Setelah memastikan Kaluna aman, Aldin tidak langsung pulang ke rumah. Dama mengirim pesan padanya, mengajak untuk ngopi di salah satu cafe dekat perumahan. Sesampainya di cafe, Aldin langsung turun dari mobil. Meskipun sudah malam, suasana cafe masih tampak ramai. Kakinya melangkah memasuki cafe sembari matanya mencari keberadaan temannya. Melihat sosok Dama melambaikan tangan ke arahnya, ia segera menghampiri meja Dama. Ternyata temannya itu tidak sendirian. Ada Dinda yang sudah duduk di sebelah Dama dengan kondisi mata sembab.
"Matanya Dinda kenapa?"
Itu pertanyaan pertama yang terlontar begitu Aldin duduk di hadapan Dama.
"Nangisin Kaluna sepanjang jalan," jawab Dama sebelum menyesap kopinya.
"Kok Kaluna bisa sama kamu?" tanya Dinda dengan suara serak.
Aldin mulai menjelaskan secara detail bagaimana ia bisa bertemu dengan Kaluna. Setelah selesai bercerita, kini giliran Dinda dan Dama yang menceritakan alasan dibalik sikap Kaluna hari ini. Mendengar semua cerita dua orang di hadapannya, ia jadi mengerti apa yang dirasakan oleh Kaluna.
"Kaluna baik-baik aja, kan?" tanya Dinda dengan raut wajah khawatir.
Aldin mengangguk. "Secara fisik terlihat sehat. Tapi secara mental, dia lebih pendiam dari biasanya."
"Boleh gak sih aku ketemu sama dia?" tanya Dinda setengah memohon. "Cuma mau mastiin kalo dia beneran baik-baik aja," tambahnya.
Dama memegang pundak istrinya. Ketika Dinda sudah menatapnya, ia menggelengkan kepalanya pelan. "Biarin Kaluna sendiri dulu. Dia nggak pulang, itu artinya dia nggak mau diganggu."
"Tap--"
"Kamu harus kasih waktu buat Adikmu," potong Dama cepat sebelum Dinda membantah. "Lagian Aldin bilang Kaluna baik-baik aja. Tunggu aja sampai Kaluna tenang dan mau ketemu sama kita."
Dinda menghela napas panjang. "Yaudah deh."
"Orang tua kalian udah tau, kan?" tanya Aldin memastikan. "Aku nggak mau dituduh nyulik anak orang," tambahnya.
"Tenang aja, Mami sama Papi udah tau kok kalo hari ini Kaluna nginap di hotel," jawab Dama.
"Kalo boleh tau, kamu temuin Kaluna di taman yang mana, ya?" tanya Dinda tiba-tiba. "Kayaknya di kompleks perumahan nggak ada taman bunga deh."
"Ada, di bagian belakang perumahan."
"Baru?" Kali ini giliran Dama yang bertanya dan langsung diangguki oleh Aldin.
"Sekali lagi makasih karena udah berhasil nemuin Kaluna. Nanti masalah tagihan hotelnya bisa aku transfer ke rekeningmu," ucap Dinda menatap lurus ke Aldin.
"Nggak usah terlalu dipikirin soal biaya hotelnya," sahut Aldin dengan santai.
***
"Hari ini kayaknya Tante Kaluna nggak bisa ngelesin Ethan," ucap Aldin sembari membantu anaknya memakai tas ransel.
"Kenapa?"
"Hmmm ... Tante Kaluna lagi kurang enak badan."
"Tante Kaluna sakit lagi? Sakit apa?"
"Pusing."
"Kok Ayah tau?"
"Tante Kaluna yang bilang ke Ayah."
Ethan mendengar itu hanya manggut-manggut. "Ayah kok tumben nggak siap-siap ke kantor?" tanyanya heran. Penampilan Ayahnya tidak seperti biasanya. "Emangnya hari ini Ayah nggak kerja?"
"Hari ini Ayah nggak kerja."
"Jadi, hari ini Ayah bisa jemput aku pulang sekolah?" tanya Ethan dengan senyuman lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/351489413-288-k707714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I'm Into You [Completed]
Genç Kız EdebiyatıBermula dari Kakaknya yang menitipkan seorang anak laki-laki bernama Ethan, membuat hidup Kaluna menjadi berubah. Kaluna yang awalnya tidak terlalu suka berhadapan dengan seorang anak kecil, tapi mendadak ia berubah saat melihat Aldin, sosok pria ya...