43

104 24 4
                                    

  Kruuk....kruuk....

  Taehyung dan jungkook sama-sama memegangi perut mereka yang sudah berbunyi, apalagi tidak ada seteguk air pun yang bisa mereka minum hanya untuk sekedar mengganjal perut ataupun membasahi tenggorokan mereka yang sudah kering.

  "Ahhh,aku tidak pernah selapar ini," rengek jimin yang meringkuk memegangi perutnya. Di masanya dulu, mereka tidak pernah kelaparan seperti ini jika tidak dalam fase diet. Tapi, beberapa hari ini mereka tidak mengatur jumlah makan mereka dan jarang berolahraga hingga membuat perut mereka sering merasa kelaparan.

  "Eunghh," keluh hosoek yang mulai menggeliat.

  "Hyung, hyung, seokjin hyung! Hobi hyung bangun!" Seru jimin mengindahkan perutnya yang semakin melilit seiring dia bergerak.

  "Hobi!hobi gwenchana?" Tanya seokjin mendekati keduanya.

  "Ular! ada banyak ular!" Teriak hoseok yang langsung terbangun dengan ketakutan.

  "Tenang hoba, kita sudah aman," bujuk seokjin memeluk hoseok dan mengusap punggungnya lembut.

  "Kita sudah keluar gua?" Tanya hoseok dengan air mata yang sudah mengalir.

  "Sudah, sekarang kau bisa duduk."

  "Syukurlah."

Plak

  "Eunghh....dasar nyamuk," gumam yoongi yang juga ikut terbangun lalu menundukkan dirinya.

  "Ige eodiya?" Tanya yoongi serak mengalihkan perhatian seokjin yang ada di dekatnya.

  "Hutan," jawab seokjin seadanya.

  Srek

  Yoongi mengucek matanya dan merangkak mendekati namjoon yang sedang memangku kepala pudwi yang masih pingsan(?)

  "Dia tidur atau pingsan?" Tanya yoongi dengan nada sangat rendah. Mungkin jika keadannya tidak menyedihkan seperti ini mungkin jimin sudah mengejeknya.

  "Pingsan," balas namjoon mengusap surai pudwi dengan lembut. Dia jadi rindu dengan adik perempuannya, kim geong min.

  Yoongi menghela nafas Panjang, dengan perlahan tangan putihnya yang sedikit lecet mengusap pipi berisi pudwi dengan lembut. Dengan ajaibnya, usapan yang ketiga kalinya yoongi lakukan membuat pudwi membuka matanya hingga kedua mata itu saling bertatapan selang beberapa detik.

  " Wajah haerbojji terlihat kusam," ucap pudwi membuat yoongi segera menjauhkan dirinya.

  "Hehehe.....hanya bercanda," kekeh pudwi menundukkan dirinya gugup, karena sebenarnya dia mengatakan hal itu agar yoongi tidak melihat pipinya yang mungkin akan memerah.

  "Khamsamida namjoon oppa."

  "Nee, apa ada yang sakit?" Tanya namjoon dibalas gelengan pudwi.

  "Pudwi ah, aku sangat khawatir tadi saat melihatmu melawan ular itu sendiri. Aku ingin membantumu tapi aku takut," ujar taehyung memeluk pudwi erat.

  Yoongi mendengus sebal, namun dia hanya melampiaskannya dengan menggenggam tangan jimin yang ada disampingnya dengan erat. Jimin berjengkit kaget, telapak tangan hyung keduanya itu terasa sangat dingin. Mungkin karena itu ia menggenggam tangannya agar terasa hangat.

  "Minggir hyung! pudwi ah aku sangat sangat sangat khawatir padamu. Kamu tahu? Melihatmu pingsan membuatku ingin membuang diriku sendiri pergi jauh darimu karena tidak bisa melindungi dan menjagamu," lirih jungkook dengan kedua telinga berwarna merah menandakan ucapannya begitu sangat tulus.

  Pudwi tertegun, jungkook mendekap tubuhnya dengan sangat erat dengan tubuh bergetar tangis. Dirinya bingung, apa sebegitu penting kehadirannya disisi jungkook? Apa jungkook benar-benar takut dirinya terluka? Tapi, seperti apa posisi dirinya bagi jungkook? Teman, adik atau lebih? Namun, dirinya tidak ingin terbang terlalu tinggi.

  "Bukankah kita harus melanjutkan perjalanan? Matahari sudah mulai terbit," celetuk yoongi berdiri dari duduknya dan sedikit menepuk celananya yang kotor.

  Jungkook melepas pelukannya dan sedikit melirik ke arah taehyung yang ber aura dingin. Dia tahu kalau kakaknya yang satu itu memiliki sedikit rasa dengan pudwi, namun dia tidak akan pernah membiarkannya. Dia tidak akan melepas apa yang diinginkannya, setidaknya sampai pudwi yang akan menyakiti dan memberi keputusannya nanti.

  "Apa ini darah yang mengering?" Tanya pudwi membuat jungkook mengangguk singkat," Hanya luka kemarin terbuka sedikit."

  Yoongi mengambil tongkat panjang yang dia temukan di balik semak-semak belukar   dekat mereka. Dengan kekuatan yang lumayan dia menebaskan tongkat kayu itu ke semak-semak didekatnya hingga membuat semua mata sekarang tertuju padanya.

"Apa kalian tidak ingin pergi?" Tanya yoongi datar.

  "Kita harus menemukan mata air," ujar pudwi berdiri lalu menepuk bajunya yang sedikit kotor.

  "Pudwi ah, tapi aku sekarang sangat lapar," rengek jimin membuat pudwi memejamkan matanya sebentar lalu membukanya kembali dengan terkejut.

  "Aku tidak bisa menemukan ruang dimensiku, sepertinya tertutup," ujar pudwi panik seraya mengecek lengannya yang dulu ada tato mawarnya.

  "Gambarnya memudar!" Seru pudwi panik membuat yang lain lantas berdiri dan mengelilinginya.

  "Apa kamu sudah tidak bisa mengeluarkan apa pun?" Tanya jimin dengan mata bergetar menahan tangis.

  "Maaf, tapi ini tidak bisa," lirih pudwi membuat yang lainnya menghembuskan nafas berat.

  "Kita harus segera mencari permukiman secepatnya, kita tidak ada yang baik-baik saja sekarang," ujar namjoon membuat seokjin mengangguk lesu. Ya, mereka juga haus, lapar dan lelah. Tapi mereka tidak mengatakannya secara langsung agar adik-adik mereka tidak kehilangan penyemangat untuk saat ini.

  " Yoongi Hyung, kakimu baik-baik saja?" Tanya hoseok membuat yoongi menolehkan kepala kearahnya.

  " Tidak buruk, beberapa langkah lagi mungkin akan sembuh sendirinya," balas yoongi memutar sedikit pergelangan kakinya itu dengan gerakan perlahan.

  "Aku bisa menggendongmu lagi kalau kamu mau," sahut seokjin keras.

  "Tidak usah hyung, ini tidak parah," ujar yoongi melangkah maju dengan perlahan.

  "Haerbojji kenapa?" Tanya pudwi mengikuti langkah member bts didepan yang sedang mencari jalan keluar.

  "Kakinya sedikit terluka saat di gua kemarin," sahut taehyung merangkul pundak pudwi mendekat.

"Aku bisa memijatnya, aku cukup berpengalaman," seru pudwi keras membuat yoongi mendengus mendengarnya.

  "Tidak perlu dan jangan mendekatiku beberapa saat ini."
 
  "Hah? Waeyo?"

  "Mungkin yoongi hyung cemburu."

Bts×me time travelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang