Bab 29

38.5K 2.9K 38
                                    

"Kemarin ditanya apa aja?" tanya Kaluna tanpa basa-basi.

Aldin terkekeh. "Duduk dulu," pintanya saat melihat Kaluna berdiri di hadapannya dengan menggendong tas ransel.

Kaluna segera melepas tasnya dan duduk di samping Aldin. "Jadi?"

"Hmmm ... saya bingung mau mulai cerita dari mana. Soalnya kemarin ada pertanyaan dari orang tuamu."

"Maaf, kemarin aku ketiduran," ucap Kaluna dengan wajah penuh penyesalan.

Mungkin karena saking cemasnya menunggu Aldin yang sedang mengobrol dengan orang tuanya, Kaluna sampai ketiduran. Saat bangun ia langsung kaget karena jam menunujukkan pukul delapan malam. Langit sudah berubah menjadi gelap. Kaluna keluar dari kamar, tapi sudah tidak melihat Aldin di rumahnya. Ia hanya menemukan Maminya sedang menonton TV di ruang tengah.

"Mami kan udah janji mau panggil aku setelah ngobrol sama Mas Aldin," ucap Kaluna merajuk.

"Mami udah panggil kamu, tapi ternyata kamu lagi tidur."

"Kok nggak dibangunin?"

"Sudah Mami bangunin, tapi kamunya yang nggak bangun-bangun."

"Oh ya?" Kaluna menggaruk belakang kepalanya. "Aku beneran nggak bangun?" tanyanya tak percaya.

Mami menggeleng. "Kamu tidur udah kayak kebo. Digoyang-goyang nggak bangun sama sekali."

Kaluna memajukan bibirnya saat dikatai mirip kebo. "Terus, tadi gimana? Ngobrol apa aja sama Mas Aldin? Mami sama Papi udah ngasih restu buat aku sama Mas Aldin pacaran, kan?" tanyanya beruntun.

Mami mengedikkan bahunya ringan. "Kemarin Mami sama Papi nggak terlalu banyak nanya. Mungkin dilain waktu bisa dilanjut lagi."

"Dilanjut lagi?!" pekik Kaluna keras.

"Jujur aja, kemarin Mami sama Papi masih belum puas. Ada banyak hal yang belum kami tanyain ke Aldin," ucap Mami dengan tersenyum licik.

"Untuk sementara waktu, orang tuamu kayaknya nggak masalah kalo kita pacaran. Yang paling penting, saya harus selalu izin kalo mau ngajak kamu jalan."

Kaluna tersadar dari lamunannya. Kemudian ia memfokuskan tatapannya pada Aldin. Senyum tipis langsung tersungging di bibirnya. "Hmmm ... kalo  izin sebelum jalan itu udah suatu keharusan," sahutnya. "Yang paling penting, hubungan kita nggak sembunyi-sembunyi lagi," lanjutnya merangkul lengan Aldin.

Baru saja tangan Aldin merangkul Kaluna, tiba-tiba terdengar suara Ethan yang memanggil Kaluna.

"Tante Kaluna!"

Kaluna sontak mendorong Aldin menjauhinya dan berdiri dari sofa yang didudukinya. "Eh, Ethan udah siap belajar?" tanyanya langsung menghampiri Ethan.

Ethan mengangguk semangat. Kemudian ia menggandeng tangan Kaluna.

Aldin berusaha menahan diri agar tidak menyemburkan tawanya melihat wajah Kaluna yang memerah karena hampir ketahuan oleh Ethan. Perempuan itu dengan cepat membuka tasnya, mengeluarkan beberapa buku dan alat tulis. Duduknya sudah pindah di sebelah Ethan yang sedang serius mendengarkan Kaluna.

***

Kaluna sudah siap mengenakan kaus oversized dengan jaket denim. Lalu bawahannya ia mengenakan rok yang panjangnya sedikit di bawah lutut. Sebelum keluar kamar, ia mematut dirinya lagi di cermin, memastikan penampilannya sudah sempurna. Tidak lupa ia menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Saat merasa penampilannya sudah sempurna, ia melangkah keluar kamar.

The Way I'm Into You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang