Bab 27

37.3K 3K 95
                                    

Sudah hampir satu bulan Kaluna dan Aldin menjalin hubungan. Awalnya Kaluna ingin menceritakan soal hubungan ini pada orang tuanya, tapi ia urungkan niatnya. Bahkan Dinda juga belum ia beritahu soal hubungannya dengan Aldin. Selama satu bulan ini Kaluna dan Aldin menjalin hubungan diam-diam.

Sebisa mungkin Kaluna akan mencari waktu yang tepat agar bisa keluar dengan Aldin tanpa diketahui oleh orang tuanya. Sebenarnya Kaluna tidak mau menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi seperti ini. Hanya saja, ia sadar kalau hubungan yang dijalaninya sekarang ini masih terlalu awal.

Sabtu ini Aldin mengajak Kaluna untuk kencan tanpa Ethan. Tentu saja Kaluna heran, karena biasanya selama ini Ethan sering kali ikut kalau mereka sedang keluar bersama.

"Kamu lebih banyak diam," ucap Aldin membelai puncak kepala Kaluna pelan.

Kaluna menoleh ke samping menatap Aldin. "Menurut Mas Aldin, kapan waktu yang tepat buat cerita ke Mami kalo kita lagi jalin hubungan?"

Aldin terdiam. Belaian tangan Aldin langsung terhenti. "Kamu mau cerita ke orang tuamu soal kita?"

Kaluna mengangguk. "Boleh kan aku cerita ke mereka?" tanyanya meminta persetujuan.

Akhirnya Aldin mengangguk.

"Tapi aku bingung mau mulai cerita dari mana."

Tangan Aldin yang semula ada di puncak kepala Kaluna, kini berpindah menggenggam tangan perempuan itu. "Bilang aja ke mereka kalo satu bulan belakangan kita udah pacaran."

"Gimana kalo nanti mereka nggak setuju?" tanya Kaluna tidak bisa menutupi raut wajah khawatirnya. "Bukan kalo, udah pasti mereka nggak akan setuju sama hubungan kita," ralatnya cepat.

"Kita bakal yakinin orang tuamu sama-sama."

"Kita?" tanya Kaluna terkejut. Ia tidak menyangka dengan tanggapan yang diberikan oleh Aldin.

Aldin mengeratkan genggamannya. "Setelah mencoba jalani hubungan ini, saya yakin nggak akan ngelepasin kamu."

Kaluna mendengar itu sontak tersenyum lebar. Ia benar-benar senang karena hubungan ini ternyata bisa berhasil. Awalnya ia kira hubungan ini hanya cinta satu arah tanpa ada timbal baliknya. Ternyata dugaannya salah besar. Bukan hanya dirinya yang mencintai Aldin, tapi laki-laki itu juga mencintainya.

"Makasih banyak, Mas."

"Saya yang harusnya bilang makasih sama kamu. Maaf kalo di awal udah takut untuk nerima perasaanmu. Sekarang saya yang malah nggak mau ngelepasin kamu." Aldin merasa hidupnya lebih bewarna ketika menjalin hubungan dengan Kaluna. Perhatian yang diberikan Kaluna membuatnya jadi merasakan dicintai oleh perempuan. Ketulusan Kaluna yang membuat Aldin sadar tidak ingin melepaskan perempuan itu.

"Aku emang gampang untuk dicintai." Kaluna mengibaskan rambutnya dengan heboh.

Aldin tertawa mendengar kepercayaan diri Kaluna yang begitu besar. "Baru kali ini saya pacaran normal sama perempuan."

"Emang dulu pacarannya sama laki?" tanya Kaluna asal.

Aldin mendengus. "Bukan itu yang saya maksud," sahutnya. "Dulu kalo pacaran hampir nggak pernah nge-date kayak gini."

"Emang dulu kalo pacaran gimana?"

Aldin memilih merangkul Kaluna. "Kamu nggak perlu tau, dan pasti nggak akan mau tau. Daripada nanti kamu tau dan jadi ngambek, malah saya yang pusing."

Kaluna cemberut. Dari jawaban yang diberikan Aldin sebenarnya Kaluna sudah tahu akan mengarah ke mana. Tapi ia percaya kalau itu semua adalah masa lalu. Masa lalu buruk yang tidak perlu diingat-ingat lagi.

The Way I'm Into You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang