Bab 7

42.1K 3.2K 51
                                    

Acara syukuran yang dilakukan Aldin berlangsung singkat. Hanya perkenalan dan makan bersama dengan beberapa tetangga. Karena Aldin hidup di lingkungan perumahan, membuatnya harus bisa berbaur dengan para tetangga yang lain. Kebetulan ia tinggal di perumahan biasa, dimana antar tetangga memiliki hubungan yang cukup dekat.

Setelah satu persatu tetangga mulai meninggalkan rumah Aldin, kini menyisakkan tetangga yang tinggal di depan rumahnya. Seorang wanita yang menjadi mertua temannya, Dama. Kalau bukan karena Dama, ia tidak akan membeli rumah ini. Ia bersyukur karena saat itu Dama memberitahunya kalau rumah ini sedang dijual. Selama dua hari tinggal di rumah ini, tidak pernah sekalipun ia mendengar Ethan mengeluh. Padahal anak itu cukup sensitif dengan suasana baru.

"Mas Aldin."

Aldin menoleh dan mendapati Kaluna berjalan ke arahnya dengan senyum manis terukir di wajahnya. Sebenarnya ia sadar kalau perempuan cantik yang kini sudah berdiri di depannya, sering memperhatikannya secara diam-diam. Kesadarannya mulai muncul saat ia baru selesai pindahan dan diajak makan bersama oleh Dinda di rumah orang tuanya, yang mana rumah Kaluna juga. Sepanjang makan bersama, tatapan mata Kaluna tidak pernah lepas dari wajahnya. Ia berusaha untuk pura-pura tidak menghiraukan saat Kaluna menatapnya.

"Mas Aldin," panggil Kaluna lagi, karena Aldin tidak menghiraukan panggilannya.

"Iya?" Aldin tersadar dari lamunannya, dan memfokuskan pandangannya pada Kaluna.

"Tadi Mas Aldin nanya ke Mami, ada berapa tetangga yang nggak datang kan?" tanya Kaluna yang sontak diangguki oleh Aldin. "Setelah Mami hitung, ada sekitar empat tetangga yang tadi nggak datang."

Aldin memang mengundang tetangga yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. "Kamu bisa kasih tau ke saya rumah mana yang tadi nggak datang, biar saya kasih langsung nasi kotaknya."

"Mau aku antarin, nggak?" tanya Kaluna menawari. Sebelum Aldin memberikan jawaban, Kaluna buru-buru menambahkan. "Jadi biar satu kali jalan, nggak bolak-balik buat ambil nasi kotaknya di rumah. Kan aku bisa bantu bawain nasi kotaknya sekalian," lanjutnya.

Aldin berpikir sejenak, sebelum akhirnya menganggukkan kepala. Ia dan Kaluna masing-masing membawa dua nasi kotak. Aldin berjalan di samping Kaluna, mengikuti kemana kaki perempuan itu melangkah.

Kaluna mengantarkan Aldin ke rumah tetangga yang tadi tidak datang ke acara syukuran di rumah Aldin. Selain memberikan nasi kotak, Kaluna membantu mengenalkan Aldin ke tetangga yang mereka datangi. Setelah empat rumah sudah mereka datangi, kini mereka berjalan kembali ke arah rumah Aldin. Sepanjang jalan Aldin hanya diam mengikuti langkah kakinya. Karena tidak tahan sejak tadi hanya diam, akhirnya Kaluna memberanikan diri membuka obrolan.

"Tetangga di sini pada baik-baik kok, Mas," ucap Kaluna mencoba membuka obrolan. "Mungkin ada beberapa yang terkesan pendiam, tapi mereka kalo disapa pasti bakal nyapa balik. Mami cukup dikenal di lingkungan ini. Kalo ada apa-apa Mas Aldin bisa nanya ke Mami."

Aldin hanya manggut-manggut mendengar itu. "Mamimu kenal hampir semua warga di sini," gumamnya. Aldin mengatakan hal itu setelah tadi melihat bagaimana interaksi Mami Kaluna begitu akrab dengan tetangga-tetangga yang lain.

"Mami kenal semua orang yang ada di RT ini, karena Mami masuk dalam jajaran pengurus. Semua orang di RT sini juga kenal kok sama Mami," beritahu Kaluna sedikit membanggakan Maminya. "Mami juga kenal beberapa warga dari RT lain, karena Mami ngewakilin RT untuk ikut arisan RW," tambahnya.

"Jadi kalo misal saya mau bayar iuran, bisa titip ke Mamimu?"

"Titip aja ke aku. Nanti aku kasihin ke Mami," jawab Kaluna antusias.

Aldin mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa titip ke kamu?"

Kaluna yang ditanya seperti itu, sontak menggaruk kepalanya salah tingkah. "Soalnya Mami suka sibuk di salon. Makanya kalo mau titip uang iuran, bisa kasih ke aku aja. Soalnya aku selalu ada di rumah," ucapnya memberi alasan. "Biasanya orang-orang juga sering gitu kok. Nanti uangnya pasti aku kasih ke Mami," tambahnya cepat.

The Way I'm Into You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang