk." titah Leon.
Tio mengangguk kepalanya, dia pun membuka pintu ruang kerja Raja dimana suasana di dalam sedang tegang.
Leon masuk dan melihat orang yang pernah bermasalah dengannya, "ka-kau?! Mau apa kau kesini gadis kampung?!"
Claire menatap sinis Leonardo, "jaga bicara anda, pangeran. Anda seperti tidak memiliki sopan santun."
Leonardo semakin kesal dengan ucapan Claire. "Kau gadis kampung, berani sekali nyalimu berkata seperti itu! Apa kau tau jika kau menghina anggota kerajaan maka hukumannya adalah mati, huh!" Geramnya.
Claire terkekeh lucu, "mari kita lihat apakah Raja Jasver yang terhormat ini berani menghukumku?"
Leon menatap Raja Jasver sedari tadi diam tetapi dia melihat tangan sang ayah yang terkepal. Leon pun tersenyum miring.
Dia berjalan mendekati Raja. "Ayah, apa ayah lihat sikap gadis kecil hina itu? Dia berani sekali meremehkankan anggota kerajaan. Memangnya dia siapa? Dia cuma gadis kecil yang tidak punya orang tua." Keluhnya.
"Stop, Leon." Ujar Raja Jasver. Raja menatap Claire yang menatap tajam dirinya dan anaknya.
Sedangkan William dan Baron menahan amarah mereka.
"Loh, kenapa ayah? Bukankah aku benar jika anak ini tidak mempunyai ayah dan ibu haha dia cocok dengan anak terkutuk itu, ayah. Yang satu anak kampung yang satunya lagi anak terkutuk haha." Ujar Leon tertawa riang.
William mengepalkan tangannya, dia tidak peduli jika orang-orang menghinanya tapi dia tidak suka jika Claire di hina seperti itu. "Jaga mulut anda, pangeran." Ujarnya sedari tadi diam.
Raja Jasver menatap tajam William namun William tidak takut, dia membalas tatapan sang Raja dengan tatapan mematikan. Raja sedikit bergidik saat tatapan itu mengarah padanya.
"Apa ini yang dinamakan putra mahkota? Yang dibilang memiliki sifat murah hati, baik, dan tidak sombong? Aku jadi meragukan anda, pangeran." Ujar Baron Lucano menatap datar Leon.
"Siapa kau berani berbicara, huh? Lagi pun aku tidak memintamu untuk mendukungku karena banyak bangsawan yang mendukungku menjadi putra mahkota." Kekeh Leon dengan angkuh.
Claire tersenyum smrik, "oh, ya? Apa kau yakin, pangeran?"
"Tentu saja, aku kandidat yang terkuat-"
"Hahaha kamu terlalu percaya diri. Jika kamu kandidat kuat maka aku memiliki kandidat lebih kuat untuk menjadi seorang putra mahkota atau bahkan seorang raja." Ujar Claire tersenyum sinis.
"Apa maksudmu?" Tanya Raja waspada.
"Raja, sudah Claire bilang bukan, setengah prajurit di kerajaan ini milik bangsawan Theodore, jangan lupakan banyak bangsawan yang memilih bangsawan Theodore dari pada kerajaan yang hanya mendapatkan kerugian saja. Jika aku memberikan mereka seseorang sebagai kandidat pangeran mahkota sekaligus raja nanti, mereka akan mengikuti apa kataku. Anda tidak lupa bukan pengaruh bangsawan Theodore di kerajaan Graziano sangatlah besar, bahkan di kerajaan George, kerajaan Fylon dan Kerajaan Delta rata-rata prajurit mereka berasal dari bangsawan Theodore." Ujar Claire tersenyum miring.
Raja Jasver membeku. Cukup dia kalah telak, dia tidak berani menyinggung Claire di masa depan. Prajurit tempur milik bangsawan Theodore rata-rata dari kekaisaran. Sedangkan Leon terkekeh sinis.
"Haha gadis kecil, apa kau bercanda? Tidak mungkin bangsawan Theodore itu milikmu. Mereka itu misterius dan kau sebegitu percaya diri berkata seperti itu? Sungguh memalukan." Ujar Leon.
"Leonardo, berhenti!" Bentak Raja.
Leon terkejut mendengar bentakan sang raja, "me-mengapa ayah membentakku?" Lirihnya.
Raja tidak mempedulikan Leon, dia berdiri dan bersimpuh di hadapan Claire membuat mereka semua terkejut.
"Ma-maafkan, saya. Saya akan melakukan apapun yang anda mau." Ujarnya menunduk dengan tangan terkepal. Jika saja Claire tidak memiliki kekuasaan maka Raja sudah membunuhnya sedari awal. Dia harus menurunkan harga dirinya di depan gadis kecil ini, karena takut kerajaan yang sudah ia dapat susah payah jatuh begitu saja. Dia tidak rela harus kehilangan jabatan dan hartanya.
Claire tersenyum sinis, dia menatap Baron Lucano yang menganggukkan kepalanya agar permasalahan diselesaikan dengan cepat.
Claire menghela nafas, "bangunlah, raja. Claire tidak gila hormat. Claire akan membantu kerajaan untuk menyelesaikan masalah di wilayah itu."
Raja tersenyum, "terima kasih, nona kecil." Ujarnya tersenyum arti. Jika dia tidak bisa membunuh Claire maka dia bisa membuat Claire menjadi sekutunya. Membayangkan semua warisan Bangsawan Theodore dia miliki, membuat banyak sekali rencana di kepalanya.
"Mari, kita pergi melihat wilayah itu." Ujar Raja kembali ke nada biasanya.
Mereka pun pergi meninggalkan Leon yang menatap benci Claire dan William.
...
Jangan lupa VOTE KOMENAyo ramaikan cerita ini hehe.
Untuk malam ini satu bab dulu yaa, besok baru author double up:)Oh iya spoiler part selanjutnya besok nih.
"Jadi ini yang membuat air sungai menjadi beracun. Apa aku harus mengambilnya?" gumam Claire.
"Tuan, cepat. Cepat kontrak aku!"
"Siapa itu?!"
Nah segitu saja dulu spoiler part besok hehe.
Papay❤️
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAIRE (Segera Terbit)
FantasyClaira Barbara seorang gadis cantik berumur 15 tahun yang memiliki sifat barbar dan tidak bisa diam. Pada saat Claira pulang sekolah, tidak sengaja dirinya melihat sebuah novel yang menceritakan kisah cinta tragis seorang antagonis. Melihat deskrips...