04. Backstreet

235 4 0
                                    

Di kamarnya yang mewah dan luas, Adeline duduk di pinggir ranjangnya yang besar dan empuk, dikelilingi oleh boneka-boneka barbie yang berjajar rapi di rak-rak dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kamarnya yang mewah dan luas, Adeline duduk di pinggir ranjangnya yang besar dan empuk, dikelilingi oleh boneka-boneka barbie yang berjajar rapi di rak-rak dinding. Dia menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya yang tinggi. Air mata yang tak terbendung mengalir deras membasahi pipi.

"Bian itu baik, tapi kenapa Ayah dan Kak Juna nggak setuju!"

Adeline tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Saudara laki-lakinya Juna dan ayahnya Pak Tama baru saja memarahinya. Mereka tidak merestui hubungannya dengan Bian. Hanya karena perbedaan usia yang terpaut jarak 7 tahun dan pekerjaannya sebagai penyanyi band.

"Kamu nggak boleh bersama dia!" teriak Juna. "Dia nggak pantas untukmu, Dek!"

"Benar, dia juga terlalu tua untukmu, Sayang." kata Pak Tama. "Dia juga enggak punya masa depan. Dia cuma seorang penyanyi band."

"Engga. Usia itu cuma angka, Yah. Dan lagian Bian punya masa depan, kok. Dia berbakat! Suaranya bagus!"

"Maaf, Sayang. Sampai kapanpun ayah nggak akan setuju. Ayah ingin kalian berdua putus!"

Kata-kata menyakitkan itu menghantui pikiran Adeline pada saat ini. Bagaimana bisa orang yang dia sayangi, menentang hubungan percintaannya dengan Bian?

"Aku tuh cinta banget sama Bian!" teriak Adeline. "Ayah dan Kak Juna jahat!!! "Adeline tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia berdiri dari ranjangnya seperti kubah dengan nuansa emas yang berkilauan. Meraih selimut sutra putih yang menutupinya. Kemudian, membuang keras ke atas lantai.

"Ah, aku benci! Aku benci. Kalian keterlaluan! Kenapa kalian lakukan ini sih!"

Tubuh Adeline berdiri di tepi ranjangnya, menatap sekeliling kamarnya yang bernuansa pastel merah muda yang sekarang berantakan. Dia melihat selimut putih dan bantal-bantal yang berserakan di lantai, serta baju-baju yang tergeletak di mana-mana.

"Aku gak mau putus dari Bian! Aku tuh cinta mati sama Bian!" Adeline sangat mencintai Bian. Tetapi, orang-orang yang dia sayangi tidak bisa menerima hubungan mereka. Adeline merasa sangat sedih dan kecewa. Baginya, Bian adalah seseorang yang sangat istimewa dan dia tidak mengerti mengapa orang lain tidak bisa melihat hal yang sama.

"Aku akan pergi dari rumah ini!" teriak Adeline. "Aku akan mencari Bian!"

Tanpa pikir panjang, gadis itu berbalik dan meraih tas jinjingnya dari lemari pakaian. Dia memasukkan beberapa baju dan barang-barang pribadinya ke dalam tas itu, mencoba kabur dari dalam rumah, mempertahankan hubungan percintaannya bersama Bian.

° ° ° °

Malam itu, kota gelap gulita. Langit yang cerah di siang hari kini tertutup oleh awan gelap dan bulan pun bersembunyi di balik awan. Jalan-jalan yang biasanya ramai kini sunyi sepi, hanya ada suara langkah kaki Adeline, berlari menuju rumah petakan kost-kostan yang tak begitu jauh dari kompleks perumahannya.

Crash Into You (On going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang