"Hmmm ... mau jalan-jalan, nggak?" tanya Aldin tiba-tiba.
"Kemana?"
"Sekitar sini aja, cari udara segar. Biar hidungmu nggak mampet lagi."
Karena pada dasarnya Kaluna lemah dengan pesona Ayah satu anak itu, akhirnya tanpa sadar kepalanya mengangguk. "Aku ganti baju dulu," ucapnya ekspresi wajah berubah ceria.
Aldin hendak melarang, tapi Kaluna sudah keburu pergi dari hadapannya dengan membawa mangkuk yang tadi ada di meja. Tidak sampai sepuluh menit, Kaluna sudah kembali ke hadapannya dengan memakai kaos putih dan bawahan celana jeans yang panjangnya sedikit di atas lutut.
Kaluna berusaha menyamakan langkah kaki Aldin yang lebar, sehingga ia bisa berjalan di samping pria itu. Cuaca sore ini sangat mendukung mereka untuk berjalan-jalan santai. Ia tidak bertanya sebenarnya Aldin akan mengajaknya kemana. Yang ia lakukan hanya terus terus melangkah dalam diam menikmati degup jantungnya yang begitu keras.
Sesekali Aldin melirik ke sebelahnya. Kaluna tampak tenang berjalan di sebelahnya. Kedua tangan perempuan itu terlipat di depan dada. Melihat Kaluna yang tiba-tiba bersin beberapa kali, secara spontan ia melepas jaketnya dan menyampirkan pada pundak Kaluna.
Kaluna menghentikan langkah kakinya. Ia menatap jaket yang ada di pundaknya, lalu beralih menatap Aldin dengan tatapan penuh tanya.
"Biar nggak dingin."
"Aku nggak suka sama sikap Mas Aldin yang kayak gini," gerutu Kaluna dengan mencebik kesal.
"Kenapa?" Aldin kembali meneruskan langkah kakinya, diikuti oleh Kaluna.
"Mas Aldin nolak aku, tapi Mas Aldin masih bersikap sebaik ini sama aku. Gimana caranya aku bisa move on kalo Mas Aldin malah bersikap kayak gini?"
"Saya nggak mau kamu makin sakit."
Kaluna mencibir mendengar penuturan Aldin. "Takut aku nggak bisa ngajar Ethan?"
"Kalo kamu sakit bikin saya khawatir."
Kaluna mencebik. "Khawatir doang, tapi aku ditolak."
Aldin yang mendengar itu memilih mengabaikan. Ia terus berjalan sembari tangannya merangkul pundak Kaluna. Tidak ada penolakan sedikitpun dari Kaluna atas apa yang ia lakukan. Beberapa menit mereka berjalan, akhirnya tiba juga di tempat yang ingin ia tunjukkan pada Kaluna. "Kita udah sampai."
"Aku baru tau, di bagian belakang perumahan ada taman kayak gini," ucap Kaluna dengan takjub. Tatapan matanya tidak lepas dari pemandangan di hadapannya. Selama ini ia hanya tahu ada taman di bagian tengah perumahan yang terdapat area bermain untuk ana-anak, jogging track dan lapangan serbaguna . Berbeda dengan taman yang saat ini ia datangi, hanya hamparan rumput, pohon dan bunga sepanjang mata memandang. "Ini pasti baru dibuat deh. Soalnya dulu ini lahan kosong biasa. Dulu ada wacana mau dijadiin balai pertemuan warga," lanjutnya.
"Sebelum saya beli rumah di sini, saya keliling perumahan dan nggak sengaja nemu taman ini. Tamannya nggak terlalu besar, cuma ada pohon, bunga dan beberapa bangku. Cocok buat nenangin diri," ucap Aldin memberitahu.
"Mas Aldin sengaja ngajak aku ke sini biar aku lebih tenang karena habis Mas tolak, ya?" tanya Kaluna dengan nada tajam.
Aldin terkekeh. "Saya ngajak kamu ke sini biar kamu cepat sembuh."
Kaluna melangkah lebih dulu ke bangku kayu yang ada di dekatnya. Begitu duduk, ia menepuk tempat kosong di sebelahnya menyuruh Aldin ikut duduk juga.
"Aku sering ke sini," ucap Aldin tiba-tiba.
Kaluna menoleh. "Ngapain?"
"Cuma diam aja kayak orang bego."
Kaluna terkikik geli.
![](https://img.wattpad.com/cover/351489413-288-k707714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
ChickLitBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...