Kalih

8K 768 23
                                    

Ini adalah hari bebasnya Ansara!

Dia akan tidur sepuasnya sampai besok pagi karena hari ini Ansara libur. Dia memang merencanakan untuk tidur seharian, tidak akan beranjak dari kasur sampai... aroma pisang goreng, kentang goreng, dan sosis bakar masuk ke dalam kamarnya.

Pasti ini mimpi, pikir Ansara. Ibunya sudah pamit tadi pagi karena mau ikut acara kampanye calon Presiden di GBK, jadi tentu saja tidak ada makanan di rumah terkecuali telor yang harus dia goreng.

Lalu, darimana aroma makanan ini datang? Dengan mudahnya mengganggu tidur cantiknya, dan perutnya yang murahan ini berbunyi keroncongan.

"Mm... sosis bakar ala Chef Asnamira! Menteganya dikasih banyak banget lho, apa lagi bikin sausnya racik sendiri pakai saus Thailand! Umm... beneran nih mau kebo seharian?"

Suara adiknya membuat Ansara membuka matanya dengan lebar, dilihatnya Asnamira yang masih sama berpakaian piyama seperti dirinya sembari membawa nampan berisikan makanan itu. "Kamu yang masak?" tanya Ansara dengan curiga.

"Iya," jawab Asnamira dengan semangat.

"Tumben? Mau minta apa kamu?" tanyanya langsung kepada Asnamira.

Asnamira cengengesan, dia tahu betul kalau kakaknya tidak bisa dikelabui. Apa lagi, semenjak bekerja menjadi reporter, insting kakaknya berubah menjadi kuat, belum lagi... pelatihan fisik berat yang pernah Ansara lakukan.

"Mira mau nonton sama teman-teman boleh, nggak? Sebelum perpisahan, kan Mira sama teman-teman sudah beda kampus sekarang, Kak." pintanya dengan lembut.

Ansara meraih ransel yang ada di bawah ranjang, mengambil ponsel dan membuka m-banking miliknya. "Kakak transfer aja ya?"

"Iya,"

"Mau berapa,"

"Terserah Kakak."

Ansara mengangguk, memasukkan beberapa nominal uang untuk jajan adiknya hari ini. "Lima ratus cukup?"

Asnamira mengangguk cepat dengan wajah sumringah. "Cukup, makasih Kakak!"

"Mm," jawabnya pelan sembari meraih nampan berisikan makanan itu. "Jangan ganggu Kakak habis ini, mau lanjut tidur lagi."

"Iya nggak akan," janjinya pada sang Kakak. "Kata Ibuk, kalau mau makan di kulkas ada lauk tinggal panasin ya, Kak."

Ansara bergelung kembali, meraih selimut tipisnya dan mengangguk. "Nanti aja mau nyemil kentang dulu,"

Setelahnya, Asnamira memastikan kakaknya tidur kembali dan menutup pintu kamar kakaknya dengan erat. Baru saja dia akan pergi keluar rumah ketika melihat dua lelaki berbadan besar berjaga di depan pagar rumahnya. Sedikit yang Asnamira tahu, memang beberapa waktu kakaknya pernah menjelaskan kalau ke depannya mungkin keamanan rumah akan diperketat.

Asnamira paham, pekerjaan kakaknya seringkali dihadapkan dengan orang-orang penting yang berbahaya. Mungkin, kakaknya baru saja mengorek informasi dari orang penting sehingga beberapa orang berjaga di depan rumah demi keselamatan dirinya, Ibunya dan kakaknya.

"Selamat siang Nona," sapa salah satu lelaki bertubuh kekar, jangkung, menyeramkan tapi anehnya suaranya sangat halus. "Nona hari ini mau pergi kemana?"

"Ke mall, mau nonton." jawab Asnamira sebagai informasi saja. "Kalian jaga di sini seharian? Memang kakak saya masih harus dijaga?"

Dua lelaki kekar itu mengangguk. "Iya, untuk beberapa waktu ke depan harus dijaga."

"Jadi, saya harus dijaga juga?" tanyanya balik.

"Iya, semuanya tanpa terkecuali." ujar seseorang dibelakang tubuhnya.

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang