"Emang beda tenaga Kaluna sama kita-kita."
Mendengar perkataan Dinda membuat Aldin menatap ke depan. Jauh di depan sana, ada Kaluna sudah berjalan lebih dulu bersama dengan Ethan. Dua orang itu seakan punya energi lebih yang membuat mereka berjalan terus tanpa kenal lelah.
Sebenarnya Aldin senang karena ada Kaluna yang dengan lincah mengikuti Ethan kesana kemari. Mereka berdua seakan sibuk sendiri dan beberapa kali mengabadikan momen dengan berfoto, melupakan ia, Dinda dan Dama.
"Ini bukan Ethan doang yang girang, si Kaluna juga kelihatan girang banget diajakin jalan-jalan," celetuk Dama.
"Kaluna jarang keluar rumah. Wajar kalo dia kayak burung yang baru lepas dari sangkarnya," ucap Dinda menimpali.
Dama menatap ke arah Kaluna dan Ethan yang saat ini sedang berhenti di sebuah palang. Terlihat Adik iparnya sedang menunjuk sebuah palang yang terdapat tulisannya. "Wah, si Kaluna masih aja nyuruh Ethan baca setiap ada tulisan. Padahal mereka sekarang lagi liburan."
"Bagus dong," sahut Dinda. "Anak seumuran Ethan tuh harus sering baca. Setiap ada tulisan memang harus dibaca biar terbiasa."
Aldin hanya diam saja mendengarkan perdebatan pasangan yang berdiri di dekatnya. Tatapannya tertuju lurus pada Kaluna. Baru saja langkah kakinya mendekat, Ethan sudah menggandeng Kaluna untuk lanjut berjalan.
"Mending kita duduk aja deh. Biar mereka yang jalan-jalan."
Dinda melirik saat mendengar ucapan suaminya. "Kok lemah banget sih? Baru juga jalan sebentar."
"Tapi aku setuju sama Dama," sahut Aldin dengan cengiran lebar. "Mending kita beli makan, biar nanti Kaluna sama Ethan nyusul kalo udah puas jalan-jalan."
"Yaudah, aku susulin Kaluna sama Ethan buat ngasih tau. Kalian cari tempat duduk deh." Setelah mengatakan itu Dinda berjalan cepat menuju ke arah Kaluna dan Ethan. "Kaluna!" teriaknya sedikit keras, membuat Adiknya berhenti melangkah dan langsung berbalik badan.
"Lho, Mas Dama sama Mas Aldin mana?" tanya Kaluna yang melihat Kakaknya berjalan ke arahnya sendirian.
"Ayahku kok nggak ada?" Kali ini giliran Ethan yang bertanya karena tidak menemukan sosok Ayahnya.
Dinda mengatur napasnya yang putus-putus. Jalan setengah berlari mengejar Kaluna dan Ethan membuatnya napasnya habis. "Mereka lagi cari tempat duduk. Sama mau makan juga."
"Kok duduk sih?" Ethan memasang wajah kecewa saat mendengar itu. "Padahal kan aku masih mau jalan-jalan," lanjutnya.
"Ethan jalan-jalan sama Tante Kaluna aja. Tante juga masih mau jalan-jalan kok. Nanti kalo kita udah puas jalan-jalan, baru kita duduk buat makan," ucap Kaluna berusaha menghibur.
Kepala Ethan langsung mengangguk dengan senyuman lebar terukir di wajahnya.
"Kak Dinda mau ikut aku atau ikut duduk?" tanya Kaluna menatap Kakaknya.
"Aku ikut kalian aja deh. Sayang banget udah bayar tapi cuma duduk doang."
Akhirnya Kaluna dan Dinda melanjutkan langkah kaki mereka. Diantara mereka ada Ethan yang tidak pernah melepaskan pegangan tangannya dari Kaluna.
***
Sekitar jam lima sore mobil yang dikemudikan Aldin sudah bergerak menuju Batu Night Spectacular (BNS). Di sebelah Aldin ada Dama yang bertugas menunjukkan jalan. Sedangkan di kursi tengah ada Kaluna, Ethan dan Dinda. Sepanjang jalan Ethan nampak tertidur dengan bersandar pada Kaluna.
Saat fokus dengan kemudinya, beberapa kali Aldin melihat Ethan dari spion tengah. Anak itu nampak nyaman tidur dengan bersandar pada Kaluna. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
ChickLitBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...