[Happy Reading]
.
.
.___
Jam kosong kali ini, Ayyara memutuskan untuk belajar bersama Bobby di perpustakaan. Mereka akan belajar bersama tentang materi pelajaran kimia.
Ayyara yang mengajak Bobby belajar bersama karena merasa selama ini mereka jarang sekali untuk belajar berdua.
Kali ini mereka duduk di pojok atas permintaan Bobby, sebenarnya tempat di pojok biasanya di gunakan oleh siswa lain untuk berpacaran tapi karena niat Ayyara hanyalah belajar jadi dia tidak ambil pusing.
"Ayyara, coba kita lihat bagian ini," ujar Bobby sambil menunjuk halaman buku yang sedang dibaca Ayyara.
Bobby merasa bahagia bisa belajar berdua bersama Ayyara seperti ini lagi. Selama beberapa waktu terakhir, sulit baginya untuk mendapatkan kesempatan seperti ini. Sejak Ayyara mengubah penampilannya, Akram selalu mengintainya.
Sepeti sekarang, baru saja mereka memulai belajar Akram sudah muncul di depannya dengan muka datar andalannya. Bobby menghembuskan nafas lelah. Akram pasti akan mengganggu mereka.
"Akram, kamu ngapain ke sini?" tanya Ayyara dengan wajah bingung lalu melanjutkan kalimatnya "Kamu muncul-muncul terus." Ucapnya.
Di manapun ia berada Akram selalu hadir di dekatnya. Seperti saat ini, Ayyara tahu proses belajar tidak akan tenang seperti yang dia harapkan.
"Kenapa, keganggu karna mau pacaran sama dia?" tanya Akram sambil menatap Bobby dengan sinis. Dia tidak bisa membayangkan Ayyara hanya belajar dengan Bobby, mengingat laki-laki cupu itu cukup meragukan di matanya.
"Gak ada yang pacaran Akram. Aku cuma belajar sama Bobby," ucap Ayyara lembut.
"Belajar apaan mojok gini? Belajar selingkuh?" Tanya Akram datar. Ia memperhatikan Ayyara dan Bobby bergantian.
Wajah dingin bercampur sinisnya begitu terlihat. Akram tidak suka jika Ayyara dekat dengan laki-laki lain.
"Jauh-jauh lo, Ayyara pacar gue mulai sekarang!" Tegas Akram.
"Akram jangan berisik, ini di perpustakaan, kamu kenapa sih sering aneh gini?" Tanya Ayyara dengan suara pelan.
"Makanya lo berdua kalo niat belajar jangan mojok. Lo mojok cuma boleh sama gue bukan dia." Jawab Akram tegas. Cemburu mungkin.
Akram beralih melirik Bobby, "Nyari kesempatan kan lo belajar sambil mojok gini?
Mulai sekarang gak usah berani lo deketin dia, Ayyara punya gue," Tegas Akram, ia tidak rela miliknya dekat dengan laki-laki lain.Tanpa menunggu persetujuan, Akram mengambil posisi ditengah antara Ayyara dan Bobby, tak akan membiarkan keduanya duduk berdampingan.
Akram merangkul pinggang Ayyara lalu mengecup pipi perempuan itu membiarkan Bobby yang memperhatikan mereka sadari tadi.
Ayyara menyentuh pipinya antara malu dan terkejut, "Akram, kenapa kamu cium aku? Ini di sekolah," katanya.
"Gue mau cium emang kenapa, hm?"
"Ya tapi jangan di sini juga, banyak orang," jelas Ayyara.
"Berarti di rumah boleh?" Tanya Akram, membuat Ayyara menatapnya gugup seketika.
"Apa sih," balas Ayyara sambil melepaskan tangan Akram yang berada di pinggangnya.
"Pergi gak?" Usir Ayyara, lama-lama ia tidak bisa belajar jika ada Akram di dekatnya.
"Enggak." balas Akram, tatapannya terus saja menatap lekat Ayyara.
"Tau ah." kesal Ayyara sambil kembali fokus memperhatikan bukunya.
Di sisi lain, Bobby hanya diam sambil mengalihkan tatapannya. Menahan kesal ketika melihat Akram yang begitu dekat dengan Ayyara.
Akram terus mengawasi Ayyara, sesekali tangannya menyentuh rambut panjang Ayyara, menyelipkannya kebelakang telinga agar tidak menggangu perempuan itu belajar. Ayyara membiarkan apa yang dilakukan Akram, bertindak cuek, mau bagaimanapun ia melarang tak akan di dengar Akram.
"Bob, yang bagian ini gimana ya, kamu paham gak?" Tanya Ayyara.
"Aku paham Ayy, tapi gimana aku jelasinnya ke kamu kalo kita misah gini?" Ujar Bobby.
Ayyara menghembuskan nafas lelah, untuk belajar dengan Bobby saja sangat sulit baginya. Akram sering berperilaku aneh. Bagaimana dia bisa belajar dengan baik jika dia terpisah dari Bobby seperti ini?
"Gimana aku belajarnya kalau kamu disini Akram," keluh Ayyara, mencoba menjelaskan kehadiran Akram sebenarnya adalah gangguan bagi proses belajarnya.
"Biar gue yang ngajarin," Ucap Akram percaya diri.
"Emang kamu ngerti mata pelajaran kimia?" Tanya Ayyara.
"Gue gak ngerti, tapi ngapain sih harus belajar bareng gini? Mana mojok lagi, cari Google aja kenapa sih?" lanjut Akram dengan kesal,
"Kalau google susah Akram, aku juga harus paham," ucap Ayyara lembut.
Bobby yang sadari tadi hanya diam kini membuka suaranya karena kesal Akram tak kunjung pergi, "Mending kamu pergi aja."
Akram menoleh ke belakangnya menatap tajam Bobby yang sepertinya mulai berani padanya.
Akram dengan kasar menendang kaki Bobby, "Berani lo sama gue, hm? Mau cari mati?"
"Apa, huh? Akram kembali menendang kaki Bobby, namun laki-laki itu hanya diam sambil menunduk.
"Akram, udah," Ayyara menarik tangan Akram agar kembali menghadapnya.
"Kamu jangan kayak gitu, Bobby bener kok mending kamu pergi aja, aku cuma belajar bentar, gak bakal ngapa-ngapain sama dia," ucap Ayyara dengan lembut mencoba menjelaskan.
Akram menatap tajam Ayyara, deru nafasnya mencepat. Dia benci Ayyara yang seolah-olah membela Bobby dibanding dirinya. Akram bangkit dari duduknya dengan muka merah menahan emosi.
Tangannya bergerak mengambil buku tebal yang ada di meja dan melemparkannya ke kepala Bobby dengan kasar, Akram tidak peduli tentang kesakitan yang dirasakan oleh Bobby.
Laki-laki cupu itu pantas mendapatkannya.Setelah itu Akram segera menjauh dari perpustakaan meninggalkan keduanya dengan perasaan marah.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRAM (Selesai)
RomanceMenikah dengan gadis cupu bukanlah takdir yang diinginkan Laki-laki bernama lengkap Akram Mahendra, ia tidak menginginkan menikah muda apalagi keadaan masih sekolah, namun takdir berkata lain, ia menikah di usia remaja dengan gadis cupu akibat kesal...