7

99.6K 4K 13
                                    

[Happy Reading]
JANGAN LUPA VOTE ⭐
.
.
.
_____

"Lo yakin gak mau gue anter pulang, gue takut deh Ayy, lo kan tadi abis pusing. Gue takut lo kenapa-kenapa di jalan." Lala menatap khawatir sahabatnya. Perempuan itu memang sangat memperhatikan Ayyara apalagi keadaan sekarang sahabatnya itu tengah hamil.

"Aku gapapa kok La, kamu pulang duluan aja." Ucap Ayyara.

"Akram mana sih? Dia gila apa gimana, istrinya lagi hamil bukannya pulang bareng malah ngilang." Kesal Lala. Pasalnya sekolah sudah mulai sepi tapi Ayyara selalu saja menolak tawarannya untuk pulang bersama, membuat Lala berharap Akram datang menjemput Ayyara, setidaknya Ayyara tidak sendirian.

"Sana pulang." desak Ayyara merasa gemes pada Lala yang tak kunjung pulang. Bukan apa, Ayyara hanya tidak ingin merepotkan sahabatnya.

"Iya, iya. Ini mau pulang kok. Kabarin gue kalo lo udah nyampe apartemen nanti. Awas aja lo gak ngabarin gue," Ancam Lala.

Ayyara tersenyum mengerti, "Pasti."

Lala tersenyum lembut lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Ayyara sendirian yang masih berdiri di halte sekolah. Ayyara sudah memesan ojek online tapi belum juga muncul sadari tadi.

Sambil menunggu, Ayyara mendudukkan dirinya di kursi halte, menundukkan kepalanya yang masih terasa sedikit pusing, sampai ia tak menyadari mobil seseorang berhenti di depannya.

"Lo ngapain disini? gue dah capek nungguin lo." Ayyara menegakkan kepalanya ketika suara kesal Akram begitu terdengar di indra pendengarannya.

"Akram? Kamu nunggu aku? Aku pikir kamu udah pulang duluan," kata Ayyara, heran. Dia bangkit dari duduknya, tidak menyangka Akram menunggunya. Biasanya, Akram tidak pernah menunggunya untuk pulang bersama.

"Gue nungguin lo dari tadi. Lo kenapa masih pusing?" Tanya Akram ketika matanya memperhatikan gelagat Ayyara yang seperti menahan sesuatu.

"Cuma pusing dikit." jawab Ayyara, masih bingung dengan perhatian tiba-tiba yang ditunjukkan Akram.

"Ya udah, cepetan pulang," ucap Akram sambil masuk ke dalam mobil, membiarkan Ayyara yang masih berdiri tegak di sana. Ayyara hanya diam, bingung dengan sikap Akram yang sulit ditebak.

Kadang mulutnya kasar tapi sekarang seolah memperhatikannya, Ayyara bingung, tapi ia bersyukur selama ini ia tidak pernah lagi merasakan kekerasan fisik dari Akram, laki-laki itu mengalami sedikit perubahan, tapi Ayyara tidak tahu mungkin saja suatu hari nanti Akram kembali menyakiti fisiknya.

Semoga saja hal itu tidak pernah terjadi lagi, Ayyara takut, dia tidak pernah mengalami kekerasan selama hidupnya, hanya Akram yang berani melakukan itu padanya.

"Cepetan ah, lama banget lo," ucap Akram dari dalam mobil. sadar dari lamunannya, Ayyara bergegas masuk ke dalam mobil, tidak ingin membuat Akram marah lagi karena menunggunya.

Setelah Ayyara masuk ke dalam mobil, mereka mulai menjauh dari halte, menyelusuri kota yang terlihat sangat ramai.

Gelagat mereka berdua tak luput dari perhatian seseorang yang mengintai mereka dari kejauhan. Ia menatap dengan datar kepergian mobil Akram yang menjauh dari penglihatannya.

****

Mereka tiba di apartement tak ada yang membuka pembicaraan sadari tadi, mulai dari mobil hingga ketika mereka tiba di apartemen.

AKRAM (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang