62

10 1 0
                                    


  Letak bambu-bambu tumbuh tidaklah jauh, setelah berjalan 25 menit menyusuri jalan kecil dibelakang rumah mereka sampai di pohon bambu tumbuh dan tidak sedikit orang telah berada disana dengan keranjang di punggung mereka. Ada yang memotong bambu dan ada yang mencari rebung.

  Kehadiran Pudwi, Ji-min dan Yoongi tentunya menjadi perhatian orang-orang disana. Apalagi melihat Yoongi menggendong keranjang di punggungnya milik Ji-min membuat beberapa wanita berkumpul untuk bergosip. Tentunya Ji-min mengajak mereka sedikit menjauh untuk menghindari orang-orang itu, Ji-min sudah cukup mengenal siapa wanita yang harus ia hindari.

  "Kak Ji-min berapa bambu yang kita perlukan?" Tanya Pudwi sembari berkacak pinggang dan melihat bambu-bambu di depannya dengan cermat.

  "Ayo kita potong empat dulu."

  Ji-min dan Yoongi segera bergerak untuk memotong bambu sedangkan Pudwi diam dibelakang mereka, dia tidak memiliki celurit ditangannya dan dia hanya bisa membantu memasukkan bambu-bambu yang sudah dipotong. Akan tetapi pandangannya tiba-tiba saja teralihkan ke urat-urat tangan yang menonjol saat Yoongi memotong bambu, melihat sisi Yoongi seperti ini Pudwi merasa kalau Yoongi memang pantas dinobatkan the king marry me-nya army. Yoongi terlihat sangat pantas dijadikan suami wkwk.

  Untuk menjaga otaknya tetap waras, Pudwi beralih mencari rebung di dekat. Dia tidak pernah memakan rebung dan dia akan mencoba memasak dan makannya. Menurut buku novel chinnes yang pernah dibacanya, rebung direbus dan digoreng agar renyah. Sangat menyenangkan jika dia bisa mencobanya saat ini.

  "Kak Ji, sepertinya keluargamu cukup beruntung menampung para pengembara itu."

  Ji-min yang sedang memotong-motong bambu mencoba mengacuhkan para wanita itu dan pura-pura saja tidak mendengar.

  "Iya, lihat saja bagaimana cantiknya mereka. Bahkan para pangeran mungkin kalah cantiknya dari mereka, bukan begitu kak Ji?"

  "Kak Ji, kita sedang berbicara kenapa kamu hanya diam. Oh kak Ji sudah sombong setelah berhasil mengikat salah satu dari mereka hanya dalam satu hari. Kak Ji boleh kami tahu apa trikmu itu? Mungkin berguna untuk adikku yang belum bertunangan hahaha...."

  Gerakan Ji-min yang sedang memotong bambu terhenti dan menatap mereka dengan marah," a-apa maksud kalian?"

  "Apa kak Ji kira kita bodoh? Kita hanya ingin mengingatkan kalau saudara Kang Myungsoo kini hanya tinggal ibunya dan Minseo masih kecil. Akan lebih baik kalau kak Ji masih mengingat Minseo yang masih kecil, sayang kalau dia sudah ditinggal ibunya menikah lagi."

  Brakkk

  "Apa yang kalian katakan? Jangan bicara omong kosong," lirih Ji-min melempar celuritnya kebawah dengan airmata siap turun.

  "Kenapa kak Ji menangis? Mungkin ikut pengembara itu hidup kak Ji semakin baik ya kan?"

  "Ya, keluar dari desa ini dan keliling dunia hahaha..."

  "Ada apa ini?" Tanya Pudwi membawa keranjang yang ada beberapa rebung di dalamnya lalu meletakkannya disamping potongan bambu Ji-min.

  "Me-mereka mengatakan omong kosong, aku tidak memiliki hubungan apa pun dengan tuan itu."

  Bahkan Ji-min belum memgingat nama Yoongi.

  "Apa kami mengatakan kalian mempunyai hubungan? Apa kak Ji-min memang memiliki hubungan sebenarnya?"

  Saat ini semua orang mulai mengerubungi mereka begitu juga Yoongi yang merasa kalau keduanya sedang ada masalah dengan para wanita itu.

  Pudwi dapat memahami masalah yang terjadi dari dialog mereka, ini adalah kesalahannya yang memaksa Yoongi untuk membawakan keranjang Ji-min karena Yoongi laki-laki. Karena inilah Ji-min mendapat tuduhan seperti ini, bagaimanapun dia harus memperbaiki citra Ji-min.

  "Kakak-kakak bagaimana kak Ji-min mempunyai hubungan jika istri tuan itu disini? Aku sengaja meminta suamiku untuk membawakan keranjang itu karena dia laki-laki diantara kita bertiga, aku juga menginap dirumah kak Ji-min makanya aku harus membantu pekerjaannya. Jadi kakak-kakak apa yang kalian rebutkan?"

   Setelah ini Pudwi harus meminta maaf ke Yoongi karena sudah mengakuinya menjadi suami, semoga saja Yoongi tidak marah karenanya.

  Para wanita itu terkesiap dan tidak mengatakan suatu apa pun selama beberapa detik, namun biang gosip diantara mereka tidak akan tinggal diam jika dikalahkan. Dia maju dan menunjuk Pudwi dengan galak," apa benar dia suamimu? Kita tidak sebodoh itu, bukannya kamu jalangnya mereka bertujuh? Bagaimana bisa kamu mengembara dengan para pria itu dan suamimu membiarkannya?"

  "Jangan katakan itu, mereka tamu kepala Han. Jangan menggertak mereka," peringat Ji-min namun dia langsung digertak lagi membuat tubuhnya menciut.

  "Tahu apa anda tentang kami? Apa anda tahu siapa kami? Kenapa anda berani menuduh kami seperti itu? Jika anda tidak ingin mendapat konsekuensi berat jangan mengatakan omong kosong dengan keras."

  Wanita itu langsung terhenyak mendapat balasan seperti itu, padahal ia kira gadis belasan tahun ini akan kalah darinya.

  "Dia memang benar-benar suamiku. Dikelompok kami ada pria berbahu lebar dan dia adalah paman mudaku, dua dari mereka adalah kakak-kakakku dan tiga lainnya adalah saudara sepupu dan adik suamiku. Mungkin kalian tidak percaya tapi kami juga tidak perlu kepercayaan kalian. Jangan mengganggu kak Ji-min dan membuat rumor kosong tentangnya dan kami, anda pasti belum tahu siapa kami dan seberapa kuat kami."

  Tidak ingin mendengar ocehan mereka, Pudwi mengajak Ji-min dan Yoongi untuk pindah tempat sedikit jauh, sekalian Pudwi meminta maaf ke Yoongi dan menceritakan semuanya. Yoongi tersenyum misterius, ia pun menarik Pudwi sedikit jauh dari tempat Ji-min.

  "200 tael perak lainnya, aku menukarnya dengan kalung untukmu," ujar Yoongi mengeluarkan kalung berliontin giok ungu cerah dan mengalungkannya di leher Pudwi membuat si empu memerah karena malu. Detak jantungnya seakan mau copot saat Yoongi menyingkap rambutnya dan memposisikan kalungnya agar pas," cantik."

  "Ini sangat indah ahjussi, seleramu memang bagus," kekeh Pudwi sengaja memanggil Yoongi dengan sebutan ahjussi untuk menghilangkan kegugupannya.

  "Masih Ahjussi? Bukannya Yeobo?"

  Pudwi benar-benar malu dan langsung memukul lengan Yoongi pelan untuk melampiaskan malunya, sedangkan Yoongi hanya terkekeh dan setelahnya mengajak Pudwi kembali untuk membantu Ji-min.

  "Setelahnya kamu harus memanggil Jin Hyung Samchon bukan?" Goda Yoongi membuat Pudwi memukulnya lagi.

  "Diam, lupakan hal itu pernah terjadi."

  "Nee Yeobo."
 
  "Ahjussi!"

Bts×me time travelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang