Kaluna menatap dirinya di cermin. Wajahnya benar-benar berantakan. Kantung matanya lumayan hitam. Wajar memang, dia belum tidur sama sekali. Jam menunjukkan pukul enam pagi, dan Kaluna masih terjaga. Setelah membuat konten semalaman, ia tidak bisa langsung tidur. Akhirnya ia memilih mengedit video untuk konten youtube-nya. Karena terlalu sibuk mengedit, ia sampai tidak sadar kalau sudah mengedit video hingga pagi.
Ketika Kaluna mencuci muka, air yang mengenai wajahnya membuatnya kembali segar. Setelah itu ia menyikat gigi dengan cepat. Memastikan sudah sadar sepenuhnya, kakinya melangkah keluar kamar dan berjalan ke arah ruang makan.
"Wah, tumben banget jam segini udah bangun?" tanya Mami takjub.
Kaluna menyeret langkahnya dengan malas. Ia menarik satu kursi dan langsung mendudukinya. Kedua tangannya terlipat di atas meja, sebagai bantalan kepalanya.
"Kamu kenapa?" Mami menepuk-nepuk kepala Kaluna pelan.
"Ngantuk, Mi."
"Bangun tidur kok malah ngantuk sih?"
"Aku belum tidur, Mi."
"Yaudah, kamu sarapan dulu habis itu bisa lanjut tidur."
Kaluna mengangguk. "Aku mau cari udara segar dulu." Setelah mengatakan itu ia berjalan keluar rumah. Mencari udara segar hanyalah sebuah alasan. Karena alasan sebenarnya adalah ia ingin melihat Aldin. Baru saja ia keluar, matanya sudah menangkap sosok Aldin memakai kaos hitam dan celana training hendak membuka pagar.
"Mas Aldin!" panggil Kaluna sedikit keras.
Aldin sontak menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Ternyata yang memanggil barusan adalah perempuan yang menjadi Adik ipar Dama.
"Mas Aldin habis lari pagi ya?" Kaluna sadar kalau ia baru saja mengajukan pertanyaan bodoh. Sudah dua hari ia mengamati kebiasaan pagi Aldin, padahal ia tahu kalau laki-laki itu memang rutin keluar jam lima dan akan kembali jam enam. Walaupun sudah mengamati dari dua hari yang lalu, baru hari ini ia memberanikan diri untuk menyapa Aldin.
"Iya."
"Ethan mana, Mas?"
"Lagi siap-siap mau berangkat sekolah," jawab Aldin. Sejenak ia menatap wajah Kaluna yang polos tanpa polesan makeup. Kemudian ia berdeham pelan, menyadarkan dirinya. "Saya mau masuk dulu. Ethan udah nunggu," ucapnya sebelum masuk ke dalam rumah.
Kaluna menghela napas panjang. "Susah banget sih mau ngajak ngobrol doang," gerutunya kesal. "Kalo sama Mami aja bisa ngomong agak panjang. Tapi kalo sama aku kayak orang sariawan."
"Kamu itu pagi-pagi udah ngomel sendiri," tegur Mami.
Kaluna membalikkan badan dan terkejut mendapati Maminya berdiri di belakangnya. "Mami sejak kapan berdiri di situ?"
"Sejak kamu ngomel-ngomel nggak jelas," jawab Mami.
"Aku nggak ngomel kok," elak Kaluna.
Mami berdecak keras. "Tutup pagarnya. Papi udah nungguin kamu buat sarapan bareng," pintanya sebelum masuk ke rumah lebih dulu.
Kaluna menurut. Kemudian ia menyeret kakinya mengikut langkah Mami.
Karena Kaluna sering bangun siang, ia jadi jarang ikut sarapan bersama dengan Mami dan Papinya. Meski begitu, saat ia bisa bangun pagi, pasti Papi akan mengajaknya untuk sarapan bersama. Kata Papi, sarapan itu momen penting untuk keluarga bisa mengobrol sebelum memulai kesibukan pada hari itu.
"Kamu belum tidur?" tanya Papi mengamati wajah Kaluna.
Kaluna menggeleng.
"Habis ngapain aja?" tanya Papi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
ChickLitBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...