Hari sial tidak pernah muncul di kalender. Kita semua tidak akan pernah tahu kapan hari sial akan terjadi pada diri kita. Begitu juga dengan yang dialami Kaluna. Ia tidak tahu kalau ternyata hari ini adalah hari sial untuknya.
Bermula saat Kaluna membuat konten. Lebih dari dua jam membuat konten makeup, ternyata tidak terekam sama sekali. Ia cukup ceroboh karena tidak mengecek ulang. Kaluna mencoba sabar karena hal seperti itu sudah beberapa kali ia alami. Karena lelah mendekam di kamar tanpa keluar sama sekali, akhirnya ia memutuskan keluar dari kamar. Ia berencana mencari makanan yang ada di dapur untuk mengisi perutnya sebelum membuat video lagi. Kakinya menuruni satu persatu anak tangga. Begitu kaki kanannya menginjak anak tangga paling bawah, ternyata pendaratannya tidak mulus. Kaki kanannya terkilir dan seketika membuatnya jatuh dan berteriak keras. Yang menambah kesialannya adalah ia baru sadar kalau lantai yang membuatnya terkilir adalah lantainya licin karena baru selesai dipel.
Kaluna terududuk di lantai sambil memegangi kakinya. Ia mengumpat pelan saat tidak berhasil berdiri sendiri.
Mendengar teriakan Kaluna sontak membuat Mami yang sedang mengepel dapur berjalan ke arah sumber suara. Ia kaget saat menemukan anaknya terduduk di lantai sambil memegangi kaki. "Kamu kenapa? Kok duduk di lantai kayak gitu?"
"Habis jatuh."
"Yaudah, langsung berdiri. Lantainya baru Mami pel."
Kaluna mengulurkan tangannya pada Mami. "Bantuin aku, Mi. Aku nggak bisa berdiri sendiri."
Melihat Kaluna yang sepertinya keusahan untuk berdiri, Mami langsung membantu anaknya dan menuntun untuk duduk di sofa. "Sakit banget ya?"
Kaluna mengangguk. "Tadi waktu jatuh sampai bunyi kakiku," jawabnya. "Nggak bakal patah kan, Mi?" tanyanya khawatir.
"Mana Mami tau," sahut Mami cepat. "Nanti sore Mami panggilin tukang urut deh."
"Mami sih, ngepel tapi kipas anginnya nggak dinyalain," gerutu Kaluna menumpahkan kekesalannya. "Harusnya kipas anginnya dinyalain biar lantainya cepat kering," lanjutnya mendumel.
"Enak aja Mami yang salah." Mami menyentil kening Kaluna pelan. "Kamu yang salah. Siapa suruh jalan nggak hati-hati?" balasnya.
Kaluna mencebik. Ia menatap kakinya yang masih sakit saat digerakkan. Agar kakinya tidak terlalu sakit, akhirnya ia duduk dengan meluruskan kedua kakinya di sofa.
"Mami mau lanjutin ngepel. Kamu jangan wira-wiri nggak jelas," ucap Mami memberi ultimatum sebelum pergi dari hadapan Kaluna.
Sedikit saja Kaluna menggerakkan kaki kanannya, pasti akan terasa nyeri. Untuk memiringkan tubuhnya saja butuh usaha yang cukup besar. Ia mengulurkan tangan untuk mengambil remote TV yang ada di meja. Ia mengambil satu bantal sofa untuk diletakkan di pangkuannya. Tangannya bergerak menyalakan TV dan mulai fokus menonton.
Sepuluh menit kemudian Mami datang membawa bongkahan es yang dibalut dengan sebuah kain. Tanpa aba-aba kain tersebut ditempelkan di kaki kanan Kaluna.
"Aw!" Kaluna memekik pelan merasakan dingin di kakinya.
"Jangan banyak gerak. Biar kakimu nggak makin sakit."
Kaluna mengangguk. Rasa dingin dari es membuat rasa nyeri di kakinya sedikit berkurang. "Mami, boleh minta tolong ambil hp sama cleansing balm-ku, nggak?"
"Dimana?"
"Di kamar."
"Cleansing balm itu yang buat bersihin makeup, ya?" tanya Mami memastikan.
Kaluna mengangguk. "Ada di lemari skinacare. Ada yang warna pink. Ada juga yang warna orange. Ambil aja salah satu. Mami baca aja tulisannya. Atau kalau gak nemu dua itu, ambil aja yang lain pokoknya tulisannya cleansing balm atau cleansing oil."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
ChickLitBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...