"Mami buat apa?" Dari turun tangga, Kaluna bisa mencium aroma masakan dari dapur. Begitu memasuki area dapur, aroma tercium semakin kuat.
"Mami bikin bolu pisang," jawab Mami sembari mengeluarkan loyang dari dalam oven. "Karena kemarin Aldin udah ngasih puding, Mami mau gantian ngasih dia bolu pisang," lanjutnya.
"Nanti biar aku aja yang ngantar ke rumah Mas Aldin."
Mami meletakkan bolu yang sudah ia keluarkan dari loyang di atas colling rak. "Menurutmu perlu Mami kasih hiasan coklat atau nggak atasnya?"
"Terserah Mami aja," sahut Kaluna. Tangannya terulur hendak menyentuh bolu, tapi sontak dipukul oleh Maminya. "Aku mau nyicip doang, Mi." Kaluna mengusap tangannya yang baru saja dipukul oleh Maminya.
"Yang ini buat Aldin," ucap Mami. "Yang buat kamu masih ada di oven," lanjutnya menunjuk oven yang masih menyala.
"Mi, kenapa aku sama Kak Dinda gak pernah boleh punya pasangan yang lebih tua?" tanya Kaluna yang sudah duduk di salah satu kursi tinggi, memperhatikan Maminya yang sibuk menghias bolu pisang.
"Perbedaan usia yang terlalu jauh itu nggak terlalu bagus. Beda pemikiran, beda emosi, itu bikin hubungan jadi nggak bisa langgeng," jawab Mami dengan tangan sibuk menghias bolu.
"Bukannya setiap hubungan itu ada tantangannya sendiri-sendiri ya, Mi?" tanya Kaluna tanpa mengalihkan perhatiannya dari Mami. "Maksudku, walaupun kita punya pasangan yang usianya sama atau cuma beda satu atau dua tahun, tetap aja akan ada perbedaan. Kita nggak mungkin cari pasangan yang benar-benar mirip sama karakter kita," tambahnya.
Mami menghentikan gerakan tangannya. Ia mengangkat pandangannya, menatap Kaluna. "Kalau perbedaan usia yang nggak jauh, pasti masih bisa mengerti satu sama lain."
"Nggak juga," sahut Kaluna tidak setuju.
Mami memandang Kaluna sebal. "Kenapa kamu nanya-nanya kayak gitu sih?" tanyanya curiga. "Jangan bilang kamu mau balikan sama Jovin?"
"Kok jadi Jovin?"
"Dia kan mantan terakhir yang kamu putusin gara-gara Mami nggak kasih restu," jawab Mami memasukkan bolu yang sudah selesai dihias ke dalam kotak. "Mami tuh nggak restuin kamu sama Jovin bukan karena perbedaan umur kalian doang, tapi ada alasan lain yang bikin Mami gak restuin kalian," lanjutnya.
"Karena Jovin ngerokok?"
"Itu salah satunya."
"Alasan yang lain?"
"Jovin tuh muka-muka playboy. Tipe cowok kayak gitu pasti cuma mau manfaatin kepolosanmu doang sebagai cewek. Apalagi umur kalian beda tujuh tahun. Makin gampang kamu dibego-begoin sama dia."
"Astaga Mami..."
"Selain itu muka dia kayak orang lagi pakai obat," ucap Mami tanpa beban. "Mata sayu, warna kulit pucat, pokoknya nggak kelihatan kayak cowok sehat deh," tambahnya.
Kaluna berdecak sambil geleng-geleng kepala. "Jovin emang ngerokok, tapi nggak sampai ngobat kok."
"Kata siapa?"
"Kata Jovin sendiri."
"Kamu percaya sama perkataan dia?"
Kaluna mengedikkan bahu. "Selagi nggak ada bukti kalo dia pakai narkoba, aku harus percaya," jawabnya santai. "Lagian kenapa jadi bahas Jovin sih?"
"Karena kamu sama dia balikan, kan?" tanya Mami asal tebak.
"Aku sama Jovin nggak balikan, Mami," jawab Kaluna tegas.
"Terus ngapain kamu nanya soal perbedaan usia yang jauh?" tanya Mami melipat kedua tangannya di depan dada. "Mami kira kamu bilang kayak gitu karena balikan sama Jovin," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
ChickLitBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...