54

49.7K 1.9K 108
                                    

[Happy Reading]

.
.
____

Empat tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat tahun kemudian...........

Arkael mendekati Akram, ia menaiki tubuh ayahnya, duduk di atas perut Akram yang masih tertidur nyenyak.

Bocah itu sudah lebih dahulu bangun dari tidurnya, ia menggangu ayahnya yang sedang tidur dengan suara khasnya. hanya ada ayah dan anak di ranjang, Ayyara? ia sibuk di dapur menyiapkan sarapan.

"Papa bangun," seru Arkael, mengguncang dada Akram yang hanya direspon deheman dari ayahnya.

Mata Akram masih terpejam, menikmati waktu tidurnya. Ia tak merasakan ada rasa beban atau sesak di dadanya, bahkan ketika perutnya dijejali keceriaan Arkael.

"Papa bangun uda pagi, jangan kebo," ujar Arkael dengan suara cemprengnya. Tangannya yang kecil kembali mengguncang lengan Akram.

Akram perlahan membuka matanya, menyambut sinar pagi yang perlahan menyeruak masuk ke dalam kamar. "Iya, ini papa bangun, Arkael turun dulu," jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Arkael berpindah turun dari atas tubuh Akram, ia duduk di sebelah Akram sambil melihat pergerakan ayahnya.

"Papaaaa, jangan tidul agi! Kata mama kalo bangun keciangan, jodohnya hilang lho," Arkael kembali mengguncang tubuh Akram saat dilihatnya sang ayah yang kembali memejamkan mata.

"Papa udah punya istri, jadi gak masalah,"

"Cih, Combong," Arkael mendecih kecil sambil melipat tangannya lucu.

Akram terkekeh, lalu menatap sekeliling kamar yang hanya dihuni oleh mereka berdua. "Istri Papa mana?" tanyanya, mencari sosok satu-satunya wanitanya.

Arkael menggelengkan kepalanya, lalu melebarkan matanya yang kecil sambil menutup mulutnya, "Istli papa hilang," kata Arkael dengan serius yang diikuti dengan tawa kecil.

"Heh, ngawur kamu,"

Arkael cengengesan, "Mama di dapul kayaknya, tadi pas El bangun tidul, cuma ada El sama Papa," Sahutnya.

Akram mengangguk, ia bangkit dari ranjang, "Papa mau cuci muka dulu, Arkael tunggu situ,"

"El mau ikut," seru Arkael riang. Dengan langkah ceria, ia mengikuti langkah Ayahnya menuju kamar mandi.

Akram tersenyum melihat antusiasme Arkael. Ia membantu anaknya untuk mencuci wajah di wastafel yang sesuai dengan tinggi sang anak.

Setelah Arkael selesai, gilirannya untuk mencuci wajah dan menggosok gigi. Arkael menunggu Ayahnya sambil melakukan gerakan boxing dengan lucu di udara.

"Papa gendong," Arkael mengangkat tangannya, minta digendong Akram setelah Ayahnya selesai dengan kegiatannya.

"Gendong belakang aja, ya?" kata Akram.

AKRAM (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang