61

14 1 0
                                    

   Setelah rombongan memutuskan untuk berpisah, Pudwi dan rombongannya memutuskan untuk mampir dulu disebuah warung teh untuk sekedar minum dan membeli camilan karena mereka sudah merasa lapar. Mereka juga ingin mendiskusikan hal apa yang ingin mereka beli.

  "Oppa, ayo sebutkan pengeluaran kita hari ini," celetuk Pudwi setelah menyesap tehnya sedikit lalu mengeluarkan kertas, sikat dan batuan tinta. Dia sempat membelinya saat menunggu semua keranjang terjual habis dan menghasilkan banyak uang. Tentu saja ia pinjam uangnya dari Ji-min terlebih dahulu dan nanti dia akan mengembalikannya saat pulang.

"Batu itu terjual 400 tael perak," ujar Yoongi membuat Pudwi mengernyitkan dahi sebentar dan menunggu Yoongi melanjutkan bicaranya.

  "Kami meminta 200 tael perak dan 200 tael perak lainnya kami membelikanmu kalung giok kecil."

  Yoongi tidak tahu banyak kata dan takut salah, ia pun mengambil alih kertas itu dan menuliskan pengeluarannya. Dari 200 tael perak, uang untuk membeli selimut, bantal dan seprai menghabiskan 15 tael perak dan baju mereka tadi menghabiskan 30 tael perak berarti uang disaku tinggal 155 tael perak. Menghabiskan uang memang hal yang mudah dilakukan.

  "Lalu, kebutuhan apa yang kurang?" Tanya Pudwi memandang mereka satu persatu dan bersiap menulis apa yang mereka butuhkan.

  "Aku ingin mogijang?" Tanya Jimin ragu dan menoleh ke Namjoon untuk mengartikannya ke bahasa inggris. "Mosquito net."

  "Ooh, kelambu. Oke, apa hanya Jimin oppa?"

  "Bukankah kita perlu 1 tempat tidur lagi? Aku tidak ingin tidur dibawah," gerutu Seokjin dengan sesekali memijat bahunya, memang dirumah itu hanya ada dua kamar dan harus dibagi empat dan tiga. Karena tempat tidurnya kecil jadi dua member yang berempat tidur ditanah dan mungkin salah satunya Seokjin.

  "Oke, berarti 4 kelambu? Aku juga ingin."

  "Makanan, kita perlu persediaan makanan," sahut Yoongi membuat Pudwi mengangguk, itu hal yang penting.

  "Sepertinya kita juga perlu beli piring dan sendok sendiri?" Saran Hosoek mengingat mereka tadi menumpang makan dirumah Juyin.

  "Iya juga."

  "Peralatan masak, jangan pernah lupakan itu," sahut Yoongi lagi dengan kesal, walaupun dia tidak terbiasa dengan peralatan masak tradisional tapi ia hanya akan kenyang jika makan masakannya sendiri.

  "Bagaimana dengan buku? Aku tadi melihat disana ada toko buku?" Tanya Namjoon.

  Setelah mereka me-list apa yang dibutuhkan mereka akhirnya bergerak dan segera membelinya sebelum waktu pulang. Kepala Han berpesan mereka harus pulang sebelum waktu makan siang.

  Pertama-tama mereka membeli beras dan semacamnya, jangan lupakan daging dan tulang iga yang sudah lama tidak mereka makan. Setelah membeli bahan makanan mereka beralih membeli piring dan seperangkatnya sekaligus wajan dan pisau. Tetapi kompor tanah liat harus dipesan terlebih dahulu dan akan jadi 3 hari ke depan dan mereka harus datang setelah 3 hari. Saat mereka ingin mencari kelambu, matahari sudah semakin terik dan mereka pasti sudah terlambat. Saat mereka sampai digerobak sapi disana kepala Han sudah menunggu dengan Ji-min.

  "Banyak yang kalian beli juga haha...." komentar Juyin membantu mereka menaikkan barang, karena banyaknya barang Namjoon beralih ke depan bersama Juyin karena kurangnya tempat.

  "Ini masih kurang, banyak hal yang belum sempat dibeli," ujar Pudwi sedih, bisa saja dia besok ke pasar lagi namun sungkan meminjam gerobak ke kepala Han. Karena kata Ji-min kebanyakan warga desa memilih berjalan kaki daripada menyewa sapi milik kepala Han. Karena bertepatan dengan Ji-min yang menjual keranjang jadi mereka mendapat tumpangan gratis.

  "Beli perlahan, jangan menakuti warga desa dengan membeli semuanya sekaligus," tutur kepala Han membuat Pudwi mengerti, mereka belum berpenghasilan untuk menutupi darimana barang-barang yang nantinya muncul.

  "Kepala Han, apa kita bisa berbisnis disini?"

  "Bisa, tapi hanya sebatas pasar ini. Kau ingin bisnis apa?"

  "Belum tahu, kita lihat saja nanti."

  Beruntung saja saat mereka memasuki desa, warga desa belum pulang dari sawah mereka untuk makan siang. Dengan cekatan mereka memindahkan barang ke rumah sementara member bts dan Ji-min, setelahnya kepala Han dan Juyin pamit pergi karena ada yang harus mereka lakukan.

  Makan siang kali ini dengan bumbu yang mereka beli, Pudwi dibantu Ji-min menyiapkan ikan yang disimpan tadi dan membuat sup ikan yang sederhana tapi rasanya enak. Bahkan minseo yang pendiam, menambah porsi makannya.

  "Bibi, ini sangat enak. Bibi sangat pintar memasak," puji Seo Hee mengusap perutnya yang bulat dan dia bersendawa kecil.

  "Nanti malam kita makan daging, panggil ayahmu juga," ujar Seokjin ke Seo Jun membuat anak laki-laki itu mengangguk semangat.

  Setelah makan, semua orang duduk di pelantaran rumah menurunkan makanan di perut mereka. Sedangkan ketiga anak itu sudah tidur siang di kamar Pudwi beberapa saat yang lalu.

  Pudwi yang sedang mengipasi dirinya terkejut ketika Ji-min memberikannya uang 2 tael perak, dengan gesit Pudwi mengembalikannya kembali dan mengatakan kalau mereka tidak perlu diberi bagian. Mereka melakukannya dengan ikhlas dan mereka sudah mempunyai uang sendiri sekarang.

"Lebih baik uang ini untuk pengobatan bibi, kita benar-benar melakukannya dengan ikhlas kak. Jika kakak memaksa aku malah akan membayar sewa untuk setiap malamku."

  Ji-min segera menyimpan kembali uangnya, dia mengizinkan Kyungrin tinggal karena dia ikhlas membantu dan tidak pernah menginginkan uang. Ia juga senang ada seorang lagi tinggal bersamanya dan rumahnya menjadi kembali hidup. Saat Pudwi ingin mengembalikan uang untuk membeli batuan tinta dan kertas Ji-min segera menolaknya dan bahkan langsung memberi rentetan ceramah membuat Pudwi terkesiap sebentar dan akhirnya terkekeh.

  "Oke, kak setelah ini apa yang akan kakak lakukan?"

  Warga desa tidak memiliki kebiasaan tidur siang, banyak hal yang mereka lakukan dan biasanya mereka selalu sibuk. Jadi, dia ingin tahu apa yang akan Ji-min lakukan dan dia akan sangat senang membantu.

  "Mencari bambu lagi untuk membuat keranjang."

  Pudwi bersorak senang bersiap membantu, saat member bangtan ingin mengajukan permohonan mereka ingin ikut Seomin datang atas perintah kepala Han dan meminta para member bangtan datang untuk membantu membangun ruang lagi di gubuk yang kini mereka tinggali. Kepala Han ingin memperluas dapur, membuat satu kamar lagi dan memperluas ruang tamu. Tentunya member bangtan senang gubuk itu akan diperluas, namun mereka tidak mungkin membiarkan Pudwi dan Ji-min sendiri mencari bambu. Dengan penuh pertimbangan akhirnya Yoongi yang tinggal menemani dua perempuan itu. Tentu saja karena Yoongi yang menang suit membuat para maknae line mengumpat dalam hati mereka.

  "Kepala Han memang sangat baik, dia langsung membangun kamar lagi untuk mereka. Aku sangat bersyukur kita mengenal kepala Han," gumam Pudwi diangguki Yoongi disampingnya. Selalu ada orang baik di dunia ini.

  "Kyungrin, ayo berangkat."

Bts×me time travelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang