6

105K 4.5K 25
                                    

[Happy reading]
JANGAN LUPA VOTE ⭐
.
.
.
_______

"Enak banget lo makan sendiri, gue juga laper." Akram datang ke arah meja makan memperhatikan ayyara yang dengan entengnya makan sarapan buatannya sendiri.

Ayyara menoleh ke arah Akram yang mendudukkan diri di sampingnya. "Kamu mau?" Tanya Ayyara.

"Pake nanya lagi Lo! Mau lah, gue belom sarapan."

Ayyara bingung, tumben sekali Akram seperti ini. "Kamu kan biasanya pesen makanan online. Aku cuman buat nasi goreng dikit, tapi gakpapa kalau kamu mau, makan aja." Ujar ayyara sambil menyerahkan sepiring nasi goreng pada Akram.

"Lo gak liat ini udah jam berapa? gimana gue mau pesen makan, keburu telat ke sekolah. Lo punya otak kan? mikir!"

"ya udah, makan aja nasi gorengnya, aku juga baru satu sendok makannya." Ucap Ayyara lembut sambil menyingkirkan poni tipis yang menghalangi penglihatannya.

"Gak lo kasi racun kan?" Tanya Akram sambil menatap makanan Ayyara.

Apa yang ada dipikiran Akram sehingga laki-laki itu bisa berfikir sangat jauh seperti itu. Mana mungkin Ayyara mau meracuni suaminya sendiri. Walaupun Akram menyebalkan tetapi, Ayyara tak sejahat itu hingga berniat meracuninya.

"Gak mungkin aku kasih racun Akram, aku juga udah makan satu sendok kok." Jawab Ayyara.

"Kali aja kan, lo niat bunuh gue."

Akram mencicipi masakan Ayyara, sambil mengunyah Akram terdiam, matanya menatap lurus kedepan, ternyata masakan perempuan itu tidak buruk, bahkan ini sangat enak di lidahnya tapi ia tidak akan memujinya.

"Lo gak makan?" Akram melirik Ayyara di sebelahnya.

Ayyara menggeleng. "Enggak, kamu aja yang abisin."

Ayyara tersenyum lega melihat Akram melahap makanan yang ia buat. Selama ini, Akram selalu menolak untuk mencicipi masakannya, laki-laki itu lebih memilih memesan makanan online.

Setelah memastikan Akram menikmati makanannya, Ayyara bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju rak sepatu. Dia harus segera berangkat ke sekolah karena takut terlambat. Selain itu, dia masih harus menunggu bus di halte yang biasanya cukup ramai di pagi hari.

"Mau kemana lo?" Tanya Akram.

Ayyara menoleh, melihat Akram yang masih sibuk dengan makanannya. "Ke sekolah. Aku takut telat," jawabnya sambil tersenyum lalu mengambil sepatu dan memakainya dengan cepat.

"Lo berangkat sama gue." Akram bangkit dari duduknya meletakan piring kotor di dapur lalu segera mendekati Ayyara yang masih berdiri di dekat rak sepatu.

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Ayyara yang heran, pasalnya Akram tidak pernah mengajaknya berangkat sekolah bersama, bahkan biasanya laki-laki itu meninggalkannya begitu saja.

"Di baikin malah banyak tanya lo, kalo gak mau gak usah."

Ayyara mengangguk sambil tersenyum. "Mau kok." Ujarnya senang.

Mereka berdua berjalan keluar apartemen dan menuju mobil mewah milik Akram yang terparkir di bawah. Ayyara masih merasa sedikit aneh dengan situasi ini, tetapi juga senang bisa berangkat ke sekolah bersama Akram. 

AKRAM (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang