52

54.4K 2.2K 61
                                    

[Happy Reading]
.
.
___

Tiba masanya Ayyara memasuki bulan kesembilan kehamilannya, suatu periode yang penuh antisipasi dan harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba masanya Ayyara memasuki bulan kesembilan kehamilannya, suatu periode yang penuh antisipasi dan harapan. Kelahiran bayi yang telah lama dinanti-nantikan akan lahir.

Akram semakin perhatian pada Ayyara walaupun ia tak selalu bisa berada disisi Ayyara, Sania lah yang menggantikan posisi Akram ketika laki-laki itu tidak berada di apartemen.

Sania melarang keras Ayyara melakukan pekerjaan rumah tangga. Ia mengambil alih tugas-tugas itu. Sania merasa senang bisa menjadi sosok ibu yang merawat anaknya lagi setelah sekian lama.

Siang ini Ayyara duduk bersama ibunya di ruang tamu, tanpa kegiatan khusus yang ia dijalankan.

"Kok Ayyara pengen makan seblak ya," Ayyara menyentuh perutnya, tiba-tiba sekali ia menginginkan seblak.

Sania yang duduk di sebelah Ayyara, langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar keinginan tiba-tiba Ayyara untuk makan seblak.

"Jangan makan seblak, pedas," Sania tidak setuju Ayyara mengkonsumi makanan pedas, itu sangat berbahaya walaupun tidak masalah jika di konsumsi tidak secara berlebihan.

"Tapi Ayyara pengen seblak, gapapa ya, Bu, kan gak setiap hari," rayu Ayyara dengan senyum manis, mencoba meyakinkan Sania agar memperbolehkannya menikmati keinginannya. Pandangan matanya penuh dengan keinginan yang tulus, seolah-olah bayinya juga turut meminta untuk mencicipi sensasi pedas.

Sania menghembuskan nafas lelah, "Ya sudah, terserah kamu aja, tapi pesan jangan yang terlalu pedas ya Nak," ucap Sania. Ayyara mengangguk, tersenyum bahagia, ia betul-betul menginginkan seblak.

"Ayyara ke kamar dulu mau ambil ponsel, mau ngasi tau Akram biar dia beliin seblak," Ayyara berjalan menuju kamarnya meninggalkan Sania yang menatap heran tingkahnya.

Ayyara masuk ke dalam kamarnya, ia menutup pintu, bahagia rasanya saat membayangkan seblak masuk ke dalam tenggorokannya.

Ayyara berjalan menuju ranjang, ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang namun tiba-tiba Ayyara merasakan sakit di perutnya.

"Akhhh!!" Ayyara menyentuh perutnya, kenapa perutnya tiba-tiba sakit seperti ini? perutnya benar-benar terasa sakit membuat Ayyara merasa kesulitan bernapas.

"Akhh!" Ayyara mencoba menenangkan dirinya dengan mengambil napas dalam-dalam. Ia sudah melupakan keinginannya untuk makan seblak.

Dengan tangan gemetar, Ayyara meraih ponselnya yang terletak di nakas. Tangannya yang lemah menyentuh layar, mencari nomor kontak Akram. Namun, kelemahan yang di rasakan Ayyara membuat ponsel yang berada di pegangannya jatuh ke lantai.

"Ibuu!!! Sakit," Pekik Ayyara, ia tak kuat menahan sakit namun Sania tidak mendengar panggilannya.

Air mata mengalir di pipi Ayyara, ia tak mampu mengambil ponselnya yang jatuh, "Ibu, hiks!" Teriaknya lagi, ia terus memanggil ibunya. Rasa sakit yang menusuk perutnya semakin membuat Ayyara meronta di atas kasur.

AKRAM (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang