56

49.6K 1.7K 113
                                    

[Happy Reading]
.
.
__

Akram tersadar dari tidurnya, ia mengucek matanya pelan untuk menetralkan cahaya yang masuk ke dalam matanya yang masih terasa mengantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akram tersadar dari tidurnya, ia mengucek matanya pelan untuk menetralkan cahaya yang masuk ke dalam matanya yang masih terasa mengantuk.

Di sebelahnya, Ayyara perlahan bangun dan memperhatikan ruangan dengan mata setengah terbuka ketika mendengar suara ketukan pintu yang menggema di dalam ruangan.

Ayyara menggeser sedikit posisi tubuhnya dari Akram. Ia mengucek matanya, Ayyara tau itu pasti anaknya, siapa lagi yang menggedor pintu kalau bukan anaknya? Tidak mungkin setan jahil di pagi hari bukan? Tapi kata Akram Arkael itu tuyul, anak sendiri di bilang tuyul dasar bapak durhaka.

"Bukain pintu dulu, pintunya pasti kamu kunci itu," ucap Ayyara dengan suara pelan, dengan mata yang kembali terpejam, Ia menarik selimut, agar tetap menutupi tubuhnya, mencoba untuk kembali tidur.

Akram bangkit dari tidurnya dengan malas. Menghirup udara pagi yang masih terasa dingin. padahal ia masih mengantuk dan ingin berlama-lama di ranjang sambil memeluk Ayyara namun Arkael datang mengganggunya.

"Kenapa si El, masih pagi udah gedor-gedor," gumam Akram sambil merapikan pakaiannya.

Sebelum meninggalkan ranjang, Akram berjalan ke sisi kiri mendekati Ayyara dan mencium kening istrinya.

Setelah itu, Akram memunguti pakaian Ayyara yang ada di lantai dan membawanya ke tempat baju kotor. Bisa bahaya jika Arkael melihat itu.

Dengan tergesa-gesa, Akram bergegas menuju pintu yang terus diketuk, ia tak ingin ketukan brutal Arkael kembali mengganggu Ayyara.

"Pagi Papa," sapa Arkael di saat pintu kamar sudah terbuka. Kali ini Arkael bangun lebih awal dari hari biasanya anak itu terlihat sangat bersemangat.

"Pagi, Awal banget bangunnya, hm?" Tanya Akram.

"Mau ketemu adek," Ucap Arkael, kakinya yang kecil melangkah menuju ranjang, lalu dengan antusias naik ke sana. Akram menggelengkan kepalanya mendengar perkataan anaknya.

"Pagi Mama,"

"Jangan di ganggu Mama masih tidur," balas Akram dengan suara pelan sebelum berjalan ke kamar mandi. Arkael mengangguk patuh, Ia menatap Ayyara yang masih tertidur dengan selimut yang membungkus ibunya.

Arkael menatap polos Ayyara yang masih terlelap. Kepalanya menoleh ke sekeliling yang sunyi dan menemukan mainannya yang tergeletak di sofa kamar. Dengan semangat, Arkael turun dari ranjang, melangkah menuju mainannya.

Ia mengambil mainan itu, mencoba mengalihkan perhatiannya sementara menunggu Ayahnya selesai mandi.

Selang beberapa menit, Ayyara tersadar dari tidurnya, ia menyandarkan kepalanya di kepala ranjang sambil memegang sepenuhnya ujung selimut agar senantiasa menutupi tubuhnya.

AKRAM (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang