Di tengah malam yang sunyi, ketukan di pintu rumah Daffa memecah kesunyian, membangunkan pembantu yang baru saja terlelap. Dengan mata setengah terpejam, ia membuka pintu dan sedikit terkejut mendapati Adeline yang baru pulang.
"Ya ampun, Non. Bibi pikir siapa. Rupanya Non. Non kok baru pulang?" tanya pembantu Daffa masih dengan suara serak seperti baru bangun tidur.
Adeline cuma nyengir tipis. "Iya, Bi. Maaf. Kebangun, ya, Bi?"
"Iyalah, Non. Ya udah masuk, Non."
"Makasi, ya, Bi. Permisi," ucapnya sambil melangkah masuk ke ruang tamu yang gelap. Hanya ada cahaya dari luar yang menerobos masuk melalui tirai, membuat suasana ruang itu terasa sepi.
Begitu ia melangkah lebih dalam, tiba-tiba lampu ruang tamu menyala. Adeline menyipitkan mata, silau oleh cahaya yang mendadak terang. Di ambang pintu, Misya berdiri di dekat sakelar yang baru saja dia tekan, lalu duduk di sofa dengan tangan terlipat di dada. Di sampingnya, Ada Daffa yng duduk dengan ekspresi yang sulit dibaca.
"Nah, akhirnya pulang juga. Dari mana aja kamu?" tanya Misya, nada suaranya mencuat penuh curiga. Ia bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Adeline.
Adeline mencoba tetap santai. "Eh, kalian belum tidur? Nungguin aku ya?"
Misya mengangkat alis, tidak puas dengan jawaban Adeline. "Jawab dulu, kamu dari mana? Jangan coba-coba mengelak!"
Adeline masih berusaha tetap tenang. "Oh, tadi ada urusan sebentar di luar," jawabnya, mencoba terdengar santai
"Urusan? Kamu nggak angkat telepon berkali-kali. Kita berdua udah coba hubungin kamu!" Misya mengomel, suaranya makin naik. "Kamu tahu jam berapa ini? Tengah malam Adeline. Jam 12. Kita nungguin kamu kaya orang bego!"
Adeline menghela napas."Maaf, aku tadi memang sibuk banget, Mis. Jadi nggak sempat angkat."
"Sibuk apa? Kamu kemana, sih?" Misya pantang menyerah.
Adeline masih mencoba kalem. "Ke rumah teman, Mis. Mimi, adik kelas kita itu."
"Oh, jadi ke rumah Mimi? Bener cuma ke sana? Jangan coba-coba bohong. Kita ini sahabatan, tapi bukan berarti kamu bebas tipu-tipu!" Misya meletakkan tangan di pinggangnya, menatap Adeline dengan lirikan sengit.
"Kamu kepo banget, sih, Mis. Mimi kan teman aku. Kita juga nggak macam-macam. Trus kenapa kamu nuduh aku boong? "
"Ini apa kalo nggak boong?" Misya mendengus sinis, lalu mengeluarkan ponselnya. Ia memperlihatkan sebuah video broadcast yang dikirim oleh temannya. Di video itu, Adeline terlihat jelas berada di rumah sakit bersama seorang pria, Bian pacarnya yang selama ini ia akui sudah jadi mantan.
Adeline terdiam, wajahnya memucat. Ia tahu sudah tertangkap basah, tapi mencoba mengeles. "Kok kamu dapat video ini? Eh, udahlah Mis. Aku cuma mau menjenguk dia sebentar, kok. Nggak lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crash Into You (On going)
RomanceAdeline, gadis muda yang cantik merasa hidupnya hancur karena hubungan cinta yang beracun. Dia tidak lagi mengenali dirinya sendiri. Apakah dia akan mampu menemukan cinta sejatinya dan bangkit kembali?