Kaluna dibesarkan oleh keluarga yang berkecukupan. Maminya memiliki usaha salon dan spa, sedangkan Papinya memiliki usaha apotek yang saat ini sudah memiliki tiga cabang. Kedua orang tuanya sukses menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkat sarjana.
Dinda lulus sebagai sarjana akuntansi dan saat ini sedang membangun sebuah wedding organizer bersama dengan beberapa temannya. Saat musim pernikahan, Kakaknya akan sangat sibuk mengurus pernikahan kliennya. Tapi di saat bukan musim menikah, jadwal Dinda akan lebih longgar.
Berbeda dengan Kakaknya, Kaluna beberapa tahun yang lalu baru saja lulus sebagai sarjana komunikasi. Saat ini ia berkecimpung di dunia sosial media yang setiap harinya membagikan informasi seputar skincare dan makeup. Tidak hanya membuat konten di sosial media, ia juga sering membantu Mami dan Papinya menjalankan bisnis mereka.
Sore hari pulang dari salon, Kaluna masih menemukan Kakaknya di rumah. Ia kira Dinda sudah balik ke apartemen. Selesai membersihkan dirinya, ia bergabung dengan Kakaknya di ruang tengah.
"Kak, ada uang seratus gak di atm?" tanya Kaluna tiba-tiba.
Dinda mengangguk. "Ada. Kenapa? Kamu mau aku kirimin?"
Kaluna menggeleng. "Nggak sih. Aku juga ada kalo seratus. Kan waktu itu Kakak transfer ke rekeningku."
Dinda menendang pantat Kaluna sampai terjatuh dari sofa. "Bocah semprul! Terus ngapain nanya?"
Meski meringis kesakitan, Kaluna tertawa keras melihat ekspresi kesal yang ditunjukkan Kakaknya. Ia bangun dari posisinya dan kembali duduk di sofa.
"Duit yang kemarin aku kasih beneran mau dipake beli skincare?" tanya Dinda menatap Adiknya.
"Rencananya sih, tapi belum."
"Kamu tuh dapat kiriman skincare dari brand, tapi masih mau beli skincare lain?" tanya Dinda heran.
Kaluna berdecak. "Kan nggak semua skincare aku dikirimin. Ada juga yang aku beli sendiri buat di-review."
"Skincare yang biasa aku pake, kamu ada kan?"
Kaluna mengangguk. "Ambil aja di kamar. Jangan ambil yang di kardus, itu belum aku review. Yang udah aku review yang aku taruh di rak."
Dinda tersenyum lebar. Salah satu keuntungan memiliki Adik seorang beauty influencer adalah ia bisa mendapat asupan skincare atau makeup secara cuma-cuma. Setelah dipakai kemudian di-review oleh Kaluna, skincare atau makeup yang ada diberikan padanya.
"Kemarin aku dikirimin liptint bagus banget, Kak. Warnanya stain-nya lumayan lama. Dan yang paling penting, nggak bikin bibir kering. Nanti Kakak ambil aja beberapa. Soalnya aku dikirimi semua warna."
Dinda sontak mengangguk semangat. "Suka banget nih kalo ada barang baru kayak gini," sahutnya. "Kamu cari asisten deh. Jadi bisa bantuin kamu ngatur kerjaanmu," lanjutnya memberi saran.
Kaluna menggeleng, menolak saran dari Dinda. "Masih bisa aku handle sendiri kok."
"Kamu tuh kalo malam bikin video makeup. Pagi ngedit video. Terus kalo sore atau malam masih dimintai tolong Mami sama Papi buat jaga toko," ucap Dinda sambil geleng-geleng kepala. "Belum kalo kamu harus bikin konten skincare atau konten review body care," lanjutnya.
Kaluna menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. "Makanya, kalo aku bangun siang jangan diomelin."
Dinda berdecak keras. "Makanya itu cari asisten. Atau minimal cari editor yang bisa bantu ngeringanin beban kerjaanmu," balasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/351489413-288-k707714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
ChickLitBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...