50

57.2K 2.2K 46
                                    

[Happy Reading]
.
.
____

Lima bulan telah berlalu senyum bahagia dan ketenangan melingkupi hari-hari Ayyara, tanpa jejak rasa sakit yang pernah menyentuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima bulan telah berlalu senyum bahagia dan ketenangan melingkupi hari-hari Ayyara, tanpa jejak rasa sakit yang pernah menyentuhnya.

Setiap hari, Ayyara merasakan kehangatan perlakuan Akram yang membuat hatinya merasa tenang.

Usaha dan kasih sayang Akram membentuk lembaran baru dalam kisah hidup mereka benar terjadi. Membawa cerita indah yang menyapu bersih bayang-bayang kelam masa lalu.

Saat ini usia kandungan Ayyara telah mencapai delapan bulan, menjadi saksi bisu dari perjalanan yang terasa begitu nyata.

Kali ini, Ayyara sedang menuju perjalanan ke rumah orangtuanya. Entah kenapa ia merindukan Ratri. Ayyara sudah izin pada Akram siang ini untuk pergi ke sana.

Tadinya, Akram tak mengizinkan Ayyara pergi sendirian namun dengan kegigihan dan rayuan Ayyara, Akram akhirnya luluh. Ia mengizinkan Ayyara pergi dan akan menjemputnya di sore hari.

Ayyara membuka pintu rumah orangtuanya, ia melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Ratri sedang duduk sambil fokus bermain ponsel, membuat wanita itu tak menyadari kehadiran Ayyara yang baru saja tiba.

"Bunda!" seru Ayyara dengan penuh keceriaan, senyuman merekah di wajahnya. Ia mendudukkan dirinya di sebelah ibunya.

"Loh, kamu ke sini, kapan sampainya?" Meskipun awalnya terkejut oleh kedatangan Ayyara, Ratri melepaskan fokusnya dari ponsel, ia menyambut putrinya dengan senyum hangat.

"Baru aja sampainya, bund," jawab Ayyara.

Ratri menoleh sekelilingnya, "Kamu ke sini sama siapa?" Ratri tak menemukan Akram di dalam rumahnya, hanya ada Ayyara di sana.

"Sendiri. Akram masih kerja jadi Ayya pergi sendiri. Bunda tenang aja Ayya udah izin kok tadi sama dia." Setelah lulus sekolah Akram bekerja di kantor ayahnya, sedangkan Ayyara, ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.

Awalnya, Ayyara memiliki niatan kuat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, khususnya di jurusan ilmu gizi. Namun, melihat kondisinya yang sedang hamil, ia memutuskan untuk mengubah arah tujuannya.

Akram saat itu menyerahkan semuanya pada Ayyara. Ia tak mempermasalahkan jika Ayyara ingin kuliah namun Ayyara memutuskan untuk tidak kuliah, ia sadar kehadiran anaknya yang akan datang pasti akan membawa perubahan besar dalam hidupnya.

"Kamu kenapa ke sini, lagi hamil tua, bukannya diam di apartemen malah ke sini, nanti kenapa-kenapa gimana?" Ratri melirik perut Ayyara, ia khawatir terjadi sesuatu pada anak tunggalnya yang dengan berani pergi keluar sendirian.

"Ayya lagi kangen banget sama bunda," Ayyara mendekati Ratri, ia memeluk ibunya dari samping sambil menyandarkan kepalanya di bahu ibunya.

Ratri mengusap punggung putrinya dengan sayang, "Gimana kehamilan kamu? semuanya baik-baik aja, kan?"

AKRAM (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang